25 | Aulia Pinandhita

102 17 3
                                    

Seorang siswi SMA sedang duduk di tepi lapangan dengan rambut panjang tergerai bersama teman-temannya. Mereka sedang asik melihat pertandingan basket yang sedang berlangsung. Sedangkan yang lainnya justru malah memperhatikan gadis tersebut. Kenapa tidak ? karena pesonanya, banyak berwara-wiri di media sosial sebagai seorang model.

Di sela istirahat berlangsung, seorang pemain basket mendekat dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang membasahi tubuhnya. Laki laki tersebut menarik napas panjang.

"Gue mau ngomong serius sama Lo"

Gadis itu tersenyum kecil.

"Mau gak lo jadi pacar gue, Aulia Pinandhita ?"

Kini, atmospir yang terjadi di antara mereka sangatlah berbeda. Sebuah senyuman pun tersungging begitu manis.

"Dengan senang hati, Gibran."

***

Atha sudah bersiap untuk keluar dari rumahnya. Dengan begitu semangat Ia menuruni anak tangga. Inilah waktu yang tepat untuknya bertemu dengan seseorang yang sangat dirindukan.

Setelah melewati waktu yang cukup panjang, akhirnya Ia menemukan lokasi tempat tinggal Alya bersama dengan Dirga. Hal tersebut Ia dapat dari mata-mata yang Ia kirim dan pekerjakan. Walaupun Ia sempat beradu mulut dengan dokter tersebut. Ia benar-benar khawatir akan keadaan Alya, yang tinggal dengan pria yang tidak dikenal.

Atha masih tak habis pikir dengan tindakannya waktu itu, meninggalkan Alya karena jebakan Aulia. Ia merasa Alya pasti akan kecewa dan membencinya.

Terlebih, Ia sudah kurang fokus dari pekerjaannya demi mencari keberadaan nona kecil. Begitu pula  masalahnya dengan Hasta. Ingin sekali Ia memecatnya tetapi pasti Ayahnya tidak akan setuju. Terutama setelah kejadian Ia berkelahi dengan sahabatnya itu.

Satu persatu masalah harus cepat Atha selesaikan. Tiba-tiba langkahnya terhenti oleh sosok perempuan paruh baya yang berdiri di ambang pintu.

"Eh, Ibu ?? tumben pagi pagi ke sini ?"

"Ibu cuma pengen nengok aja, udah lama kita ga ketemu " jawab Nursa- ibunda Atha- dengan tenang lalu memeluk anaknya tersebut.

Atha mengajak ibunya masuk, akan tetapi Ia terkejut melihat sosok perempuan yang mengekor di belakang ibunya. Seketika, Atha melayangkan tatapan tajam.

"Ngapain lo ada disini ?" seraya mendorong perempuan tersebut agar tidak masuk.

"Gak sopan, kamu Atha. ini kan Aulia" sahut ibunya seraya mengajak Aulia untuk duduk.

"Cih, skenario apa lagi ini" gumam Atha kesal.

"Sebenarnya ada apa bu?"

"Katanya Aulia ingin menyampaikan sesuatu pada kita, silahkan nak"

Aulia mengangguk "Jadi, Aku kesini ingin meminta pertanggungjawaban atas perilaku Gibran"

"Memangnya dia ngelakuin apa ?" tanya Nursa.

"Aku hamil bu, mengandung anaknya Gibran" seraya mengelus perut.

Bak disambar petir di siang hari, Ibu Nursa memegang jantungnya yang begitu lemah. Ia tidak menyangka anaknya akan melakukan hal seperti itu.

Plak!

"Lo udah gila ya!" bentak Atha setelah menampar Aulia.

"Gue punya buktinya Ran," dengan pipi kanannya yang memerah, Ia menunjukkan hasil tes positifnya.

"Gue udah ga ada hubungan lagi sama Lo, dan Gue gak mungkin ngehamilin Lo" Atha mengelak.

"Cukup!" teriak Nursa.

"Ibu kecewa sama kamu!" seraya menangis.

"Bu, dengerin dulu Atha, Aku ga mungkin ngelakuin hal itu. Bisa aja hasil tesnya itu palsu. Ibu percaya kan sama Atha ?" mencoba menenangkan.

Nursa menggelengkan kepalanya dengan lemah, mencoba untuk percaya dan berharap apa yang dikatakan anaknya itu benar.

"Kamu jangan terus berbohong Atha, bahkan aku juga memiliki beberapa bukti lainnya" sahut Aulia dengan menunjukkan beberapa poto di ponselnya.

"Bitch! Lo keluar dari rumah gue sekarang juga!" bentak Atha.

Aulia tersenyum "Aku akan menunggu pertanggungjawaban kamu Ran, Aku pamit tante"

Aulia pergi dengan senyuman seringai di wajahnya. Walaupun Nursa memalingkan wajah dan tidak menyalaminnya.

Makanya jangan macem-macem sama Gue Ran!. batinnya.

"Jangan sampai Ayahmu tau" ujar Nursa mengkhawatirkan anaknya.

Atha mengangguk "Aku akan membuktikan bahwa Aulia itu tidak hamil Bu"

"Bu, Aulia itu licik, dari dulu Aku hanya dijadikan sebagai ATM berjalan baginya. Selama ini, dia hanya memanfaatkan Aku"

"Terlebih dia bukan wanita baik-baik, Aku melihatnya bersama dengan pria lain" Atha meyakinkan ibunya.

Nursa masih memiliki kepercayaan penuh pada putranya. Ia juga tidak ingin begitu saja percaya, karena kemungkinan besar beberapa orang memiliki niatan yang sama untuk menghancurkan atau merauk kekayaan keluarganya.

Seharusnya hari ini adalah hari yang indah bagi Atha, namun lagi-lagi masalah datang menghampirinya. Apakah takdir akan selalu memisahkan dia bersama Alya ?

🌷🌸🌷

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang