31 | Lentukan jari

77 14 17
                                    

Sebuah Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar di sebuah rumah yang penuh akan para santri dan santriwati. Terlihat, Seorang pria paruh baya tengah melatih hafalan murid-muridnya itu. Atha sedari tadi memperhatikan kegiatan tersebut, rasanya sangat tenang jika Ia berada disini. Ia pun meneguk kembali satu cup coffe yang sedari tadi dipegangnya.

Ternyata pemandangan dari pondok sangat indah jika dilihat dari sore hari. Batinnya.

"Nak Atha" sapa lelaki paruh baya.

"Eh Pak Ustadz" ucap Atha menyalaminya disusul.

"Saya kira kamu tidak akan berkunjung lagi"

"Tidak Pak Ustadz, justru ini tempat masa kecil Saya, tidak mungkin Saya melupakannya" Atha tersenyum.

"Syukurlah, Saya juga berharap kamu tidak melupakan hafalanmu" seraya menepuk bahu Atha.

"Insyaallah tidak"

Pria baruh baya itu tersenyum lalu pergi untuk melanjutkan kembali aktivitasnya. Pikiran Atha kembali mengingat peristiwa yang telah Ia lalui bersama Alya, banyak hal mengesankan dilewati bersamanya. Walaupun kini, Ia tidak bersama dengannya lagi. Ternyata benar, matahari telah membuat bintangnya hilang.

***

Alya menuruni anak tangga dengan cepat, hari minggu ini Ia memiliki agenda bersama teman-temannya untuk pergi bersama dan membeli beberapa buku. Pandangannya menyapu seluruh ruangan mencari sosok laki-laki yang harus Ia temui terlebih dahulu.

"Ka Dirgaa!" panggilnya mendapati laki-laki tersebut berada di meja makan.

"Iyaa, ada apa ?" jawabnya melihat penampilan Alya begitu manis sehingga membuatnya salah fokus.

"Ka, Aku izin ya mau pergi sama temen-temen beli buku" dengan penuh semangat.

"Yakin cuma beli buku aja ?"

"Ngga Ka, mau sambil main juga hehe, boleh-kan ?" sedikit memelas.

"Hmm.." Dirga menimang-nimang.

"Alya janji ga bakal lama, nanti Alya juga bakal kabarin Ka Dirga" cerocosnya

"Ngga bisa Ay"

"Yaah, tapi Aku udah janjian sama temen-temen, gimana Ka ?" Alya sangat bete.

"Ngga bisa nolak maksudnya, jadi Aku izinin"

"Yeeay, makasih Ka Dirga, Alya berangkat dulu" sahutnya riang

Namun, langkanya terhenti mengingat pertemuannya dengan Atha belum sempat Ia ceritakan pada Dirga. Alya merasa ini bukan waktu yang tepat.

"Kenapa ? ga jadi perginya ?" tanya Dirga.

"Ngga Ka, Assalamu'alaikum" ucapnya tersenyum gigi.

***

Sindy dan Gita berjalan beriringan, tentunya bersama dengan Alya yang masing-masing menenteng tas kecil berisi buku yang telah mereka beli. Sebelumnya, mereka telah makan bersama dan bermain beberapa permainan di lantai dua. Pandangan Gita beralih pada suatu box bertirai yang berdiri dekat pojokan mall.

"Guys, kita potobox dulu yuu!" ajak Gita excited.

"Yuu gas! kapan lagi kita bisa hangout kaya gini" timpal Sindy.

Merekapun memasuki box tersebut, tampak Sindy sebagai leader mengatur posisi tiap temannya itu agar terlihat rapi. Alya terkekeh geli, melihat Gita yang sibuk mencari properti untuk Ia kenakan. Ternyata pilihannya jatuh pada properti kumis dan topi. Sindy menggelengkan kepalanya, benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan temannya itu. Potret dimulai, berbagai pose mereka coba, hingga pose andalan yaitu pelukan ala Teletubbies.

"Lucu banget hasilnya" sahut Alya melihat cetakan

"Iya dong, gue jadi terharu setahun lagi kita bakal pisah" balas Sindy dengan sad face.

"Masih banyak waktu, makanya sekarang kita harus bareng-bareng terus sampe abis lulus" timpal Gita.

"Untill jannah ya, Aamiin" Alya merangkul teman-temannya.

"Aamiin" jawab mereka.

Telepon Sindy berbunyi, Ia pun dengan cepat mengangkat sang penelpon tersebut. Setelah beberapa menit, Sindy kembali lalu memegang kedua tangan temannya.

"Aaaaaa!" pekiknya, yang kemudian disergap oleh tangannya Gita.

"Lo kenapa sih Ndy ? kurang obat ?" celetuk Gita

Alya tertawa "ada apa Ndy ?"

"Ish, Aku lagi happy tau, soalnya Daniel ngajak Aku jalan"

Alya dan Gita menohok mendengar penuturan temannya itu.

"Demi apa ?"

"Demi Lovato" jawab Sindy terkekeh geli.

"Sindyy!!" teriak Alya dan Gita.

"Iyaa maaf bercanda, pokoknya beneran guys, kali ini Aku pulang duluan ya"

"Ko bisa Ndy ?" heran Alya

"Nanti Aku cerita ya, pokoknya panjang"

"Okeey Ndy, tapi gue juga mau pulang, soalnya ibu gue minta dijemput" sahut Gita.

"Kamu gimana Ay ?" tanya Sindy.

"Aku kayanya mau minta jemput Ka Dirga, kalian gapapa duluan aja"

"Kalo gitu kita temenin kamu dulu sampe Ka Dirga dateng"

Alya mengangguk, lalu merogoh ponselnya untuk menelpon Dirga. Setelah beberapa saat telepon terangkat, Alya merasa Dirga berada disekitarnya. Benar saja, Dirga ternyata tengah berdiri dari kejauhan. Ia pun melambaikan tangan pada pria yang tengah berseri itu. Sedangkan, Sindy dan Gita berpamitan pulang terlebih dahulu.

"Ko Ka Dirga disini ?"

"Tadi habis beli baju, pas nengok ternyata ada kamu di sebrang"

"Oh... kirain lagi mata-matain Alya" jahilnya.

"Ngga dong Ay" tersenyum.

Lalu, Mereka pergi dan saling bertukar cerita mengenai keseruannya hari ini. Di perjalanan, melewati berbagai toko sebelum pulang. Padangan Alya terpaku pada sebuah toko yang menyajikan berbagai keindahan bunga. Ia pun berandai ingin memiliki kebun bunga dirumah. Dirga yang peka langsung membelikan sebuket bunga mawar putih untuk Alya. Tentu saja, Alya sangat menyukainya.

"Terimakasih banyak Ka Dokter" ujar Alya.

Sekali lagi, Dirga dibuat terpaku oleh gadis tersebut. Ia pun kembali mengontrol perasaannya dan mencoba mencairkan suasana dengan mengajak Alya ke sebuah toko alat musik. Dirga tidak sadar menarik tangan Alya untuk duduk di sampingnya dan bermain piano bersama. Jemari Dirga sudah mulai menekan beberapa toots sedangkan Alya masih menatapnya.

"Kamu dengerin ya Ay" sahut Dirga.

Alya sedikit tersenyum, sepertinya Dirga membutuhkan hiburan di sela pekerjaannya yang padat itu. Ia pun mencoba menikmati permainan merdu dari Dirga dan sesekali mencoba bersenandung untuk mengiringinya.

"Ka Dirga jago banget maen pianonya" puji Alya.

"Makasih Ay, kamu juga bagus suaranya"

"Ngeledek nih, suara Aku kaya terompet kan ?" seraya tertawa bersama.

Dirga benar-benar tidak dapat mendeskripsikan perasaannya, sedari tadi Ia merasa dadanya berdegup tidak beraturan. Sepertinya, Ia menyukai Alya.

🌷🌸🌷

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang