kesempatan

574 37 2
                                    

Arga masih terdiam di balkon kamar hotel yang ia tempati, bayangan Kirana memenuhi isi kepalanya, istri cantiknya terlihat mengenaskan ketika terakhir kali mereka bertemu, wajah pucat dan tubuh yang terlihat lebih kurus, padahal saat ini Kirana sedang mengandung buah cinta mereka.

Sudah dua hari Arga belum bisa bertemu kembali dengan Kirana, sejak terakhir kali istrinya histeris memintanya untuk keluar dari kamar yang Kirana tempati, penyesalan bercampur frustasi kini menyeruak dalam hatinya

Tepukan pada bahu membuat Arga tersentak dari lamunan panjangnya

"Mi"

"Udah dua jam kamu diluar Ga, tuh kopi kamu sampe dingin"

Arga meraih secangkir kopi diatas meja yang sudah tidak mengepulkan asap, lalu menyesapnya perlahan, dingin

"Apa perasaan kamu seperti kopi ini Na, awalnya hangat lalu terabaikan hingga akhirnya menjadi dingin"

Arga menghela nafasnya, menyimpan kembali kopi diatas meja

"Ga, mami minta maaf" lirih mami Wina

Kening Arga berkerut dalam "maaf kenapa mi?"

"Semua ini salah mami" mami Wina mulai terisak

"Harusnya mami percaya sama papi kamu, tapi mami dibutakan oleh sahabat mami sendiri, kalau saja mami tau dari dulu, mungkin mami sudah memutuskan persahabatan mami dengan Dewi dan Clara"

"Sstt..mami gak salah apa-apa, Arga yang salah karena enggak pernah terbuka dengan istri Arga"

"Jangan salahkan diri mami, semua nya hanya salah paham, Arga yakin Kirana hanya emosi sesaat"

"Dia hanya perlu waktu untuk memaafkan Arga dan Arga akan sabar menunggunya" Arga menggenggam jemari mami Wina dan mengecup punggung tangannya, keduanya lantas tersenyum

Sejak keluar dari kamar Kirana, Arga  yang tengah terpuruk karena penolakan Kirana dibuat terkejut oleh sikap Ryan, sosok Ryan yang telah membuatnya cemburu hingga dia memutuskan untuk menyusul istrinya ke Bali ternyata adalah orang yang memberikan dukungan agar dia tidak menyerah mengambil hati Kirana kembali, Ryan mengatakan padanya bahwa dia menemani Kirana dan Dhika ke Bali hanya karena ingin lebih dekat dengan kedua ponakannya tersebut. Arga baru mengetahui kalau Ryan adalah adik angkat mertuanya, dan hal itu membuat Arga merasa lega sekaligus menyesal karena telah berpikiran buruk terhadap Ryan dan juga istrinya. Dan bukan hanya Ryan, bunda Riana juga memberikan dukungannya pada Arga

"Oh, iya nanti jam sepuluh malam, mertua kamu menyuruh kamu untuk kekamar Kirana"

"Beneran mi, Arga gak mau Kirana histeris seperti kemarin"

"Iya beneran, tadi Riana sendiri yang bilang sama mami" ucapan mami Wina membuat Arga bernafas lega dan tersenyum lebar

Tepat jam sepuluh malam Arga sudah berada didepan pintu kamar Kirana namun hingga 30 menit menunggu barulah bunda Riana membuka pintu untuknya, sesuai pesan dari bunda Riana supaya Arga tidak menekan bel ataupun mengetuk pintu dan menunggu bunda Riana sendiri yang akan membuka pintu untuknya

"Ayo masuk Ga" sengaja bunda Riana memelankan suaranya hingga nyaris berbisik

"Ada apa sebenarnya Bun?"

"Kamu temani Kirana ya dikamar"

Eh gimana?

"Tapi Bun, nanti Kirana histeris seperti kemarin" walaupun hati Arga bersorak senang, tapi rasa khawatir atas penolakan Kirana juga dia rasakan

"Kirana sedang tidur, nanti biar bunda pindah kekamar mami kamu"

"Dhika?"

"Dhika tidur dikamar Ryan, Ryan sendiri sudah pulang ke Jakarta tadi pagi" ucap bunda Riana seolah tahu apa yang ada dipikiran Arga

I Know You LOVE Me (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang