Diperjalanan pulang aku tidak berhenti berdoa kepada Allah untuk selalu menjaga ibu dan adikku di kampung. Sebenarnya ada kejadian apa dirumah? Sampai-sampai ibu tega meninggalkan adik sendirian dirumah.
Setelah sampai di terminal bis aku langsung turun dan mencari ojek dan segera memberitahukan alamatku padanya.
Setelah sampai didepan rumah, aku buru-buru membayar ojek dan langsung masuk kedalam rumah. Aku melihat Grace sedang menenangkan adikku yang masih menangis.
"Assalamuailakum" Salamku.
"Walaikumsalam, kak Sya. Ini dede dari bangun tidur sampai sekarang nangis terus" Ucap Grace padaku.
Adikku yang berada dipelukkan Grace langsung berlari kepadaku. Sepertinya, dia baru sadar aku sudah pulang. Adikku langsung memelukku begitu erat sepertinya dia tidak mau aku pergi. Aku tahu, pasti adikku terkejut saat membuka mata tidak ada siapa-siapa dirumah.
"Maaf yah Grace. Jadi ngerepotin" Ucapku sambil menenangkan adikku.
"Gakpapa kak Sya, gak ngerepotin kok" Ucap Grace padaku.
Perlahan-lahan adikku mulai tenang dan terlelap. Sepertinya dia kelelahan menangis. Aku pun membawa adikku ke kamar dan membaringkannya.
"Grace tau gak ibu Kinan dimana?" Tanyaku pada Grace. Dan memang ibuku biasa dipanggil ibu kinan jika dikampung.
"Gak tau kak Sya. Tadinya aku kesini mau beli mie instan sama telor karena warungnya buka. Tapi, pas dengar suara dede aku langsung masuk ke kamar dan ngeliat dede lagi nangis di tempat tidur terus gak ada siapa-siapa. Aku mau hubungin ibu kinan sama kak Sya tapi gak tau nomornya jadi aku chat Kinan aja" Ucap Grace menceritakan kejadiannya padaku.
Ibuku memang membuka warung dirumah. Tapi, aku dan Kinan tidak setuju karena berkat warung itu dede jadi tidak diawasi pada akhirnya, aku dan Kinan yang bergantian menjaga dede dirumah. Saat Kinan, sudah mulai masuk SMA, jadilah aku sendiri yang menjaga dede. Ibuku hanya mementingkan warungnya saja. Aku sempat berpikir, bagaimana jika aku sudah kuliah nanti? Siapa yang akan menjaga dede dirumah? Dan jawabannya sekarang sudah aku dapatkan.
Dulu, aku dan Kinan berusaha membujuk ibu untuk menutup warung tersebut. Tetapi, ibu malah memarahi aku dan Kinan dengan alasan warung itu dibuat untuk mencukupi kebutuhan kita sehari-hari. Aku dan Kinan akhirnya merasa tidak enak pada ibu. Tapi tidak menunggu lama, ayah kita pun cuti dan sudah pasti akan cuti dirumah selama 1 bulan. Ayah sudah tahu, ibu membuka warung karena ibu meminta izin pada ayah. Jadi, ayah tidak terlalu terkejut saat datang kerumah. Tapi saat lama kelamaan, ayah melihat bahwa ibu terlalu memforsir tubuhnya untuk selalu membuka warung dan tidak memperhatikan anak-anak juga menjadi jarang makan. Sehingga berat badan ibu menurun drastis, yang tadinya beratnya hampir sama sepertiku yaitu 65 kg turun menjadi 50 kg.
Sebab itu ayahku pun meminta untuk berbicara berdua dengan ibu di ruang tamu. Aku dan kinan yang merasa penasaran, akhirnya menguping apa yang sedang diperbincangkan oleh ayah dan ibu. Dan ternyata, ayah menyuruh ibu untuk menutup warungnya. Saat itu aku dan Kinan merasa senang. Aku dan kinan pun mendengar bahwa, ayah memberikan alasan dengan gajinya yang masih bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari. Tapi, ibuku menolak usulan ayah dengan alasan Kinan akan bersekolah diluar provinsi dan membutuhkan uang yang banyak. Belum lagi, denganku jika sudah tamat SMA akan dikuliahkan dan membutuhkan uang yang tidak sedikit pula. Ayahku pun mengalah, dan membiarkan ibu masih membuka warungnya hingga sekarang.
Maka dari itu, aku bertekad jika sudah lulus kuliah aku akan mencari pekerjaan yang gajinya bisa mencukupi keadaan orang tua-ku dan juga adik-adikku sehingga orang tua ku sudah tidak perlu bekerja membanting tulang demi aku dan adik-adikku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sedih yah😭
Jangan lupa Vote dan Comment guys.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...