Epilog

161 15 5
                                    

Seorang anak kecil tengah menunggu pesanan es krimnya di Sebuah restoran. Ia menjadi antrian pertama dari yang lainnya. Dengan dibalut pakaian berwarna pink peach serta kerudung mungilnya yang senada, Ia mengambil es krim tersebut dan membayarnya.

"Yasmin,"

Panggil seorang perempuan di ambang pintu restoran tersebut lalu menghampirinya. Ia berjongkok lalu membenarkan kerudung anak kecil tersebut yang sedikit miring.

Seorang wanita yang tidak jauh dari mereka sedari tadi memperhatikan dari kejauhan lalu melangkah mendekati. Tangannya menggapai punggung perempuan yang tengah berjongkok itu.

"Alya, apa itu kamu?" tanyanya.

Ia menoleh, memastikan orang yang menepuk pundaknya.

"Aulia??" jawabnya.

"Apa ini anakmu?"tanyanya kembali.

Mereka memutuskan untuk melakukan perbincangan di restoran tersebut. Sudah lama rasanya Ia tidak bertemu dengan Alya setelah peristiwa tabrakan lalu.

"Ini putri Kakakku namanya Yasmin, "

Alya memulai pembicaraannya, dengan memperkenalkan anak kecil yang ada disampingnya. Yasmin dengan cepat menyalami perempuan yang ada di depannya.

"Dia sangat cantik dan juga sholehah ya, mirip sekali denganmu. ku kira anakmu" jawabnya seraya membalas salam Yasmin.

Alya hanya tersenyum,

"Kamu sedang apa disini?"

"Ini restoran kecil milikku, Aku hanya sedang melihat lihat saja"

"Masyaalloh, Kau ini wanita yang hebat ya" puji Alya.

Ia tersenyum ramah,

"Aku ingin minta maaf atas semua kesalahan ku selama ini Alya, Aku sangat kejam hingga waktu itu Aku bertindak diluar kesadaran ku. Aku kira kamu akan membenci ku selamanya dan tidak ingin bertemu denganku. Tapi ternyata, kamu itu sungguh perempuan yang luar biasa baik Alya. Aku malu pada diriku sendiri" tuturnya penuh penyesalan.

Ia memohon maaf kepada Alya dengan memegangi tangannya begitu erat.

"Tidak apa apa, Aku sudah memaafkan mu Aulia. Sudahlah lupakan masa lalu dan marilah kita sambut masa depan dengan mempererat tali silaturahmi" jawabnya.

"Kamu sungguh baik Alya, terimakasih banyak"

***

Ketika mobil hitamnya terparkir dengan rapi di parkiran sebuah Rumah Sakit besar, Ia dengan segera turun dari mobil dengan menenteng tas baby blue lalu memasuki Rumah Sakit.

"Selamat Pagi Bu Dokter,"

Sapa salah seorang suster laki laki pada Perempuan yang berjalan melewatinya.

"Pagii," jawabnya

Banyak para pegawai beserta suster laki laki yang terpana akan kecantikan dan juga keramahan dari Dokter tersebut.

"Masyaalloh, udah cantik, baik, dokter pula. Idaman banget ya Dokter Alya " celetuk pegawai lainnya.

Kini perempuan tersebut telah memasuki ruangan kerjanya, Ia mengambil jas putih yang tergeletak di kursi lalu mengenakannya dengan rapi.

Tak lupa juga Ia mengambil teleskopnya serta bersiap untuk menangani pasien pasiennya di pagi ini. Ia melenggang melewati koridor panjang rumah sakit menuju ruangan pasien yang akan Ia tangani, Namun di tengah jalan Ia berpapasan dengan Dirga.

"Hai Ka," sapanya.

"Hai Bu dokter, ceria banget hari ini. Gimana Yasmin udah di antar ke sekolah?"

"Udah Ka, tadi sama bundanya juga ikut"

"Syifa Kemana?"

"Sekalian mau ke pasar katanya"

Dirga hanya ber- Oh ria. Lalu datanglah seorang suster memberitahukan bahwa ada pasien gawat darurat yang baru saja terkena tabrakan di jalan.

Dirga pun memberikan tugas tersebut pada Alya, dengan mengangguk mantap Alya menyetujuinya.

Baiklah Ay, lakukan yang terbaik. ini hanya kecelakaan bukan operasi kepala. batinnya.

Dengan seribu langkah ia memasuki ruangan Unit Gawat Darurat. Tak nampak siapapun disana, hanya seorang pria yang mengenakan setelan kantor berwarna hitam tengah duduk membelakangi nya diatas ranjang.

Alya tertegun, Apa benar ini pasien yang terkena kecelakaan?

Kenapa tubuhnya terlihat baik baik saja?

Apa mungkin ini..hantu?

Batin Alya semakin menjadi jadi, namun Ia tetap melajukan langkahnya mendekati pria tersebut.

"Permisi, apa anda baik baik saja?"

Tidak ada jawaban yang terdengar melainkan hanya sebuah wajah bertutup masker hitam sedang menunduk dengan mata terpejam.

Alya telah berhasil berdiri di hadapan pria tersebut, lalu Ia mencoba mendekat dan melayangkan kembali pertanyaan padanya.

"Maaf, apa anda baik baik saja?"

Pertanyaan yang sama pun terlontar dari mulut Alya. reaksi berikutnya mata pria tersebut terbuka, Lalu melepaskan masker yang menutupi setengah muka.

"Tolong , sepertinya hati ini terlalu merindu. Apakah Nona punya obatnya?"

Satu Kalimat yang berhasil membuat mata Alya membulat sempurna tak percaya dengan apa yang Ia lihat.

Gibran Atha Pangestu.

Itulah pria yang ada di hadapannya.

Pria itu tersenyum manis, semanis hatinya hari ini.

Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dibalik jasnya, lalu berucap.

"Will you marry me, Nona?"

Alya pun tersenyum untuk beberapa detik, kemudian mengangguk dengan pasti.
.
.
.

The End.

Alhamdulillah yeeay...🥳🥳
Akhirnya STBAS telah selesai, bagaimana readers pendapat kalian tentang cerita ini? karena Author ingin tahu sekali.

Oh, Iya jika kalian berkenan sebenarnya Author akan memberikan sedikit extra part untuk kalian, biar gak penasaran.

Oleh karena itu tetap jadikan STBAS sebagai reading list kalian dan voment yang banyak yaa.🥳🥳🌹💙✨

Sampai jumpa..🌹💙

Something to be a Special ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang