Pemakaman (44)

13 10 0
                                    

Hellowww~

Welcome to my wattpad story~

Apa kabar kalian semua? Semoga baik-baik aja ya~

Yuk kawal cerita ini sampe ending~

Read with love~

Enjoy.~

Hari ini pemakaman Keenan. Alin memandang dirinya yang menyedihkan dicermin. Sungguh, semesta memang begitu kejam. Ia tidak pernah membiarkan manusia seperti Alin bahagia. Padahal, Alin terus berusaha menubus dosa-dosanya bahkan sampai saat ini.

Ia memakai dress hitam. Memang sangat identik dengan suasana pemakaman. Sepatu flat dan rambut sebahunya ia ikat. Bibirnya yang kering kerontang bahkan enggan ia timbrukkan dengan lip gloss.

Semesta menghukumnya dengan cara yang paling menyakitkan. Pertama, ia cinta dengan Algar. Tapi harus dikejutkan dengan fakta bahwa Algar adalah kakak dari mangsa bullynya. Kebahagiaan berpacaran dengan Algar sirna seketika. Kedua, saat ia mempunyai teman. Temannya membelakanginya. Padahal, Mina adalah teman pertama seumur hidup Alin.

Terakhir, Keenan. Saat perasaannya mulai tubuh pada Keenan yang selalu menghiburnya, menyayanginya, melindunginya. Semesta mengambil Keenan dari Alin. Seandainya Keenan sama seperti yang lain. Membelakangi Alin. Tidak akan terjadi seperti ini bukan?.

Semua akan berakhir menyedihkan bagi tokoh antagonis. Dan Alin adalah tokoh antagonis itu. karenanya semua tidak ada yang berjalan sesuai keinginannya, sesuai harapannya, semesta tidak salah karena selalu memberi luka. Karena.... Alin pantas untuk menerima sayatan itu.

--

Alin tiba dirumah duka. Tentu Keenan dibawa ke rumah papanya, bukan ke apart. Hendry alias Papa Keenan terlihat sangat berduka. Wajar saja, ia yang mengira anaknya membencinya ternyata menyayanginya setengah mati.

Semua raut kesedihan hadir. Tidak ada yang menyangka Keenan seberharga ini sebelum dia pergi. semua menujukkan bahwa hari ini adalah hari termenyedihkan sepanjang hidup mereka. sebagian diantara mereka bahkan menangis tersedu-sedu.

Kelas 11 diberi dispensasi untuk melayat. Jadi, seangkatan disini. semua siswa yang mengenal sosok Drakeenan ikut melayat. Alin mendongak keatas. Langit sangat cerah hari ini. Keenan.... akhirnya bahagia.

"Lo bahagia ya Kee?" Alin menitikkan air matanya dan segera menghapusnya. Tak mau Keenan menjadi sedih lagi.

Perlahan... Alin masuk kedalam rumah besar itu. setelah selangkah tubuhnya ditarik seseorang dari belakang. Merengkuhnya.... dari bau khasnya Alin tau itu siapa.... Algar...

"Maaf.... gue baru dateng sekarang" katanya memeluk Alin dari belakang. Mulut Alin keriting. Ia membalikkan badannya balik memeluk Algar.

"Lo kemana aja?.... gue butuh lo... Keenan, meninggal karena gue" Alin menangis dipelukan Algar. Algar mengelus surai Alin dengan lembut.

"Maaf..." Algar melepaskan pelukannnya.

"Masuk yuk?" ajak Algar tersenyum. Memegang tangan Alin memberi dia kekuatan.

--

Raut yang mengisyaratkan kesedihan. Sendu menyapa di garis wajah semua orang yang berada dirumah duka. Semsesta.... mengambil seseorang dan memaksa yang lain untuk melanjutkan hidup tanpa orang yang dia cintai.

Manik mata Alin melihat papa Keenan yang menangisi mendiang putranya. Memang, penyesalan adalah perasaan yang paling berharga karena, dengan itu kita bisa menjadi versi terbaik di diri kita.

Suasana serasa gelap padahal diluar sedang cerah. Mengerti maksud kata-kata ini kan? rumah besar yang setiap sudutnya terisi aroma air mata. Alin melangkah pelan yang dipegangi oleh Algar. Takut pertahanan yang ia buat runtuh sewaktu-waktu.

Likes For Lives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang