Akan Pisah (51)

16 8 3
                                    


Hayyy...

Hallo kiyowo

Adakah yang kangen sama author unyu pacarnya Algar ini? (Digaplok Alin)

Yuk baca yuk...

Support sampe akhir ya...

--

Algar menghela nafasnya dengan lembut. Iya... sudah jelas, kehidupan Alin bukan seperti kehidupan biasa. Hidupnya bergantung dari likes instagram. Algar juga paham, instagram Alin lenyap. Artinya, hidup Alin tidak lama lagi.

Dengan langkah cepat Algar menelusuri koridor, ia berjalan seraya memasukkan tangannya ke saku celana. Algar tidak bisa berfikir secara normal. Yang ada dipikirannya hanyalah 'Alin akan mati' itu saja.

Algar berusaha mencari Alin. Ia menaiki anak tangga menuju loteng. Membuka pintu loteng namun sayangnya Alin tak ada disana. Algar kembali bergerak turun kemudian berjalan menuju kolam belakang. Alin juga tak ada disana.

Masalahnya, Alin tidak mungkin di kelas karena sedang diberi dispensasi. Jantung Algar mulai berpacu sedikit cepat. Kemana gerangan perginya Alin? Jujur Algar sanggup mengelilingi Almeta yang besar demi menemukan wanita yang datang mencintainya sekaligus menghancurkannya.

Algar menenteng buku panduan di tangan sebelah kanan sedangkan tangan kirinya masih setia sebagai penghuni kantong. Ia mengacak rambutnya frustasi. "Lo kemana sih?" tanya Algar. Terus berjalan, sampai ia menemukan Alin adalah tujuannya.

Tepat! Algar melihat Alin dengan tatapan sayu memandang kedepan. Dia sedang ada di lorong belakang. Tempat ideal para siswa bandel merokok. Jarang ada manusia menjamah tempat ini. Sedangkan Alin dengan jaket hitamnya sedang bersandar di tembok seorang diri.

Dengan cepat Algar menghampiri Alin yang tampak sangat putus asa. Algar menarik tangan Alin merengkuhnya dengan erat. "Maaf gue telat... maaf sayang..." ujar Algar lembut. Jiwa Alin sedikit bergetar waktu Algar bilang 'Sayang' tapi... sekarang tujuan Alin adalah membuat Algar membencinya. Se benci-bencinya.

"Ngapain lo?" jawab Alin melepas pelukan Algar dengan paksa.

"Karena ini kan lo putusin gue?" Algar mengangkat buku panduan membuat mata Alin membola.

"Lo.... ngacak tas gue?" lirih Alin berusaha meraih buku itu namun tidak berhasil karena Algar dengan gesit menahan tangannya.

"Gak.... tapi kayaknya semesta pengen gue tau soal ini. Dan instagram lo hilang. Artinya, waktu lo ga banyak"

"Ngaco banget" suara lembut Alin membuat Algar tambah ingin merengkuhnya.

"Jujur Lin.... please... jujur sama gue, kita akan cari jalan keluarnya bareng" ujar Algar mengelus surai hitam Alin.

"Gue ga ngerti lo ngedumel apa" Alin menunduk.

"Lin?" Algar berusaha menatap wajah Alin.

"Gapapa.... jujur aja. Gue udah tau. Dan jam ini nunjukin sisa hidup lo kan?" Algar menekan tombol 'On' dan terlihat 9 hari lagi yang membuat pertahanan Algar sedikit runtuh. Keseimbangan Algar untuk berdiri hilang. Ia sedikit jatuh namun ditahan oleh Alin.

Algar berusaha melihat objek dengan jelas setelah beberapa saat nyaris pingsan. "Iya... dan gue tau respon lo bakal kayak gini makanya gue ga bilang" Alin berterus terang. Alin juga pengen tetap sama Algar. Bahkan sampai dia menghembuskan nafas terakhir.

"Kita cari jalan keluar nya ya" ujar Algar memaksa senyumnya yang membuat hati Alin berdenyut. "Gue.... hiks gue pengen tetep sama lo" Alin menangis. Algar memegang kedua pipi Alin menyeka air matanya dengan lembut. "Lo pasti bisa keluar dari kutukan" ucap Algar memasukkan kepala Alin di rengkuhannya.

Sarra yang melihat dari kejauhan ikut tersenyum. Tadinya ia juga mencari Alin. Jujur, Sarra ingin Alin tetap bahagia bahkan sampai akhir. "Bahagia terus ya Lin" ucap Sarra melihat Alin dan Algar dari ujung lorong.

--

Mereka telah memperbaiki hubungan. Namun, di wajah mereka sama sekali tidak ada raut bahagia. Malah, terlihat sangat menderita. Tidak ada yang bergeming. Keduanya terdiam menatap lurus kedepan.

Kepala mereka tengah penuh dengan bermacam hal. Pikiran Alin : Gue jahat banget... seharusnya gue buat Algar benci sama gue, bukannya malah buat dia menderita kayak gini. Pikiran Algar: Apapun caranya gue harus berusaha. Gue ga mau Alin meninggal.

Pikiran mereka yang semerawut membuat mereka diam tak bersuara. Algar merasa sedikit risih dengan kondisi saat ini. Ia berusaha menatap Alin yang baru ia sadari telah terlihat kacau. Matanya berkantung hitam, bibirnya kering pecah-pecah, rambutnya yang biasa rapi tercatok sekarang tidak.

Melihatnya, membuat Algar paham betul. Situasi Alin sedang tidak baik-baik saja. "Lin?" Algar menguatkan dirinya untuk menyapa.

"Ya?" balas Alin menatap Algar.

"Gue akan cari cara untuk buat lo keluar dari kutukan... lo ada clue ga?"

"Hmmm sebenarnya gue ada dua misi untuk keluar Gar. pertama, gue harus cari persamaan kematian gue. Jadi gini... setiap 100 hari gue habis. Gue akan dihadapkan dengan kematian. Ya seperti lo tau. Ketusuk, kebakaran dan lain lain" jelas Alin memberi jeda sesaat.

"Tapi Likes menyelamatkan nyawa gue. Jadi gue masih bisa hidup sekarang. Nah di balik kematian-kematian yang gue alami. Itu punya keterkaitan" Alin menyudahi penjelasannya, berharap Algar akan mengerti.

"Jadi... setelah 100 hari lo habis lo akan selalu dalam bahaya yang akan mematikan lo. dan kalo lo ga dapet likes lo meninggal?" tanya Algar memicingkan wajahnya.

"Iya..dan bahaya yang mematikan gue... ga main-main Gar. makanya disebut kematian" jelas Alin lagi.

"Terus misi gue yang kedua. Gue harus tebus dosa gue setelah gue tau persamaan kematian gue" Alin mengangguk, berusaha menjelaskan sesingkat mungkin.

"Hmmmm.... kita pasti bisa" Algar menjamah tangan Alin.

Tuhan...bisakah kau izinkan aku bersama dengan Algar selamanya?

Tuhan.... bisakah kau izinkan aku menetap disini?

Tuhan... jangan sakiti dia, lindungi dia... tarik deritanya saat aku pergi nanti.

Tuhan.... aku tau, pendosa seperti aku tidak berhak meminta apapun....

Tapi, salahkah aku? Meminta dia selalu bersamaku?.

Alin membatin melihat Algar yang menyembunyikan air mata di balik pelupuknya. Bisakah air mata itu berubah menjadi ukiran senyum?.

Semoga... senyum itu terus bisa Algar lihat. Begitupun dengan Alin. Semoga mereka bisa bersama selamanya. Sampai mereka menua. Tidak berpisah dengan cara mengenaskan seperti ini. Alin.... bisa keluar dari kutukan dengan tempo 9 hari kan?

Likes For Lives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang