Menjemput Kirana

466 35 6
                                    

Sebuah hantaman dari benda tumpul mengenai punggung pria berbadan besar tersebut membuat pria itu mengerang dan terhuyung kedepan, namun masih bisa menguasai dirinya lantas berdiri tegak, sambil menggerakkan bahu dan lehernya

"Sialan kuat juga" gumam sakti

Pria itu membalikkan badannya melihat kearah sakti dengan senyum mengejek, karena hantaman kayu yang Sakti berikan tidak berdampak apapun kepadanya. Melangkah perlahan kearah Sakti dengan menggenggam senjata api ditangan kanannya, namun baru beberapa langkah, sebuah hantaman kembali pria itu dapatkan dan kali ini berhasil membuatnya tersungkur hingga senjata yang dipegang pun terlepas dari tangannya, sakti yang melihat senjata itu terjatuh langsung berlari dan menendangnya jauh dari jangkauan pria tersebut.

Pria itu mencoba berdiri seraya memegang tengkuknya yang terasa nyeri karena hantaman besi yang Dhika berikan, tapi belum sempat berdiri sempurna Dhika kembali menyerangnya dengan memberikan tendangan ke arah wajah pria tersebut membuat pria itu kembali terhuyung kebelakang, darah segar mengalir dari bibirnya, diusapnya dengan ibu jari lalu tersenyum mengejek kepada Dhika

"Cuma segitu kemampuan Lo bocah" ejeknya menantang

Dhika melempar potongan besi yang dipegangnya, lalu berjalan mendekati pria tersebut, membuat pria tersebut mundur beberapa langkah melihat aura dingin yang terlihat dari wajah Dhika. Pria itu mendengus kasar lantas bergerak cepat menyerang Dhika dengan melayangkan pukulan, namun dengan mudah Dhika menangkisnya, jangan lupakan tentang keahlian beladiri Adrian karena bukan hanya Kirana yang memiliki kemampuan yang diturunkan olehnya, Dhika pun sama terlatih nya seperti sang kakak

Preman itu terhuyung kedepan, karena pukulannya meleset seperti memukul angin, lewat begitu saja, dia pun kembali mencoba menyerang kali ini dengan gerakan lebih cepat namun Dhika lebih waspada, sedikit membungkukkan badannya, bergerak miring kesamping lalu menepis tangan kanan preman tersebut, dengan sikutnya menghantam punggung pria yang badannya lebih besar dari dirinya. Pria tersebut tersungkur, kemudian mencoba bangkit dengan badan sedikit terhuyung, tak ingin membuang waktu lebih lama lagi dengan gerakan melompat Dhika melesakkan tendangan kearah dada hingga preman tersebut membungkuk mundur memegang dadanya yang terasa nyeri dan sesak, kembali Dhika bergerak kali ini memutar badannya dan melayangkan tendangan lurus ke wajah, hingga terdengar bunyi keras dari rahang preman tersebut disusul darah yang menyembur dari mulut preman yang akhirnya terhempas mendaratkan badannya pada lantai dingin didalam pabrik

Brukk

Nafas Dhika masih memburu, hingga dadanya terlihat naik dan turun, berjalan mendekati preman yang tersungkur, langkahnya mendadak berhenti ketika lengannya ditarik oleh Sakti

"Jangan, cukup Dhik, dia sudah gak berdaya" cegah Sakti lalu melewati Dhika dengan membawa tali untuk mengikat preman yang ternyata pingsan

Dhika mengambil senjata milik preman tersebut lalu menyelipkan di saku belakang celana jeans nya, netra nya mengedar mencari Kirana yang terakhir dia lihat bersembunyi didekat tangga, setelah melihat kakaknya sedang menaiki tangga, dia bergegas mengejarnya

Rumah keluarga Danish

Pihak kepolisian menyisir area rumah Keluarga Faisal Danish tempat Kirana disekap oleh Arman, didalam rumah tersebut mereka menemuka beberapa botol miras diruang makan, sedangkan dilantai dua, tepatnya dikamar tempat Kirana disekap mereka menemukan tali yang mereka gunakan untuk mengikat tangan Kirana

Arga dan Dion masih berada di TKP didampingi penyidik mereka menyusuri samping rumah hingga sampai di pintu kecil yang terhubung dengan jalan besar, karena menurut saksi yaitu Vanya, Kirana melewati jalan yang sama dengannya untuk meloloskan diri

Salah seorang polisi datang lalu memberi hormat kepada Penyidik yang mendampingi Arga untuk memberi laporannya

"Lapor komandan, kami berhasil mengikuti jejak tersangka Arman dan anak buahnya, diduga mereka saat ini bersembunyi di pabrik teh milik perkebunan PT. Sinar Gemilang, kami siap melaksanakan perintah selanjutnya"

I Know You LOVE Me (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang