Welcome to new part....
terimakasih sudah membaca sejauh ini.
kawal terus hingga ending yah...
enjoy.
--
Pegunungan disekitar mereka nampaknya sedang tidur. Istirahat untuk menampakkan keindahannya lagi. Ia telah lelah memanjakan semua mata yang memandangnya. Gemercik air dari air mancur belakang Home stay terdengar.
Suasana Home Stay Acconite begitu tenang. Lampu warm gold yang nampak hangat. Serta beberapa ornamen clasic di sekitar koridor turut hadi melengkapi.
Semua siswa ke kamar mereka masing-masing begitupun dengan tiga serangkai yang satu kamar, Mina-Talita-Alin. Kamar mereka di dominasi warna cokelat khas warna kayu asli, terdapat tiga tempat tidur disamping kanan tempat tidurnya terdapat lampu tidur serta cermin. Kamar yang sederhana namun meninggalkan aura kehangatan bagi yang memandangnya.
"Eh Tal... siapa si namanya si brengsek tadi?" Alin bersuara sambil memoles serum di wajahnya.
"Si brengsek?" beo Talita
"Issh itu si Ratu kejahatan siapa lah" dengan jutek Alin menjawab.
"Oh ga tau deh. Sara-sara? Gatau"
"Gaguna lo Tal" Alin membuang bantalnya kearah Talita yang sibuk membaca buku, dia pertama kali bertemu Talita, namun, dapat dipastikan si Talita-Talita ini orangnya cupu, kutu buku dan pintar.
"Ada yang mau pake kamar mandi?" tanya Mina yang baru menyelesaikan ritual sebelum tidur di kamar mandi.
"Ga" jawab Alin dan Talita serentak yang dibalas anggukan Mina.
--
Keesokannya, Alin dikejutkan oleh suara dering telfon.
"Siapa sih telfon di pagi buta begini?" ia mengucek matanya. Berusaha memulihkan kesadarannya. Menatap layar telephone dengan malas. Wait..wait setelah dilihat ternyata yang nelfon... Papih? Kirain Algar.
"Halo Pih?" sekarang Alin sudah terbiasa memanggil Keenan dengan sebutan Papih.
"Ini Algar" woahhh.... langsung loncat Alin dari tempat tidurnya. Al---Algar?
"Iya Gar. Kok bisa pake hp nya Keenan?" Alin gemetar.
"Oh jadi ini hp nya Keenan? Gue nemu di koridor terus ngeliat nama Alin Mipa 2 yaudah gue telfon siapa tau lo tau ini hp siapa.."
Sialan! Niatnya mau nanya ini hp siapa? sudah aja baper. Yaelah. Hidup-hidup...
"Oh iya Keenan tuh yang punya..." balas Alin kecewa.
"Oke.."
"Eh Al... mau liat sunrise? Bareng yuk!" Al nya balik diajak nonton sunrise lagi. Ada yang bisa denger detakan jantung Alin?.
"Eh...?" Alin meyakinkan. Tidak, sebenarnya ia takut sedang 'berhalusinasi'
"Liat sunrise. Ajak yang lain biar ga pada salah paham" oke kata terakhir 'biar ga pada salah paham' mengecewakan. Lagian kenapa kalo salah paham? Alin suka kok...
"Iya gue bangunin Mina sama Talita dulu" Alin masih kecewa. Ga bisa apa Algar tuh peka dikit aja?. Dengan cepat bagai kilat Alin membangunkan Mina dan Talita. Kalo urusan bucin membucin Alin juaranya.
--
Sementara yang lain dikamar mandi Alin bersiap-siap ga ada waktu buat lama-lama dikamar mandi. Ia memakai dry shampoo. Face mist biar segar lip balm serta penyemprot mulut. Segera Alin pergi keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Likes For Lives.
Teen Fictionblurb: {FOLLOW SEBELUM BACA!} Kalian tau apa itu hidup? Kalian tau kapan kalian mati? Kalian tau... hal apa yang membuat kalian mati? yah... tak ada yang tau kecuali Tuhan pastinya. Namun, Alin selebgram dengan kehidupan sempurna tiba-tiba terken...