Bertahanlah Sayang

462 27 2
                                    

Uang telah disiapkan oleh pihak Bank, dan dimasukkan ke beberapa koper kecil, sengaja itu dilakukan supaya Arga dapat mengulur waktu hingga bantuan dari dari Dion dan kepolisian datang,  setelah selesai mengambil uang di Bank, Arga dan sekretaris Haris berpisah tujuan, Haris menjemput pengacara Hardi sedangkan Arga langsung Tancap Gas menuju Bandung Selatan ke lokasi yang  sebelumnya dikirimkan oleh Haris.

Arga mengendarai mobilnya memasuki kawasan pinggir hutan dengan jejeran pohon Pinus disepanjang jalan, ternyata lokasi yang di sepakati berada tidak jauh dari tempat dibangunnya hotel dan resort miliknya, desa yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh hamparan kebun teh dan juga hutan lindung

Melintasi jalan yang berkelok dengan di pandu oleh Ryan yang berjarak kurang lebih 100m didepannya, mobil Arga melaju pelan karena minimnya penerangan disepanjang jalan, hanya  lampu sorot dari mobilnya lah yang membantu menerangi jalan yang semakin lama semakin gelap dan mendaki mendekati kawasan hutan tersebut

Ryan memberhentikan sebentar mobilnya, lalu memberikan tanda dengan lampu sen kanan, sedangkan mobilnya malah berbelok kekiri, yang menandakan dia hanya bisa mengantar Arga sampai di pertigaan jalan, dan dia sendiri akan memutar mencari jalan lain

Arga lantas melajukan perlahan mobilnya dan berbelok kearah kanan, tapi tidak lama kemudian dia memberhentikan mobilnya, karena ternyata jalan yang dilaluinya tidak dapat dilewati oleh kendaraan, ia pun segera turun dan berjalan dengan membawa satu buah koper berisi uang tebusan sedang sisanya sengaja ia tinggalkan di dalam mobil, menuju ke atas bukit dimana terlihat sebuah rumah yang terlihat terang , lebih terlihat seperti villa yang biasanya berada di daerah puncak

Suara serangga malam berbunyi nyaring saling bersahutan, membuat suasana malam semakin mencekam, bintik-bintik dari bulu halus yang berdiri terasa di pergelangan tangan dan juga tengkuk Arga, merinding Arga mengusap tengkuknya

"Demi kamu dan anak kita, bertahanlah sayang"

Sampai didepan pintu gerbang utama Arga melihat empat orang pria, tiga orang berbadan besar dan satu orang  berbadan kurus berjalan pincang dengan berpakaian hitam keluar dari pintu ganda yang terbuka, lekas ia mengeluarkan ponsel dari saku yang sudah ia nyalakan GPS nya dan menyelipkannya ke salah satu pot besar berisi tanaman yang berada di didepan pagar, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika nanti orang suruhan Arman tersebut menggeledahnya

Salah seorang preman mendekati pintu gerbang dan membukanya untuk Arga. Arga melangkah perlahan dengan tenang, tapi sorot mata tajam dan menggelap membuat preman yang membuka pintu langsung tertunduk melihatnya

Aura kemarahan terlihat jelas Dimata elang milik Arga, sorot tajam dan postur tubuh Arga yang tinggi dan terlihat atletis ternyata mampu mengintimidasi empat orang preman yang menyambutnya, karisma seorang Farrand nampak pada diri Arga walaupun usianya terbilang muda

"Geledah dia" ucap salah seorang preman mencoba menghindari tatapan mengintimidasi dari Arga dan langsung dilakukan oleh preman yang tadi membuka pintu gerbang, tangan besarnya menggeledah keseluruh pakaian Arga dari atas hingga bawah

"Aman boss"

"Mana Arman?" Dingin Arga bertanya tanpa senyuman

"A..ada didalam" preman bertubuh kekar menjawab dengan tergagap bahkan menelan ludahnya berkali-kali karena gugup melihat Arga, hingga preman yang bertubuh paling kurus menginjak kakinya

"Aduhh" preman yang diinjak kakinya terlihat bingung, karena dia tidak merasakan sakit sama sekali karena injakan temannya, tetapi malah temannya yang kurus yang justru meringis menahan sakit karena dia lupa kaki yang di gunakan untuk menginjak temannya terluka akibat pisau yang menancap karena ulah Kirana

I Know You LOVE Me (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang