HELLOW~
Welcome to new part!
Enjoy!
Baca sampai ENDING yaaaa~
--
Algar datang. Ia melihat sesuatu yang aneh saat ingin menuju unit Alin. Siapa sangka? Gadisnya telah menyentuh dasar kolam dengan tangan yang tertulur seolah meminta pertolongan. Ia membulatkan matanya sebelum benar-benar yakin bahwa yang terbaring didasar adalah gadisnya.
"Alin...." teriakknya sambil turut menyusul Alin ke dalam kolam. Ia meraih tangan gadisnya kemudian membawanya ke tepi.
"Hok...hok..." Alin terbatuk. Rasanya seolah ada air yang memenuhi dirinya. Disegala anggota tubuh.
"Biarin gue mati Gar.... biarin please"
"Lo Gila?" Algar marah sambil menopang tubuh gadisnya yang nyaris ambruk.
"Lo ngapain bantu gue?" asli, Alin lelah berada di dunia. Sangat lelah.....
"Ga usah bacot lo sumpah" Algar membopong tubuh Alin untuk membawanya ke unit.
--
Ia mendudukan Alin dikasur, kemudian memakaikan Alin jasnya. Dirinya masih tidak bisa berfikir jernih mengapa gadisnya melakukan hal senekat tadi.
"Gue tau.... kehilangan Keenan berat banget bagi lo. tapi..... nyusul dia bukan pilihan tepat Lin! Mencoba bahagia agar Keenan juga bahagia disana udah lebih dari cukup" ucap Algar penuh penekanan disetiap katanya.
"Gue juga tau kadang dunia ga adil. Kadang dunia melelahkan... tapi lo tau hal yang penting?...... kita harus hidup walau seribu panah menerjang kita Lin.... kita harus kuat"
"Kalo rasa sakit yang lo rasain sekarang ibarat panah yang menancap... gue tau lo pasti udah jadi landak sekarang karena banyakknya panah yang melukai tubuh lo... tapi menyerah bukan pilihan Lin" Algar menyudahi ceramahnya sambil memasukkan tangan ke kantung celana.
"Oh ya?..... lo ga ngerti perasan gue gimana Gar..." balas Alin yang dari tadi mencoba menerima semua ocehan Algar.
"Iya.... gue akui, gue memang ga ngerti apa yang lo rasain dan ga akan pernah ada orang yang ngerti. Masalah hati itu kita rasain sendirian Lin..... tapi kalo lo aja masih nyakitin diri lo sendiri, siapa yang bakal lindungin lo?"
"Gar.... lo gapaham!" suara Alin sedikit meninggi.
"Gini deh. Lo tau ga perasaan gue disaat gue liat pacar gue nyaris mati karena bunuh diri di depan mata gue sendiri?"
"Gak kan?" tanya Algar setelah memberi jeda. Ia memandang Alin lekat-lekat. Mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Mengambil gunting dari meja belajar Alin yang letaknya disamping kiri kasur.
Srettt..... suara goresan yang Algar ciptakan sendiri ditangannya. Itu membuat mata Alin membola sempurna. "Lo GILA!" teriak Alin nampak cemas dengan luka yang mengalir dengan begitu deras dari tangan pacarnya.
"Kenapa? kenapa lo khawatir? Luka ini ga ada apa-apanya dibandingkan dengan luka gue kalo kehilangan lo Lin!" balas Algar penuh penekanan. Alin mendekatkan tubuhnya ke laki-laki itu, merengkuhnya.
"Maaf.... hiks...gue Cuma lelah... gue lelah...gue nyesel udah jahat...gue nyesel sudah jadi ratu bully"
Algar menghela nafasnya kasar. "Hei.... lo masih ratu, tabi bukan ratu bully. Lo adalah salah satu ratu yang akan abadi di hati gue... ratu, peri, lo segalanya bagi gue"
"Najis asli" Alin tersenyum. Ia rada geli tapi seneng gitu loh. pada paham kan?. Algar tertawa kecil kemudian merengkuh gadisnya. Alhasil punggung Alin yang dibalut dengan jas Algar ikut bernoda darah. Bernoda.... luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Likes For Lives.
Novela Juvenilblurb: {FOLLOW SEBELUM BACA!} Kalian tau apa itu hidup? Kalian tau kapan kalian mati? Kalian tau... hal apa yang membuat kalian mati? yah... tak ada yang tau kecuali Tuhan pastinya. Namun, Alin selebgram dengan kehidupan sempurna tiba-tiba terken...