"Teh, kenalin pacar Kinan namanya Rama Adinata"
Mataku sukses tak berkedip saat melihat orang yang ada dihadapanku, aku benar-benar terkejut dengan situasi saat ini. Orang itu pun terlihat sama terkejutnya denganku, ya orang itu adalah Rama. Jadi, ucapan Rama saat itu benar-benar dilakukannya ya? Bahwa dia akan mencari wanita lain, dan wanita itu adalah adikku sendiri? Saat ini aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya terdiam membisu dengan situasi ini.
"Teh, kok diem aja?"
Ucapan Kinan menyadarkanku, aku pun menghela nafas kemudian berkata pada Kinan, "Nan, Teteh ke toilet dulu"
Aku berjalan meninggalkan mereka semua dan dengan dada yang terasa sesak aku terus berjalan. Aku mencoba mencari toiletnya, tapi dimana? Kenapa aku tidak bisa menemukannya? Ah sudahlah, lebih baik aku pulang saja. Aku butuh waktu untuk sendiri, terlebih lagi aku tidak memprediksikan bahwa Rama akan datang bersama adikku. Benar-benar kejutan yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan.
Pintu keluar gedung ini pun mulai terlihat, saat mendekati pintu itu tiba-tiba tubuhku oleng, saat aku menoleh ke samping ternyata tangan kananku ditarik oleh seseorang.
"Rama? Lepasin!"
Rama menarikku dari keramaian gedung ini, dia membawaku ke samping gedung ini yang terlihat sepi jauh dari keramaian tamu-tamu Clarissa dan Andi.
"Rama!"
"Diem"
Aku tak habis pikir, ada apa dengan dirinya? Seenaknya saja menarikku kesini.
"Lepasin"
Aku mencoba melepaskan genggaman tangannya dari tanganku. Tapi hasilnya nihil, dia benar-benar mempunyai tenaga yang kuat.
"Kamu ga lepasin, aku teriak" tembakku langsung.
Aku merasakan tangan Rama mulai mengendur, dia membebaskan tanganku dari genggamannya. Pergelangan tanganku terasa sakit dan merah akibat dia.
"Kamu kenapa sih?!" Ucapku tak ingin berbasa-basi.
Aku melihat Rama bukannya menjawab pertanyaanku malah dia melihat-lihat keadaan sekitar. Ada apa sih dengan orang ini?
Melihatnya dari dekat seperti ini ternyata perawakan Rama sudah jauh berbeda dengan yang dulu. Dulu dia sering memakai kaos polos dengan jelana jeans berwarna hitam. Sekarang dia terlihat lebih dewasa, kemeja putih yang dikenakannya membuat dia terlihat lebih tampan dari terakhir kali aku bertemu dengannya. Terlihat bulu-bulu halus yang ada dibawah dagu dan di pipi belakangnya, apa itu yang dinamakan dengan berewok? Fisiknya benar-benar berubah, berubah menjadi Pria dewasa yang menurutku sangat tampan.
"Ganteng ya?" Ucapnya tiba-tiba.
"Eh, eng eng-gak! Biasa aja" ucapku terbata-bata dan langsung mengalihkan wajahku darinya.
Sial. Bisa-bisanya aku ketahuan sedang memperhatikan dia.
"Jadi cowok itu Rendy?"
"Maksudnya?"
"Kamu ninggalin aku demi Rendy?"
"Hah? Rendy?" Tanyaku mulai bingung dengan arah pembicaraan ini.
"Aku udah tau dari Kinan, kamu pacaran sama Rendy"
Dasar Kinan.
"Kamu percaya kata-kata dia?"
"Ya jelas. Pacar aku sekarang dia" jawabnya lantang.
Jleb.
"Oke. Semoga langgeng sama Kinan" ucapku dengan memaksakan senyumku dihadapannya.
Tak menunggu lama, aku pun segera pergi meninggalkan Rama. Kurasa, sepertinya jalanku dan Rama memang berbeda, Rama sepertinya sudah bahagia dengan Kinan. Harusnya, aku juga segera move-on darinya.
Oke, mulai saat ini aku tak ingin berurusan lagi dengannya, sudah cukup air mataku terbuang sia-sia demi dirinya.
.
.
.Jangan lupa vote dan komen, supaya Author semangat ngelanjutin cerita ini. Tengkyuu✨

KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...