Pantas Mati (19)

13 10 5
                                    


Halooo~

Wellcome to new part~

Thanks dah baca sejauh ini ya~

Kawal sampe ending~

Bigluv from Bigbee~

IG: anastasiachrn_

--

Semua memiliki balas, jadi lakukan sesuatu yang baik agar balas itu tidak menyedihkan.

--


Semua perbuatan memang ada balasannya. Dan dihari pembalasan itu tiba. Baru lah sang pelaku kejahatan bersikap seolah ia yang paling terluka. Apakah bagi kalian itu kejam, atau sah-sah saja?.

Suasana semakin menegang, Alin tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Ini sangat tidak masuk akal. Namun, hal apa yang masuk akal bagi hidupnya sekarang? Ruang bahasa yang minim cahaya serasa semakin menyeramkan ditengah situasi seperti ini.

Udara dingin yang ditiggalkan dari dua AC ditembok membuat Alin tambah merinding. Ditambah kursi dan meja yang disusun bagai tangga menjadi saksi bisu ketakutan, sekaligus kemustahilan hidup Alin.

"Sudah gue bilang kan... kalo kita itu sama!" Sarra menggoncang tubuh Alin sedikit.

"Nggak... ini pasti Cuma kebetulan Sarr!" Alin geleng-geleng menolak percaya ini semua.

"Kebetulan?" tanya Sarra memicingkan wajahnya. Ia merogoh saku almamaternya. Terkejutan Alin bertambah setelah melihat apa yang Sarra keluarkan.

"Masih ngelak?" kata Sarra. Benda yang dikeluarkan Sarra amat familiar bagi Alin. Ada yang bisa tebak?

Iya, itu jam sekaligus buku panduan. Sarra juga memiliki kehidupan bergantung dengan likes instagram?!

"Lo...?" tanya Alin tidak yakin.

"Iya... gue juga sama, hidup gue bergantung dengan likes. Sama kayak lo"

"Wah-wah.... gila! Lo kenapa seakan-akan sama kayak gue?"

"Hapus kata sekan-akan. Itu nyata Lin. Gue, lo itu sama... sama-sama TERKUTUK!" balas Sarra menekan kata terkutuk.

"Kita harus nemuin pola kematian kita secepatnya biar bisa keluar dari kutukan ini Lin" Sara memegang kedua tangan Alin dengan kuat. Seolah hanya Alin yang bisa membantunya.

"Pola kematian?" tanya Alin dengan memicingkan wajahnya kebagian kiri.

"Lo ga tau? Kita ada dua misi untuk keluar dari kutukan. Pertama, harus nemuin pola kematian kita untuk keluar dari kutukan. Setiap kematian kita memiliki benang merah. dan kita harus nemuin benang merah itu untuk keluar dari kutukan. Kedua, kita harus merubah sikap kita menjadi lebih baik dan menebus semua dosa yang kita perbuat" jelas Sara panjang kali lebar.

Alin mengerjapkan matanya berusaha mencerna semua yang dijelaskan Sara. Woah ternyata dia tau banyak soal kutukan.

"Alin?" panggil Sara sewaktu Alin melamun.

"Jadi maksud lo... kita harus nemuin persamaan kematian demi kematian kita karena semuanya ada kaitannya?"

"Iya..." Sara melepas kedua tangannya beralih menyilangkan tangannya di dada.

"Jadi... apa ga bisa kita sama-sama nyoba keluar dari kutukan ini bareng-bareng?" jawab Sarra penuh harap.

"Call. Setidaknya gue punya temen yang paham perasaan gue" Alin tersenyum penuh arti. Entahlah ini awal yang baik atau malah sebaliknya.

Likes For Lives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang