Keesokan paginya.
Pukul 09.00 KST.
Jeno tengah berada di ruangannya, lelaki itu fokus pada berkas berkas yang harus dia tandatangani.
Tok tok tok!
"Masuk."
Renjun lantas masuk ke dalam dan duduk dihadapan Jeno.
"Kudengar dari Haechan kalau Jaemin kembali mengamuk kemarin. Apa itu benar?"
"Ya, itu benar."
"Lalu semalam kau juga berangkat bekerja, kan?"
"Iya..."
"Lalu apa Jaemin bekerja juga semalam?"
"Haechan menguncinya di kamar lalu meminta cuti pada sekretaris Jaemin."
"Jadi Jaemin semalam libur dan dirumah saja bersama Haechan?"
"Benar."
Renjun berdecak pelan.
"Sudah kuduga.""Kenapa kau juga tidak mengambil cuti dan di rumah saja bersama Jaemin dan Haechan? Hitung hitung siapa tahu hubungan kalian bisa membaik?"
"Jaemin tak akan suka itu. Dia pasti tidak akan nyaman kalau aku bersama mereka juga. Aku hanya ingin membuatnya nyaman."
"Darimana kau tahu Jaemin akan lebih nyaman jika kau tak berada di rumah? Lagipula itu juga rumah kalian berdua. Kalian sudah menempati rumah itu dari kalian lahir."
"Sudahlah, Renjun..."
Renjun berdecak kesal sambil menatap Jeno.
"Kau sudah berubah, Lee Jeno."Jeno lantas menoleh pada Renjun.
"Apa amksudmu?""Kau bukan Lee Jeno yang kukenal dulu."
"Kenapa kau jadi tidak peduli apapun sekarang?" Tanya Renjun.
"Jaemin juga berubah menjadi tidak peduli apapun semenjak Jisung meninggal, kan?" Balas Jeno.
"Tapi setidaknya kau bisa mengerti saudara kembarmu, kan?"
"Jadi menurutmu dia juga tidak perlu mengerti aku?"
"Jangan membuatku seolah olah menjadi satu satunya orang jahat disini, Renjun."
Jeno menatap Renjun kesal, lalu kembali fokus pada berkas berkas yang ada dihadapannya.
"Jadi, apa yang kau inginkan?" Tanya Renjun.
"Tidak ada."
"Katakan saja, Lee Jeno. Kalaupun itu soal kontrak kerjasama dengan perusahaan Jaemin, aku akan membantumu."
"Aku sudah melupakan masalah kontrak itu. Biarkan saja Jaemin melakukan semaunya."
"Kau menyerah?"
"Menyerah apanya?"
"Menyerah untuk memperbaiki hubungan kalian."
Jeno terdiam sejenak, sebelum akhirnya kembali bersuara.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]
Fanfiction[SEQUEL Dear Jisung] Musuh tetaplah musuh, meski dia adalah saudara kembarmu sendiri. Prinsip hidup itu yang dipegang pengusaha sukses bernama Lee Jaemin. Lelaki yang penuh dendam pada saudara kembarnya sendiri. Karena saudara kembarnya itu adalah...