35 | Garis Tangan Tuhan

85 15 1
                                    

Ketika dihadapkan kepada Dua pilihan,
yaitu rencanamu dan garis tangan Tuhan
Apakah kau akan memilih rencanamu yang telah kau rancang sedemikian rupa dengan baik ?
Ataukah garis tangan Tuhan yang syarat akan rahasia ?

~STBAS~

Atha kembali ke rumahnya dengan bad face, rencananya bertemu dengan Alya tak kunjung sampai. Jam dinding telah menunjukkan pukul 02.30,
Ia memang sengaja pulang larut malam karena telah menyelesaikan beberapa urusan kantornya. Terbesit di hati Atha untuk melaksanakan sholat tahajud, karena ini memang waktu yang pas di sepertiga malam-Nya. Ia mengambil air wudhu lalu menunaikan sholat di kamar.

Saat posisi sujud di rokaat terakhir, Ia mencurahkan segala isi hatinya kepada sang pencipta yang begitu dalam hingga air mata pun berjatuhan membasahi sajadahnya. Usai sholat, Atha kembali berdoa memohon kepada sang pencipta.

"Ya Alloh, hamba memohon berikanlah kesembuhan kepada dia yang amat Saya cintai dan hamba memohon berikanlah jalan yang terbaik agar hamba menjadk pribadi yang lebih baik" pintanya dengan air mata yang menetes berjatuhan.

***

Di rumah sakit, saat Dirga sedang tertidur lelap di sampingnya. Jari jemari Alya perlahan mulai bergerak, sedikit demi sedikit matanya mulai terbuka. Walaupun penampakan masih buram, namun tak lama kemudian berangsur kembali normal. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok yang selama ini berada di sampingnya.

"Ka Dirga.." lirihnya.

Dirga masih terpejam, hingga Alya mencoba meraba lengannya. Ia pun terbangun dan bersyukur melihat Alya telah siuman kembali.

"Alhamdulillah Ay, Kamu sudah siuman" sahut Dirga memegangi tangan Alya.

Alya tersenyum lemas, Ia kembali mencari sosok selain Dirga, meskipun kenyataannya hanya Mereka berdua yang ada di kamar tersebut.

Apa tadi Ka Atha kesini ? Aku merasa ada yang memanggil-manggil namaku. batin Alya.

"Kenapa Ay ??" tanya Dirga.

"Gapapa Ka, tadi seperti ada yang memanggil"

"Gak ada Ay, di ruangan ini hanya ada kita berdua, sekarang juga sudah jam 03.00 malam, mungkin itu suara dari luar" jawab Dirga.

Alya mengangguk, tapi Ia masih merasa yakin bahwa Atha seperti berada di sampingnya dan memanggil namanya.

Semoga saja itu hanya mimpi. batinnya kembali.

"Kaa, ko kaki aku kaku ya pas mau digerakin" seraya menahan sakit

Dirga menghembuskan nafasnya, mencoba untuk tidak menguntungkan kebenaran terlalu jelas "Kamu akan segera sembuh Ay"

"Tapi kenapa ka ?" terus mencoba menggerakkan kakinya meskipun matanya telah berkaca-kaca.

Dirga menahan rasa sakit didalam hatinya, Ia benar-benar tidak ingin membuat Alya sedih.

"Kaa! Jawab!" pinta Alya dengan airmata mulai menetes.

"Ay, kamu mengalami lumpuh sementara karena cedera kaki yang begitu parah"

Alya menangis seraya memegangi kakinya, Ia benar-benar tidak terima dengan kelumpuhannya itu. Meskipun sementara, Ia tahu bahwa proses penyembuhan memerlukan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, kenyataan memang seperti itu, mau tidak mau Ia harus menerimanya.

"Ay, kamu yang sabar ya" ucap Dirga lirih mencoba menguatkannya.

"Kamu pasti akan sembuh, kamu harus kuat" timpalnya.

Alya memejamkan matanya, mencoba tegar dalam menjalani kehidupannya nanti. Ia pun menatap Dirga, yang melihatnya begitu sendu.

"Aku bersamamu, Ay"

***

Mentari telah terbit, menampakkan Alya yang sudah bisa mengambil posisi duduk walaupun masih di atas ranjang kasurnya. Ia tengah menikmati bubur hangat seraya melihat tayangan drama pagi di televisi, sesekali Ia melihat notifikasi dari handphonenya yang penuh akan message dari teman-temannya. Memang belum ada yang menjenguk Alya karena masih pagi. Namun, tidak bagi keluarga kecil yang merindukannya.

"Ka Alyaaa....." sorak beberapa anak kecil yang menghampirinya.

Alya senang melihat kevin yang berlarian kecil lalu memeluknya, disusul juga oleh Aldo dan adik adik kecil pantinya. Senyuman Alya mengembang, Ia bahagia bisa dikunjungi oleh keluarganya.

"Waah kalian kesini ya, sama siapa ?" seraya mengelus pucuk kepala adik adiknya.

"Sama Ka Syifaa" jawab Aldo.

Alya menoleh pada Syifa yang memasuki ruangan tersebut. Ia langsung memeluknya dan menggambarkan sudut wajah yang khawatir.

"Kenapa kamu bisa jadi kaya gini sih Ay, Aku khawatir banget pas liat berita itu. Tadinya Aku mau langsung pergi ke rumah sakit tapi adik-adik pada mau ikut, ya terpaksa hari ini baru bisa jenguk" ucapnya.

"Gapapa Ka, kalian bisa jenguk aja, Aku udah seneng"

"Kalo gitu sekarang kita do'ain Ka Alya biar cepet sembuh, Ayo Aldo yang pimpin" sahut kevin.

Merekapun berbaris melingkari Alya bersiap untuk berdoa. Begitu riuh akan lantunan Ayat suci Al- quran yang keluar dari mulut mereka. Alya sangat bahagia, matanya berkaca kaca melihat mereka berdoa walaupun sebagian tidak begitu fasih. Sedangkan di ambang pintu, Dirga menikmati pemandangan tersebut dengan air matanya yang menetes. Ia terharu akan suasana yang terjadi, mungkin begitu banyak musibah yang menimpa Alya tapi tidak sedikit juga orang orang yang menyayanginya selalu mendampingi dan menyertai Alya.

"Kamu memang special Aya" ujar Dirga berusaha menyeka air matanya.

🌷🌸🌷

Jangan lupa terus vote dan komen STBAS yaa 🌟🌟

Salam Athor 💙🤗

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang