29 | Hampa

83 17 1
                                    

Alya kini tengah duduk di meja kantin bersama Sindy dan Gita, seraya memakan bakso kesukaan mereka. Sedari tadi teman-temannya itu memperhatikan wajah Alya yang terlihat murung beberapa hari ini. Sindy saling bertukar kode menggunakan mata pada Gita, untuk mengetahui apa yang terjadi pada temannya itu.

"Kamu kenapa sih Ay ?" tanya Gita.

"Gapapa ko Git"

"Masa ? akhir-akhir ini, kamu kaya lagi badmood gitu" timpal Sindy.

"Iyaa, cerita dong Ay, kita pasti dengerin ko" keukeuh Gita.

Alya mengerucutkan bibirnya "kenapa sih, cowok suka seenaknya mainin hati cewek" celetuk Alya, yang membuat teman-temannya hampir tersedak

"OMG!! jadi kamu udah punya pacar Ay ?!" Sahut Sindy histeris.

"Jujur sama kita, siapa cowok yang udah bikin Lo sakit hati ?!" ucap Gita.

Alya meraba jidatnya, merasa malu karena telah berbicara asal didepan teman-temannya.

"Ngga ada, itu Aku habis baca wattpad jadi suka baper gitu" mencoba menutupi.

"Jangan bohong Ay, jangan-jangan kamu backstreet ya dibelakang kita ?" Gita mulai kepo.

"Bilang aja Ay, jangan-jangan pacar kamu itu si Faiz anak genius IPA 1 atau si Alfito anak tajir melintir itu ?" Sindy menerka-nerka.

"Ngga Gitaa, Sindii, Aku ga punya pacar" jelasnya.

"Curhat dikit dong Ay" Sindy sedikit memaksa.

Alya menatap kedua temannya tersebut "Ya udah, nih aku tunjukin potonya" seraya menampakkan galeri ponselnya.

Sindy menelan salivanya "kamu yakin Ay ? ko itu kaya bapak-bapak, atau om-om" sedikit ngeri.

Gita langsung menoyor kepala Sindy "Kalo ngomong di filter dulu napa ndy, menurut gue ini pasti Ayah kamu kan Ay"

Alya terkekeh geli "iya Git, itu foto Ayah"

"Owalah, jadi maksudnya ini cinta pertama kamu Ay" ujar Sindy.

"Iya Ndy, the one and only" jawab Alya tersenyum.

"Jadi beneran ga ada boyfriend ?" Sindy masih penasaran.

"Ngga adaa Ndy"

Sindy melirik pada Gita, sepertinya Alya memang tidak berbohong dan tidak ingin membagi dukannya. Mereka lebih memilih untuk mengerti dan memahaminya.

"Okey, kita tunggu undangan dari kamu aja ya Ay" Goda Gita, yang membuat Alya tertawa.

***

Di sebuah ruangan kerja, seorang pria tengah duduk terkulai lemas didepan laptopnya, dengan rambut yang acak acakan. Ia seperti tidak memiliki gairah hidup. Sejak peristiwa dua hari yang lalu kondisinya menjadi seperti ini.

Kehilangan. Itulah yang Ia rasakan.

"Assalamualaikum, Ya Akhii"

"Waalaikumsalam" jawabnya lirih.

"Tha, Liat gue dong"

Atha melirik. Tidak ada yang aneh dari penampilan temannya itu. Hanya saja peci yang Ia kenakan menjadi pusat perhatian.

"Maksudnya peci lo ?" sahut Atha.

"Iya Tha, Gue udah jadi mualaf sekarang" dengan bangganya Ia berucap.

"Alhamdulillah, Has, "jawabnya datar.

"Lo gak ngedukung banget jadi temen" celetuk Hasta.

"Gue dukung lo Has, semoga istiqomah ya" seraya beranjak dan memberikan salam persahabatan pada Hasta.

Kemudian, Atha menatap ke jendela seraya merapatkan lengan didepan dada, melihat penampakan gedung-gedung pencakar langit.

"Lo masih merasa kehilangan?"

"Banget Has,"

Hasta terdiam.

"Coba lo tenangin diri dengan sholat dan berwudhu, menurut gue itu cara yang lebih baik"

"Jujur gue mau ngomong sama lo, akhir akhir ini kerjaan lo emang lagi gak bener karena sebuah problem, tapi jangan gitu juga. Jangan jadi pemimpin yang gak bertanggung jawab" nasehat Hasta.

"Iya Has gue tau"

"Ingat Tha Alloh tidak akan merubah suatu kaum, sebelum kaum itu merubah dirinya sendiri." ucapnya seraya menepuk bahu Atha.

"Thanks Bro" balas Atha.

Kali ini, Atha merasa beruntung memiliki teman yang selalu mengingatkannya. Walaupun terasa sulit, Ia yakin tuhan memiliki rencana yang lebih baik untuknya. Semua kebenaran pasti akan terungkap dan setiap masalah akan segera terselesaikan 

"Lo udah dapet info mengenai foto-foto itu ?" tanya Atha.

"Oh iya, sampe lupa, gue udah dapet info mengenai foto itu dan dugaan Lo bener, foto itu cuman editan"

"Gue berhasil nemuin orang suruhan dia yang edit foto jebakan itu" sambung Hasta.

"Syukurlah, gue juga udah tau hasil tesnya itu palsu, karena ga mungkin dia masih jadi seorang model dalam kondisi hamil. Terlebih di hasil tesnya dari orang lain" jelas Atha.

"So, tunggu apa lagi, kita tinggal buktiin Tha,"

"Of course"

🌷🌸🌷

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang