23 | Siaga

25 2 0
                                    

Alya menyeret jarinya melewati deretan buku yang tertata rapi didalam lemari. Ia takjub melihat seisi ruangan yang ditempati penuh dengan tumpukan jendela dunia. Seharusnya Ia sudah pulang karena jam pelajaran telah usai, namun Sindy dan Gita -teman barunya- mengajak berkeliling perpustakaan seraya meminjam buku.

"Perpustakaannya gede banget" ceplos Alya.

"Iya dong, SMA 1 Nusa gitu loh" dengan bangga Gita menjawab.

"Tempat dimana para cogan premium sekolah juga" timpal Sindy cekikikan.

Alya menempelkan telunjuk didepan bibir, pertanda jangan berisik karena di ujung pintu sang penjaga perpustakaan telah menajamkan pandangan kepada mereka. Pergerakan setiap pengunjung selalu diawasi oleh dirinya. Tidak ingin terkena omelan sang penjaga, merekapun mercepat langkah mengambil setiap buku yang akan dipinjam.

Setelah dari perpustakaan, Sindy menarik pergelangan Alya dan Gita untuk sedikit merapat. Ditunjuknya dari atas anggota basket dengan nomor 08 di punggungnya, yang memiliki karisma yang luar biasa. Itulah yang menjadi pusat perhatian Sindy yang dibagikan ke teman-temannya sore itu. Di jam seperti ini memang waktunya club basket  beradu laga di lapangan, tentunya dengan dilengkapi jeritan kaum hawa.

Alya memincingkan matanya, mobil putih milik Dirga telah terparkir didepan gerbang. Tidak ingin ambil pusing Ia pamit pulang lebih dulu kepada Sindy dan Gita, hal itu membuat teman barunya merasa Alya bukan orang yang bisa diajak hang out lama-lama. Tanpa memikirkan keadaan sekitar Alya pun berjalan terburu-buru hingga menabrak siswa yang lainnya.

Tiba di lapangan, tanpa sengaja seorang pria menangkis bola basket yang hendak masuk ring dan akibatnya bola tersebut terlempar jauh lalu menimpuk kepala Alya. "Aduh!" jeritnya sebelum terkulai pingsan.

"ALYAAA!" teriak teman-temannya dari atas.

Suasana begitu tegang, para siswa histeris melihat Alya tergeletak di lapangan. Dari ujung sana Dirga yang melihat tas biru milik Alya langsung saja berlari menghampirinya. Anggota club basket mengerumuni tempat kejadian, termasuk Daniel -anggota nomor 8- yang tak sengaja membuat Alya pingsan mencoba untuk membopongnya. Akan tetapi niatnya terhenti setelah Dirga datang menepis dan menggantikan posisinya.

Sindy dan Gita melongo menyaksikan aksi heroik Dirga, tanpa menyia-nyiakan waktu Sindy merogoh ponselnya lalu memotret penampakan itu. Ia merasa memiliki koleksi cogan terbaru di galerinya. Dua temannya itu lalu mengekor mengikuti langkah Dirga ke UKS.

Pokoknya Gue mau deketin tu cowo dan minta nomornya ke Alya. Batin Sindy.

***

Ia meneteskan air mata di kala terpejam sebelum sesaat kedua matanya terbuka. Sosok yang tak lagi asing baginya tengah berbicara dengan beberapa pria yang menggunakan setelan basket. Sedangkan Sindy dan Gita berdiri berdampingan seraya memperhatikan dirinya.

"Ka Dirgaa" ucapnya.

Sindy dan Gita membantu Alya mengambil posisi duduk diatas kasur. Dirga-pun menghampirinya dengan duduk di kursi dekat Alya.

"Kamu ga papa kan Ay?" cemasnya.

"Gapapa Ka, cuman ingatan masa laluku udah kembali" berkaca-kaca.

"Alhamdulillah.." syukurnya.

"Ka! kenalin Aku Sindy temannya Alya" mengulurkan tangan dengan senyuman liptint yang bersinar.

Gita memutar bola matanya, aksi capernya Sindy telah dimulai. Dirga membalas ulurannya lalu tersenyum. Sementara itu Alya mengusap air matanya, ini bukan waktu yang pas untuk menangis didepan publik. Ia lupa teman-temannya belum di perkenalkan kepada Dirga.

"Iya Ka Dirga, ini Sindy sama Gita temen baruku" timpal Alya.

"Senang bertemu kalian, terimakasih ya udah mau jadi temennya Alya" balas Dirga.

"Iya Ka, gapapa ko. Kita juga seneng bisa temenan sama Alya" ucap Sindy.

Senyum masih terpahat di wajahnya "Kalo begitu kita pulang yu Ay, udah sore. Sini biar Aku yang bawa tasnya" ajak Dirga.

"Iya Ka, temen-temen Aku duluan ya"

Gita dan Sindy mengangguk lalu melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Dirga mengucap salam kemudian pergi bersama Alya.

"OMG! Good looking banget!" gumamnya yang dibalas dengan sikutan Gita.

"Kayanya mereka Abang-adek" bisik Gita.

"Semoga aja, ga lebih!" bisik Sindy.

***

Di rumah, Dirga langsung duduk di sofa dan menyuruh Alya untuk duduk disampingnya. Sepertinya akan ada pembicaraan yang serius mengenai hal yang terjadi hari ini.

"Ay, Aku bersyukur kamu udah inget semuanya" melanjutkan pembicaraan yang belum sempat terselesaikan.

"Iya Ka alhamdulillah, Aku masih bisa mengingatnya" nadanya melemah.

"Kamu harus tetap kuat ya Ay, kamu jangan sedih lagi, Ayahmu pasti senang melihatmu bahagia"

"Terima kasih Ka" menahan tangis.

Dirga menarik sudut bibirnya keatas dengan jari, mengisyaratkan smile face pada gadis itu. Ternyata hal itu berhasil membuat Alya ikut mengulas senyum.

"Lain kali liat-liat Ay kalo jalan, biar ga ketimpuk bola" tertawa kecil.

"Tadi buru-buru, soalnya Ka Dirga udah nangkring aja didepan gerbang" sedikit kesal.

Pria itu tidak ingin memberitahu Alya mengenai kedatangan Atha yang mencarinya. Oleh karena itu, Ia mulai bersikap siaga untuk lebih awal menjemputnya ke sekolah.

"Daripada kamu nangkring dilantai atas ngeliatin cowok-cowok dibawah" Dirga mulai usil.

"Ih nggaa, itu lagi nemenin Sindy" matanya melotot.

"Oh gituu, nemenin apa temenin?"

"Ka Dirgaaa!" Alya merajuk.

"Bercandaa, nanti kita ke panti pas kamu weekend ya hari Sabtu-Minggu" balasnya tidak ingin membuat dia marah.

"Beneran? Ka Dirga ga sibuk?" sedikit berbinar.

"Tenang aja, Aku udah manage waktu kerja" 

"Makasih banyak Kaa!" tersenyum manis yang membuat Dirga lagi-lagi tak berkutik.

🌷🌸🌷

Yuu jangan lupa jejaknya, dan follow Authornya juga ya!!<3

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang