45. Disaster

30.8K 3.7K 1.7K
                                    

Renjun menatap kedua lelaki yang ada dihadapannya ini dengan wajah datar. Sedari tadi dia merasa seperti tiang ditengah kedua insan yang sedang berkencan.

Sudah 3 bulan semenjak Jeno kembali, dan hari ini dia dan Jeno sedang berada di ruang kerja Jaemin. Awalnya Jeno yang mengajaknya untuk ikut bersama, tapi setelah lelaki itu masuk ke dalam ruangan saudara kembarnya, Renjun ditinggal dibelakang seperti angin.

Jeno dan Jaemin kini tengah berbincang mengenai peluang bisnis dan perpanjangan kontrak kerjasama kedua perusahaan mereka.

Memang tak ada yang aneh, apalagi yang mereka bicarakan adalah peluang bisnis.

Tapi nada berbicara mereka satu sama lain benar benar membuat Renjun mual. Terutama Jeno selalu tersenyum hingga menunjukkan mata bulan sabitnya itu. Seperti orang bodoh saja.

Kini yang bisa Renjun lakukan hanyalah meneguk kopinya dalam diam sambil memperhatikan kedua lelaki bodoh dihadapannya ini.

Entah menurutnya ini bagus atau tidak, tapi mereka berlebihan, Renjun harus bagaimana sekarang? Bagaimana cara agar dia bisa keluar dari situasi menggelikan ini.

Sosok Renjun sekarang ibaratkan tembok polos tanpa hiasan.

Tak menarik.

"Wèishéme wǒ yào hé liǎng gè shǎ háizi chǔyú zhèyàng de jìngdì?" Gumam Renjun dalam bahasa Cina.

Jeno dan Jaemin serentak menatap Renjun sambil mengerutkan kening mereka.

"Kau bicara apa?" Tanya Jaemin curiga.

"Kau mengejek kami, ya?" Sambung Jeno ikut berbicara.

"Aku hanya membaca puisi." Balas Renjun asal sambil memutar kedua bola matanya.

"Mencurigakan."

Renjun berdecak pelan dan lantas bangkit dari duduknya. Lelaki itu memijit pangkat hidungnya sambil menatap jengah kearah Jeno dan Jaemin.

"Aku tahu kalian sudah setahun tak bertemu, tapi bisa tidak kalian bersikap seperti biasa? Menggelikan."

Jaemin tak terima dengan ucapan Renjun.
"Shhhtt, diam saja."

"Lalu apa gunanya aku disini?! Jeno yang mengajakku tadi!"

Jeno tampak berpikir sebentar, lalu tersenyum ke arah Renjun.
"Yasudah, kau boleh pergi kalau begitu."

Renjun menatap Jeno tak percaya, baru saja lelaki itu hendak membuka suara, terdengar suara pintu yang diketuk dengan terburu buru.

"Siapa itu?" Tanya Renjun bingung.

"Masuk." Saat Jaemin membuka suara, pintu itu terbuka dan sekretaris Jaemin serta beberapa karyawan masuk ke ruangan Jaemin dengan tergesa gesa.

"Maaf karena tak sopan, daepyo~nim. Tapi kita punya situasi darurat."

Jaemin dan Jeno bertatapan sebentar, sebelum kembali menaruh atensi mereka pada sekretaris Jaemin yang datang sambil membawa beberapa berkas.

"Peluang bisnis dan data data pribadi perusahaan kini di hack oleh salah satu akun rahasia, kami sudah memeriksa email dari akun itu. Diduga akun itu sengaja dibuat oleh perusahaan LTK Corp untuk mencuri data perusahaan kita."

Jaemin melotot kaget dan segera merampas berkas yang sekretarisnya pegang.
"Bagaimana bisa?!!!"

Sementara itu, sekretaris Jeno masuk dengan langkah tergesa gesa.

"Daepyo~nim, kita dalam masalah!"

Jeno kini mendekati sekretarisnya, kasus yang sama dilaporkan sekretaris Jeno.

Rain || NCT dream [PRE ORDER!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang