9 | PDKT

44 5 11
                                    

Beberapa kertas dibiarkan berserakan dimeja ruang tamu. Atha berusaha membereskan pekerjaannya yang belum sempat terselesaikan dikantor.

Wajahnya tertekuk, sesekali menunjukkan rasa frustasi sebelum Ia merenggangkan tangan ke belakang dengan bernafas lega.

"Akhirnya beres juga" gumamnya.

Dengan refleks kepalanya melakukan streching agar tidak terasa kaku karena terus menatap laptop berjam-jam.

Matanya pun teralih pada segelas yoghurt yang terlihat segar dengan buah storberi kecil yang menempel pada ujungnya.

Ternyata Alya telah menaruhnya sejak Atha sedang fokus pada pekerjaan.

"Enak" dengan senyum yang mengembang.

Atha berdiri dan mencari sosok yang telah membuat yoghurt lezat tersebut.

Ia menemukan Alya dengan posisi jongkok di halaman rumahnya.

"Nona, lagi ngapain?" mendekatinya.

"Lagi nyari simba" jawabnya tanpa menoleh.

Simba??. Pikiran Atha melayang pada kucing yang memiliki warna orange, coklat dan putih yang sering bermain dengan Alya.

Ia pun tertawa kecil "Aku bantu cari ya" sahutnya.

Mereka menyebar mencari sosok binatang yang bertubuh gemuk itu, hingga mereka sampai pada taman komplek yang memperlihatkan anak-anak tengah berlarian pulang karena cuaca yang mendung.

"Huh, kayanya ga ada" keluh Alya.

"Lagi ngumpul di basecamp sama temen-temennya mungkin" jahil Atha yang dibalas dengan senyum kecut oleh Alya.

Tetesan hujan pun berjatuhan membasahi mereka yang tinggal berdua di sepinya taman komplek.

"Yah, hujan" belum sempat tangan Alya menutupi kepala, ternyata Atha telah mendahuluinya.

"Kita berteduh di gazebo aja dulu, kalau pulang lumayan jauh" ujarnya seraya memperhatikan Alya.

Alya terdiam, laki-laki didepannya ini menaruh perhatian padanya. Ia pun mengangguk dan berlarian kecil. Kali ini perhatian tersebut berpengaruh besar pada hatinya.

"Aku udah telpon Mang Yaya buat jemput kita di gazebo, bentar lagi nyampe kayanya"

"Itu bukan Ka, kayanya dia pake mobil Ka Atha ya" tunjuknya pada mobil hitam yang telah mendarat didepan mereka.

"Iya gapapa, soalnya habis servis mobil juga" Ia pun menghampiri Mang Yaya dan mengambil kunci mobil.

Mang Yaya pun tersenyum seraya pergi dengan mengenakan payung. Ternyata Atha berinisiatif untuk mengendarai mobilnya sendiri.

"Eh, Mang Yaya ga ikut pulang? Kasian dia jalan kaki loh Ka" heran.

"Justru kita yang gak ikut pulang" jawabnya enteng seraya terkekeh.

Mobil melaju kencang meninggalkan Alya yang kebingungan.

Sampailah mereka di sebuah butik, Atha mempersilahkan Alya untuk memilih baju yang Ia sukai karena bajunya telah basah. Sedangkan Atha sibuk mencari baju blouse yang cocok sebagai pengganti bajunya.

Alya mengerling pakaian yang berderet rapi dengan desain yang stylish dan modis. Ia benar-benar menyukai semua pakaian yang elok itu.

Namun matanya tertuju pada long dress casual selutut berwarna dusty pink yang dipadukan dengan celana kain berwarna hitam.

Sempurna. Gumamnya.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit dikamar pas, Atha menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

"Alya dimana ya?" Batinnya.

Pandangannya teralih pada sosok karyawan butik yang tengah mengobrol dengan seorang perempuan di ambang pintu.

Atha mengambil beberapa langkah untuk bertanya mengenai keberadaan nonanya itu. Namun, perempuan berkerudung flawless menoleh dengan senyum yang mengembang.

Sontak saja Atha menghentikan langkahnya, Ia merasa apa yang dikatakan oleh Hasta benar, Alya itu bidadari yang kayanya nyasar dibumi.

"Jantung gue auto abnormal kalo liat dia terus" gumam Atha seraya memegang dada sebelah kiri.

Atha dengan sigap mengendalikan perasaannya saat di samping Alya, walaupun matanya tak henti menatap gadis yang berbinar-binar itu.

"Makasih ya ka, ini bajunya aku suka banget" sahutnya dengan riang.

"Iya sama-sama, cocok sama kamu" balas Atha tersenyum.

"Yuk, kita pulang ka" ajak Alya berbalik hendak pulang.

"Jangan dulu, kita harus pergi ke suatu tempat lagi"

"Kemana Ka?"

"Ikut aja"

***

Retinanya membulat, melihat hamparan binatang kecil bersuara dengan tingkah yang menggemaskan.

Sebagian dari mereka ada yang bermain, makan, berkeliling bahkan berinteraksi dengan para pengunjung.

Pet shop. Itulah tempat yang Alya dan Atha berada.

Secara spontan Alya berhambur mendekati binatang berbulu itu. Ia sangat senang melihat binatang yang Ia sukai begitu banyak. Seakan lupa kepada sosok yang membawanya ke tempat itu.

"Jadi gimana?? Kamu suka kan?"

"Pake banget" jawabnya tersenyum seraya mengelus binatang di pangkuannya.

"Coba pilih satu, nanti kita bawa ke rumah"

"Beneran?" Alya terperanjat.

"Iya biar nona ga bosen di rumah" ujarnya ramah.

Seketika Alya terdiam, Ia beranjak dari duduknya dan membiarkan kucing bermain bersama yang lainnya.

"Kayanya ga perlu ka, pilihan aku udah jatuh sama kucing komplek"

"Eh, yakin? itu kan kucing liar" memastikan.

"Iya Ka, kasihan 'simba' kucing liar yang selalu mencari makan di komplek, daripada ga ada yang ngurus mending sama kita aja"

"Lagipula kucing-kucing disini udah terjamin kehidupannya Ka, mereka tinggal tunggu pemilik baru yang membawanya. Beda nasib dengan kucing liar yang sering kita temui di jalan" tuturnya berusaha meyakinkan.

"Kamu baik banget sih Ay, ya udah kita beli makanannya aja"

🌷🌸🌷

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang