Rasanya ingin sekali Aku menjadi pohon
Agar kau berbunga dirantingku
walaupun nanti harus gugur~STBAS~
Alya tengah memperhatikan bunga mawar merah ranum yang dibawa oleh seorang suster ke atas mejanya. Rasanya setiap hari Ia terus mendapat kiriman bucket bunga mawar merah tersebut. Selalu saja susternya yang mengganti bunga mawar yang ada di vas bunga dengan yang baru kembali. Alya penasaran dengan sang pemberi bunga tersebut.
"Ini ada kiriman bunga lagi" ujar suster.
Sudut setengah siku-siku tergambar dikening Alya.
"Dari siapa ya Mba ? perasaan setiap hari ada aja yang ngasih bunga mawar merah, sejak tiga hari yang lalu sampe sekarang" balas Alya.
"Saya juga kurang tau, yang jelas selalu saja ada kurir yang mengantarkan bunga ini dan menitipkannya ke ruangan 180. Tapi tidak pernah ada surat ataupun kertas yang terselip mba" jelas suster tersebut.
"Oh ya udah mba, makasih yaa"
"Iyaa sama sama Mba" jawabnya lalu keluar dari kamar tersebut.
Alya mengambil vas bunga kecil itu, Ia menciumnya, memang aroma harum dari bunga tersebut tidak dapat dipungkiri, karena selalu menyeruak seisi kamar.
Apa mungkin Ka Dirga ??. batinnya menerawang.
Tok tok tok
Suara pintu pun memecahkan lamunannya, ternyata yang datang adalah Dirga. Pria tersebut mempertajam pandangannya ke arah bunga mawar yang segar di samping Alya.
"Dapet bunga mawar terus, dari siapa sih ?" tanya Dirga seraya duduk di sampingnya.
"Hm. berarti bukan Ka Dirga" gumamnya.
"Mungkin dari fans kamu ya Ay," jawabnya asal dengan bibir yang melengkung.
"Iya Ka, secret admire mungkin" jawab Alya tertawa kecil.
Dirga tidak menggubris lalu menyodorkan sebuah paper bag "Ini buat kamu kue muffin rasa keju" sahutnya lalu mengambil posisi duduk.
"Waah..makasih banyak Kaa"
"Iya masama Ay, kamu mau ada rencana ga kemana ? pasti bosen disini terus" ajak Dirga
"Iya Ka, tap-"
"Maaf dokter, anda dipanggil ke ruangan pasien oleh dokter Jawi" potong seorang suster.
Dirga mendengus, belum saja gadis disampingnya menyelesaikan kalimatnya, Ia harus pergi lagi.
"Saya akan menyusul" jawab Dirga.
"Maaf dok, tapi dokter sudah ditunggu" ucap suster dengan wajah menunduk.
"Gapapa Ka, Ka Dirga pergi aja, udah ditungguin" sahut Alya meyakinkan.
"Okeey Ay, nanti aku kesini lagi" ucapnya masih mager.
"Ka Dirgaa" dorong Alya pelan.
"Iya iyaa Ay"
Dirga melenggangkan kaki menuju pintu, dan betapa terkejutnya melihat sosok yang berdiri dibalik dinding.
"Astagfirulloh.." ucapnya kaget.
Laki laki tersebut mengenakan pakaian kasual namun elegan dengan dibalut oleh kardigan khasnya berwarna hitam, juga kacamata hitam yang bertengger di matanya.
"Tenang aja, gue bukan setan kali" seraya membuka kacamata.
"Lo ngapain kesini" tanya Dirga dengan tatapan tidak suka.
"Gue cuma mau jenguk calon bini gue" celetuknya dengan polos.
"Lo jangan macem-macem ya!" Dirga mengancam dengan nada yang rendah tidak ingin orang disekelilingnya mendengar.
"Calm Bro, gue tahu lo udah bohong sama gue kalo lo gak kenal sama Alya, tapi buktinya what i see ?? jadi sebagai permintaan maaf lo ke gue, gue mau jenguk dia + bawa dia jalan jalan keluar" seraya tersenyum tipis
Dirga membuang muka, lalu melipat lengan didepan dada "Gue ga bakal ngizinin Lo deketin Alya!"
"Ya udah kalo lo gak mau, kita lihat aja Alya, dia setuju apa engganya"
Atha berusaha menerobos masuk ke kamar Alya, yang kemudian dicekal oleh Dirga. Suster yang mendampingi Dirga merasakan atmosfer menegangkan diantara dua laki-laki tersebut. Ia pun memanggil Dirga secara sopan untuk segera pergi bersamanya. Dirga tak berkutik, Ia telah dibatasi oleh pekerjaannya sendiri. Mau tidak mau Ia harus pergi meninggalkan Atha bersama Alya.
"Kali ini, lo beruntung. Tapi lain kali ngga!" ucap Dirga lalu pergi
Atha berbalik sebelum membuka kenok pintu dan tersenyum dengan manis.
"Terimakasih Dirga, Aku memaafkanmu."
Ia pun memasuki kamar tersebut, dengan penuh rasa bahagia akhirnya bisa bertemu dengan nonanya itu. Atha melihat Alya memainkan ponselnya, seraya mengunyah kue muffin berwarna kuning pastel. Pemandangan yang sangat dirindukan oleh Atha.
Setelah beberapa menit, Alya baru sadar ada seorang laki-laki tengah memandanginya didepan pintu. Langsung saja, jantung Alya mengalami serangan yang bertubi-tubi, karena laki-laki tersebut mendekatinya.
"Apa kabar Nona ?" sapanya dengan senyuman yang sangat manis hingga mata Alya terpaku.
Dengan cepat Alya memalingkan muka. Ia sepertinya sedang salah tingkah sekarang. Bisa-bisanya Atha datang membawa manisan di wajahnya.
"Maaf ya baru bisa jenguk sekarang" ujarnya seraya duduk disamping Alya.
"Terimakasih" jawab Alya lirih.
"Maaf Aku juga gak bawa buah tangan, karena mendadak" seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Tidak apa-apa, Ka Atha udah datang aja Aku udah senang"
"Benarkah ? kamu senang nona ?" goda Atha seraya tersenyum kecil.
Duh, Aku salah nyebut kayanya. batin Alya.
"Maksudnya sangat bersyukur bisa dijenguk juga" Alya tersenyum gigi padanya.
Atha menggangguk berpura-pura untuk menyetujui perkataan Alya meskipun kalimat pertama itu yang benar "Kalo gitu biar kamu lebih senang, kita keluar jalan jalan ya nona ??" pintanya.
"Jalan jalan ?"
"Iyaa, karena Aku tahu pasti nona bosan di kamar terus kita harus jalan jalan keluar"
Mata Alya meredup, Ia mengeratkan pegangan pada selimutnya. Ia tidak ingin Atha mengetahui bahwa kakinya mengalami kelumpuhan. Apa pria tersebut akan menerima keadaannya sekarang ?
"Tenang saja, Dirga telah memberi izin padaku, jadi tidak ada penolakan apapun ya nona.."
Alya tidak menggubris perkataan Atha, Ia masih belum siap untuk memberikan kenyataan tersebut. Atha kembali dibuat bingung dengan perlakuan Alya yang hanya mendiamkannya.
"Aku tidak bisa" jawab Alya memalingkan muka.
Atha menghembuskan nafas panjang "Kenapa ?"
"A..aku gak bisa jalan"
"Gak masalah, aku gendong aja ya" seraya berjongkok membelakangi.
🌹🌸🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
Something to be a Special ✅
SpiritualRank 🎖️ #1 in Alhambra 13 Agustus 2021 #3 in Alhambra 15 Desember 2019 #3 in Muslim 20 Agustus 2021 #4 in Easy 16 September 2019 #6 in Special 13 Agustus 2021 Tidak sama. Hal yang sejak kecil selalu dirasakan oleh perempuan bernama Alya, karena dir...