Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu oleh Atha, dimana Ia bisa mengambil cuti seminggu entah untuk alasan apa Ia melakukannya. Namun hal itu membuatnya tak henti henti bernyanyi dengan riang gembira.Dengan iringan lagu know me to well - new hope club, Ia merasa tengah berada dalam panggung suka suka.
Hasta melihat temannya dengan tatapan yang tak dapat diartikan, dari tadi Ia melihat Atha terus saja menampilkan senyuman di wajahnya.
Terkadang ingin sekali ia bertanya pada temannya itu,
Lo gak lagi halu kan?. Batin Hasta
"Ta!" panggilnya.
Namun Atha tidak menjawab.
"Woy Ta!" kedua kalinya.
"Iya, apa Nona? " spontannya.
"Nona?! gue Hasta temen lo, kayanya lo bener bener lagi halu dah atau lo lagi mikirin cewek panti itu ? Astaga!! kayanya lo suka sama dia" jelas Hasta dengan menggelengkan kepalanya.
Atha terkesiap, ternyata Ia salah berucap. Pikirannya sekarang benar benar sedang melayang ke udara.
"Gue gak tau Has, dari tadi gue mikirin cewek itu mulu" jujurnya
"Baru kali ini gue liat lo kaya gitu, gue yakin lo pasti suka sama dia" melirik sahabatnya.
"Maybe has,"
"Inget Ta, cewek itu udah 2 minggu kerja di rumah lo, otomatis 2 minggu lagi dia bakal balik ke panti"
"Tapi kalo menurut gue lebih baik dia kerja di rumah gue aja, dijamin dia bakal gue perlakuin kaya seorang putri" dengan senyuman menyeringai.
"Enak aja, nggak lah" ketusnya.
"Ck, cemburu nih, terus ceritanya lo udah move on dong dari Aulia"
Wajah Atha berubah seketika mendengar kalimat akhir yang disebutkan oleh Hasta.
"Jangan pernah lo sebut nama dia lagi!"
Hasta justru tertawa melihat ekspresi Atha yang berubah seperti serigala yang ingin menerkam.
"Serem amat mukanya Ta"
"Suka-suka gue"
Kali ini Hasta tak ingin menyulut emosi, Ia memilih diam dan mengerti perasaan sahabatnya.
"Alya lebih baik daripada dia ya?"
Atha menghela napas, "Jauh lebih baik Has,"
"Okey, jadi hubungan lo sama Alya sekarang udah nyampe mana? Abang-adek?" memastikan.
"Kayanya gue mau selangkah lebih maju dari Abang-adek"
Kedua alis Hasta terangkat, dirinya kalah saing dengan Atha.
"Oh iya gue mau cuti seminggu dan lo gantiin tugas gue ya" memasang wajah memelas.
"Dih seenak jidat kalo ngomong"
"Pokoknya gue mau cuti, bye bye gue pulang duluan" melambaikan tangan.
"Eh...Ta, tunggu" panggil Hasta yang tak kunjung hentinya.
***
Kini Atha sedang menikmati hari liburnya, Ia yakin perusahaannya akan baik baik saja ditangan sahabatnya.
Ia telah mempercayai Hasta dan menganggapnya seperti saudara kandung sendiri.
Atha menuruni anak tangga menuju lantai bawah, dengan pandangan terpaku pada sosok perempuan yang sedang menyapu. Matanya menajam dan langsung menghampirinya.
"Ayaa Aku kan udah bilang jangan bersih bersih" ucap Atha lembut.
"Gak papa Ka Atha, Aku mau bantu Bi Inah aja"
"Bi Inah bisa sendiri gak usah di bantu, ini kan kerjaannya"
"Kasihan Bi Inah bersih bersih di rumah sebesar ini, lagipula di rumah ini Aku kaya ga ada gunanya cuman diam terus nunggu perintah Ka Atha. toh sesama muslim kan harus saling tolong menolong"
Seperti dalam firman Alloh
".....Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)
Atha hanya mampu tersenyum.
"Baiklah Nona, tapi untuk kali ini saja, lain kali ga usah dibantu, nanti aku bakal cari pembantu baru lagi buat bantu Bi Inah"
Alya mengangkat ibu jarinya dengan arti menyetujui pendapat Atha.
Sebenarnya entah kenapa Atha berbicara seperti itu, namun Ia tidak suka jika harus mempersamakan Alya dengan pembantu di rumahnya.
Bunyi pesan masuk terdengar di saku celana Atha, dengan segera Ia mengeceknya.
Namun hanya ekspresi acuh yang tergambar di wajahnya. Langsung saja Ia meng-klik tanda hapus pada pesan tersebut.
"Sampah! Dateng pas ada maunya" gumam Atha.
Dulu, pesan tersebut selalu ditunggu-tunggu oleh Atha, sampai Ia menaruh harapan besar setiap harinya. Namun, seiring berjalannya waktu harapan itu tidak kunjung tercapai.
Kehidupannya berlalu begitu hampa, hanya kesendirian yang selalu menemaninya. Berbulan-bulan menjadi orang bego demi sesuatu yang tidak pasti.
Hingga detik ini Atha memutuskan untuk menikmati hidup tanpa memikirkan hal itu lagi.
Kebenaran telah terungkap, Ia terlalu buta untuk mempercayai sang pengirim pesan tersebut.
🌷🌸🌷
Jangan lupa untuk vote dan komen.See you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Something to be a Special ✅
EspiritualRank 🎖️ #1 in Alhambra 13 Agustus 2021 #3 in Alhambra 15 Desember 2019 #3 in Muslim 20 Agustus 2021 #4 in Easy 16 September 2019 #6 in Special 13 Agustus 2021 Tidak sama. Hal yang sejak kecil selalu dirasakan oleh perempuan bernama Alya, karena dir...