40 | Yang terbaik

83 14 1
                                    

"Untuk beberapa waktu ini mungkin kita tidak bisa bersama"

Alya mencoba mencerna perkataan laki-laki tersebut, kenapa Ia begitu mudah memberikan sebuah harapan dan juga penyesalan ?

Alya pun tersenyum tipis, beberapa hari telah Ia lalui tanpa kehadirannya.

"Aku rasa jika nona terus bersamaku atau Aku yang berusaha terus mendekati Nona, pasti selalu saja ada masalah yang datang. Aku tidak ingin kesedihan selalu menyelimuti dirimu, cukup Aku yang merasakannya bukan kamu"

"Terkadang Aku rasa, mungkin Tuhan tidak ingin Nona berjodoh dengan orang hina seperti diriku ini. Aku selalu merasa tidak pantas untuk bersanding denganmu, apalagi setelah peristiwa yang menimpamu kemarin, Itu semua memang salahku. Aku sangat minta maaf Nona" jelasnya dengan senyuman yang terlihat palsu.

Memang benar lantunan piano yang Ia mainkan mulai tak beraturan, Ia merasa hatinya rapuh jika harus berbicara seperti itu pada Alya. Sedangkan perempuan yang disampingnya terlonjak mendengar semua penuturan Atha. Begitu pendeknya pikiran Alya hingga Ia terus berpikiran negatif pada sosok laki laki yang berada disampingnya, yang justru bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya.

"Nona, Aku tidak ingin kau terus tersakiti karena diriku. Jika kita memang berjodoh pasti Tuhan akan mempertemukan kita kembali di waktu yang tepat. Oleh karena itu, Aku ingin memperbaiki diriku terlebih dahulu, setelah itu Aku akan menemuimu"

"Jadi Aku juga tidak akan memberi harapan padamu, jika kamu telah menemukan seseorang yang sempurna bagi hidupmu maka terimalah, Namun jika Tuhan berkehendak maka kita akan dipertemukan kembali"

Atha menyampingkan tubuhnya dan menatap lekat manik mata cokelat muda milik gadis itu. Cairan bening yang menyelimuti matanya, terlihat jelas oleh Atha.

"Sepertinya selama ini Aku selalu berpikiran negatif kepadamu Ka Atha. Untuk hari ini juga Aku masih berprasangka buruk mengenai dirimu. Aku yang seharusnya minta maaf"

"Aku juga mengerti, memang tidak mudah menghadapi semua yang terjadi padaku maupun pada Ka Atha, tapi menurutku itu semua bukan salah Ka Atha tapi ini semua sudah suratan takdir tuhan. Aku juga yakin jika Tuhan berkehendak maka kita akan dipertemukan kembali" tersenyum penuh arti.

"Aku sangat menyukaimu Nona" sahut Atha membalas senyum.

Alya mengangguk, didalam batinnya Ia merapalkan kalimat yang sama. Ia melambaikan tangan tepat kedepan wajah Atha, agar tidak melihatnya begitu lama. Lalu Atha pun kembali memainkan pianonya, walaupun sebenarnya Ia sedang berusaha keras agar rintikan air mata yang jatuh tidak terlihat. Tak ubah dengan sosok perempuan yang berada disampingnya, Ia pun menitikan air mata bukan hanya karena sebuah alunan musik tapi pertemuan yang mereka lakukan hari ini merupakan pertemuan yang terakhir kalinya.

***

Dengan segera Dirga memasuki ruangan kamar Alya. Hari ini memang cukup melelahkan karena banyak sekali pasien yang harus ditangani sehingga pengawasannya pun sedikit terbengkalai terhadap Alya.

"Assalamualaikum..Ay, kamu baik baik aja ?"

Alya yang baru saja tiba dan sedang merapikan selimutnya, lalu tersenyum kala melihat Dirga.

"Waalaikumsalam Ka, Aku baik baik aja"

"Apa tadi kamu diantar pulang oleh pria kasar itu ?"

Alya tertawa kecil mendengar nama panggilan Atha yang berubah menjadi sebutan "pria kasar", yang justru menurutnya sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.

"Tentu Ka, dia mengantarkan Aku sampai ke kamar"

"Kamu diajak pergi kemana sama dia ?" tanya Dirga penasaran.

"Hanya berkeliling saja Ka, lalu makan dan pulang"

"Lain kali Kakak tidak akan memberikan izin lagi, Kakak sangat khawatir sama kamu Ay"

"Iya Ka, karena dia tidak akan kesini lagi kecuali.."

"Apa ?"

"Bunga merahnya yang akan selalu ada disini" Alya menoleh ke arah vas bunga.

"Jadi, selama ini bunga mawar itu pemberian si pria kasar itu?"

"Iyaa Kaa"

Terlihat guratan tidak suka tergambar di wajah Dirga.

"Bolehkan Ka ? itu kan hanya bunga"

Dirga menghembuskan nafasnya, merasa berat untuk menjawab pertanyaan Alya

"Karena Aku sangat menyukai bunga itu" sambung Alya kembali.

Dirga menatap wajah gadis itu, rasanya Ia tahu bahwa adiknya itu menyukai pria tersebut.

🌷🌸🌷

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang