Adik Algar (34)

14 8 2
                                    


Yo! 

Wellcome to new part~

Semoga suka~

Maaf hari ini ngaret yoo~

Happy and enjoy~

Pokoknya di part ini siap2 "HAH???!!!!!"

--

Alin tidak bisa fokus. Ia hanya memikirkan bagaimana dan sejak kapan Mina tau hal busuk yang Alin coba tutupi? Please rasanya seperti maling yang baru diciduk. Ia tidak tau harus merasakan apa. sakit? Senang? Takut? Apa yang pantas Alin rasakan sekarang?.

Well, bagaimana jika Mina membeberkan siapa Alin sebenarnya? Bagaimana jika Mina memilih untuk bersifat egois? Bagaimana teman-temannya memandangnya? Dan bagaimana Algar menatapnya hal itu bahkan tidak berani Alin pikirkan. Untuk membayangkan saja ia takut. Sangat takut.

Alin memandang bukunya. Walaupun sebenarnya buku itu hanya pajangan. Sedangkan jiwa Alin berlabuh memikirkan hal yang baru saja terjadi. Apa topeng kacanya akan segera terbongkar?.

"Ngelamun mulu" suara Algar yang menyegarkan masuk ketelinga Alin. Alin sedang duduk di kursi taman. Tempat biasa... yang di depan kolam ikan.

"Eh ya nanti malam senggang ga Lin?" tanya Algar tiba-tiba.

"Hmmm senggang sih" sahut Alin.

"Gue mau ngenalin lo ke adik gue. Dia udah kepo banget denger gue ada pacar" terang Algar sambil menyeruput capucino ditangannya.

"Hah lo serius?" Alin exited bukan main.

"Iyalah. Yaudah ntar malem gue jemput ya"

"Adek lo cewe or cowo?"

"Cewek.... okey Lin see you!" ucap Algar pamit.

--

Gila... pesat juga perkembangan hubungan Alin, Algar. Ada yang cemburu ga disini? Cari pacar gih. Ga capek jomblo mulu?.

Pulang sekolah yang seperti selamatan masal tiba. Semua pada senang saat jam ini. Beberapa diantara mereka tertawa terbahak-bahak. Beberapa diantara mereka lesu karena terlalu fokus belajar. Beberapa diantara mereka menunggu jemputan sambil begibah. Beberapa diantara mereka mengarah ke lapangan parkir. Dan yang terakhir beberapa diantara mereka mengantri cilor. Kalian termasuk golongan mana? Well, apapun itu jangan sampe golongan sesat ya!.

Mentari seolah memiliki perasaan yang sama dengan Alin. Buktinya ia cerah sekali hari ini. Alin naik ke atas mobil ferari open kapnya. Setelahnya, ia melesat meninggalkan gedung mewah Almeta.

Ia tiba di Mall. Niatnya sih ingin membeli hadiah kecil-kecilan untuk adik Algar. Itung-itung kan carmuk. Ada orang yang punya muka dua ga? Sabi lah di sumbang ke Alin.

Alin diam di salah satu toko yang bernama 'Catchy' ini adalah toko accecoris kesukaan Alin. Koleksinya gemes-gemes.

Ia menelusuri ruangan yang serba pink dengan beberapa dekor pita. Khas banget kayak anak perempuan. Mata Alin tertuju pada salah satu pita rambut yang cantik. Diraihnya pita itu.

"Ih gemesh" gumam nya seorang diri.

"Beli ini ah... sama lampu tidur lucu kali ya?" tanya Alin kepada dirinya sendiri. Alin mengambil lampu tidur tonjok. Ada yang mengerti maksudnya? Iya artinya, tuh lampu kalo ditonjok bisa nyala. Mana bentuknya bulet. Kayak kepala Keenan.

"Ini juga ah" katanya. Kemudian membayarnya dikasir.

Setelah transaksi usai. Barulah Alin keluar dari toko serba pink. Kalo perempuan masuk sana... siap-siap khilaf!.

--

Malam pun tiba. Alin memakai jeans panjang bewarna biru tua kemudian memakai kaos bergambar cherry. Ia menyemprotkan parfum. Sebagai pelengkap. Alin memakai jaket jeans biru yang senada dengan celananya. Rambutnya Alin kuncir kuda. Well done! Algar sudah menunggu di Lobby so here we go!.

Alin membawa parsel yang nantinya ia beri ke adik Algar. Asli se exited itu!. kebayang ga si nanti Alin sama adiknya Algar hangout bareng? Beli barang-barang gemesh bareng? Bayangin aja udah seneng banget tau ga!.

Setelah mendadak menjadi bisu karena deg-degan sepanjang jalan. Akhirnya sampailah Alin dirumah Algar. Jujur, rumah ini mewah. Siapa sangka penghuninya harus rela kerja siang malam?.

Rumah serba putih itu dimasuki oleh Algar. Alin agak kaget melihat rumah pacarnya yang segede gedongan! Sumpah! Gede banget!.

"Turun oy!" kata Algar. Gila! Alin melamun!.

"Eh iya Gar sorry"

"Napa lo? Haha jangan aneh. Ini rumah bokap-nyokap gue. Dan pas mereka meninggal. Ya gue yang harus urus lah" terang Algar sambil membuka helm full face nya. Gila yah! Dia bahkan bisa membaca pikiran Alin.

"Yuk masuk" ajak Algar. Alin berjalan perlahan melangkah ke ruang tamu.

"Duduk dulu ya gue panggilin adik gue diatas" Algar melangkah menaiki tangga. Sedangkan Alin celingukan karena kagum. Sumpah! Tadi dia kira rumah Algar sederhana ... tapi ini wuah jauh banget dari kata sederhana.

--

Tak lama Algar turun. Ia duduk disebelah Alin. Di sofanya yang empuk. Mengarah pada dinding vinatage. Di dinding itu terpajang foto keluarga. Itu tampaknya sudah lama karena Algar terlihat masih kecil. Bahkan rupanya jauh dari sekarang.

Di samping ruang tamu terdapat ruang makan sekaligus ruang keluarga. Juga ada tangga yang melingkar. Ruangan serba putih ini benar-benar menyisakan kesan mewah!. Dari ruang tamu Alin dapat melihat akuarium besar yang terdapat diruang tengah.

"Sorry lama ya Lin... adek gue katanya mau dandan dulu" Algar tak enak. Ia melangkah berniat mengambil minum untuk Alin.

"Iya gapapa kok Gar santai" balas Alin tersenyum.

"Nah ni dia udah turun" Algar mendongak keatas. Begitupun Alin. Langkahnya tampak anggun. Pasti dia cantik orang Algar aja cakep. Roknya terlihat. Sumpah Alin tidak sabar melihat wajahnya. Pasti layak disebut bidadari bukan?.

Alin berdiri. Ia harus menjaga sopan santun. Saat badan serta wajah wanita itu terlihat. Alin yang tadinya tersenyum merubah rautnya menjadi cemberut. Alin terkejut bukan main. Dia adiknya Algar?! What?{}

Likes For Lives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang