4 | Rumah Baru

260 92 25
                                    

Mobil hitam mewah alphard kembali terparkir di halaman luas sebuah rumah dengan desain klasik dan modern.

Seorang pengemudi yang baru saja memarkirkannya, dengan cekatan membukakan pintu bagi penumpangnya.

Seorang perempuan turun dari mobil tersebut, dengan tak henti memandangi sekelilingnya.

"Terimakasih," balasnya pada pengemudi.

Apa benar ini rumah laki laki itu? Batinnya.

Setelah peristiwa seminggu yang lalu, akhirnya Alya harus menempatkan posisinya disini.

"Oke, jika itu maumu. I agree with u"

"Maksudnya?" terheran.

"karena Nona ingin uang hasil jerih payah sendiri, anggap saja ini sebagai gaji nona untuk bekerja dirumah Saya,"

Matanya membelalak, tatapannya tak terlepas dari pria tersebut.

"Anggap saja Saya sudah mengontrak Nona bekerja dirumah Saya selama satu bulan. Saya sudah memberikan uang dimuka, tinggal Nona yang menentukan" jelas laki laki tersebut.

"Pekerjaan?" Syifa memastikan.

"If u want, u will be My asisten"

***

Kalimat akhir itu yang sedari tadi terngiang ngiang ditelinga Alya, bisa saja waktu itu Ia menolak tawaran tersebut.

Namun, melihat kondisi adik adiknya di panti yang kini membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari hari, Ia tidak bisa menyangkalnya.

Terlebih Ia sempat berdebat dengan Syifa, karena tidak setuju dengan menjadikan Alya sebagai seorang asisten bagi CEO itu.

Namun, nasib berkata lain, tidak ada yang lebih mengetahui kepengurusan panti selain Syifa, sehingga akhirnya Alya yang harus pergi.

Walaupun begitu, tetap saja Ia merindukan suasana panti disana yang berbeda dengan disini.

Rindu kembali meneteskan air mata di pipinya, baru saja 30 menit Ia meninggalkan panti rasanya berat sekali.

"Mau berdiri disitu saja Nona, tidak mau masuk?"

Suara bariton itu menyadarkannya lamunan Alya.

Dengan berat hati Ia memasuki rumah tersebut, nampak pria yang tadi berdiri di ambang pintu kini mengekor di belakang Alya.

"Silahkan duduk," tuturnya mencoba sopan.

Alya mengangguk lalu duduk di kursi panjang nan-mewah yang berseberangan dengan pria tersebut.

"Sebenarnya sih gampang, kalo Nona tidak mau jadi Asisten Saya, tinggal nurut aja waktu itu " Ia mulai membuka topik.

Pria tersebut dengan santainya mengambil gelas kaca ramping yang tergeletak di meja, dengan cairan berwarna garnet cerah didalamnya.

Wine, tentu saja.

Aroma alkohol tersebut menyeruak ke seluruh ruangan.

"Jeroboam of Chateau Mouton-Rothschild memang tidak pernah mengecewakan" gumamnya.

Melihat pemandangan itu, Alya memilih diam.

"Do you want it?" tawarnya sembari menunjukkan the devil smile.

"No, thanks" tukas Alya.

Atha menaikkan pundaknya, tidak peduli dengan jawaban yang dilontarkan oleh Alya.

"Kamarku disebelah mana?"

Dengan nada sedikit takut, Alya ingin segera pergi meninggalkan pria tersebut.

"Okey, Bi inah akan menunjukkannya." Jawab Atha.

Bi Inah pun datang menuntut jalan ke ke kamar Alya.

Wanita paruh baya itu menyajikan sikap ramah dan menyambutnya dengan penuh kehangatan.

Ketika sampai di kamarnya, Alya terperangah.

"Ini betul Bi, kamar saya?" memastikan.

"Iya neng, ini kamarnya" jawab Bi Inah tanpa ragu.

Mewah. Kata itu yang menyelinap dipikiran Alya.

Penuh dengan aksen gold and white.

"Ga salah kan Bi," sekali lagi memastikan.

Bi Inah mengulum senyum, "Neng kan tamu, jadi ini kamar tamunya"

Tamu? Bukannya aku asisten.

Kali ini, rencana baru apa lagi yang dibuat oleh Atha?.

Alya ragu akan tinggal disini untuk beberapa bulan atau mungkin tahun, karena Ia yakin pria itu tidak akan melepaskannya begitu saja.

***

Sebuah handphone berdering menandakan adanya panggilan.

Atha yang sedang duduk dibalkon kamar dengan mata yang telah sayu, beranjak untuk mengangkat telepon tersebut.

Halo Has, Ada apa? tumben lo nelpon malem malem.

Lo lagi ngapain?

Ngapain lo nanyain gue? lo kangen yaa sama gue.

Dih, jijik banget gue dengernya. Gue cuma mau mastiin kalo gak ada yang bakal denger obrolan gue sama lo, soalnya gue mau ngomong penting.

Sok serius lu, ngomong aja kali. Gue lagi di balkon.

Gue mau nanya, kenapa lo pengen cewek panti itu kerja di rumah lo?

Suka suka gue dong, lo syirik ya?

serius Ta!! gue pengen tau, jangan jangan lo mau apa apain dia lagi.

kepo mulu jadi orang,

Eh Ta, gue takutnya nanti bakal jadi kasus tau, kalau lo sampe macem-macem sama tuh cewek.

Apalagi lo itu termasuk Wijaya family, mampus nanti dah lo.

Calm bro, take it enjoy

Bisa bisanya lo bilang santai, kalo ada apa-apa gue lagi yang kena imbasnya

Pokoknya lo tenang aja Has, Gue pastiin ga bakal ada skandal atau apapun itu,

Gue tutup ya, bye.

Eh Ta!! jangan ditutup dulu

Tutututtt.....

🌷🌸🌷


Hope you like it readers.

Selalu tinggalkan jejak yaa

See you.

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang