4 - Roma Kelapa

427 29 1
                                        

"Hahaha, jadi gitu ceritanya" Ucap Clarissa tertawa.

Setelah Rama datang, ternyata Rama adalah lelaki yang tadi meminta pertanggung jawaban padaku untuk komiknya yang ludes. Tidak menunggu lama, aku pun langsung menceritakan kejadian tadi siang pada Clarissa. Dan ternyata Rama adalah Pacar barunya Clarissa. Hell, dunia memang sempit.

"Ris, kalo boleh gue saranin mending lo balikkan aja sama Andi. Gak setuju gue lo sama Roma kelapa ini" Ucapku sedikit berbisik pada Clarissa.

"Gue bisa denger kali. Kenapa lo gak setuju? Cemburu ya lo? Gue tau kegantengan gue memang udah tingkat dewa" Ucap Rama dengan percaya dirinya.

"Nah, kan. Liat pacar lo yang sekarang Ris, terlalu cerewet dan over PD" Ucapku pada Clarissa mengabaikan Rama.

"Ternyata selain gak bertanggung jawab lo juga suka bergosip. Gak bakal ada deh, cowok yang bakal suka sama lo kalo kelakuan lo kayak gitu" Ucap Rama kemudian meminum kopi yang telah dia pesan.

"Sialan lo. Tarik kata-kata lo sekarang!" Ucapku dengan nada tinggi pada Rama. Bagaimanapun aku berpikir ucapan adalah doa.

"Gak mau. Blee" Ucap Rama sambil memeletkan lidahnya padaku. Kalau bukan didalam cafe pasti sudahku jambak-jambak rambutnya.

"Udah-udah, kalian berdua kenapa sih? Kok jadi childish gini? Awas aja ujung-ujungnya kalian malah saling suka" Ucap Clarissa melerai aku dan Rama.

"Amit-amit!" Ucapku mengetuk-ngetuk kepalaku dengan jari tangan ke meja cafe.

"Ogah! Badan karung gitu gak ada seksinya sama sekali. Untung aku dapetnya kamu yang" Ucap Rama mengedipkan mata pada Clarissa.

"Kamu gak boleh bilang gitu yang. Gimanapun juga, Nasya sahabat aku. Jadi, kamu juga harus ngehargain dia jangan di kata-katain. Aku gak suka" Ucap Clarissa pada Rama.

"Tuh dengerin" Ucapku pada Rama dan berbangga hati pada Clarissa.

"Lo juga Sya. Rama kan udah jadi pacar gue, jadi terima dan didoain sahabat lo ini supaya langgeng bukannya disuruh balikkan ama mantan. Lagian Rama ini luarnya emang keliatan ngeselin tapi hatinya baik kok" Ucap Clarissa padaku.

Setelah mendengar ucapan Clarissa, aku melihat Rama mulai memundurkan wajahnya dan memeletkan lagi lidahnya padaku. Aku bisa melihat seolah-olah Rama mengatakan"Rasain lo" .

"Sialan" Gumamku dalam hati.

"Sekarang berantemnya udahhan dulu. Mendingan kita jalan bareng ya, kan?" Tawar Clarissa.

"Yah, sorry Ris. Gue gak bisa lama-lama soalnya gue ada janji buat ngerjain tugas kelompok sama temen gue" Ucapku pada Clarissa.

"Baguslah" Ucap Rama.

"Yah... padahal gue masih pengen lama-lama sama lo Sya" Ucap Clarissa dengan raut wajah yang sedih.

"Jangan sedih gitu dong. Kapan-kapan kita kan masih bisa ketemuan lagi. Bisa di kost gue, di kampus gue, ataupun di tempat ini lagi" Ucapku menyemangati Clarissa.

"Oh iya, gue baru inget! Kalian berdua kan satu kampus" Ucap Clarissa dengan tiba-tiba memukul meja cafe.

Aku yang mendengarnya pun langsung terkejut untunglah aku tidak memiliki riwayat sakit jantung. Rama pun tidak kalah terkejutnya denganku karena Rama tersedak minumannya akibat ulah Clarissa.

"Yang kalo ngomong, ngomong aja. Jangan sampe gebrak mejanya juga kali" Ucap Rama pada Clarissa.

"Hehehe. Maaf-maaf, yang kamu di kampus fakultas apa? Aku lupa" Ucap Clarissa dengan cengiran tidak berdosa.

"Teknik" Jawab Rama.

"Kalo lo Sya?" Tanya Clarissa padaku.

"Ekonomi" Jawabku.

"Yah... kirain gue fakultas kalian sama. Kan kalo sama, gue bisa nyuruh Rama buat jemput lo ke kost-an gue" Ucap Clarissa.

"Sekalipun sama ya Ris, gue ogah dijemput sama Roma kelapa" Ucapku pada Clarissa.

"Emang lo kira gue mau? Gue juga males kali. Yang ada ban mobil gue malah kempes dinaikin sama lo" Ucap Rama tidak mau kalah denganku.

"Udah-udah! Kalian emang ya? Baru aja sebentar gak ribut malah ribut lagi" Ucap Clarissa melerai aku dan Rama.

"Iya, sorry-sorry Ris, kalo gitu gue balik duluan ya. Gak enak temen gue udah nunggu lama" Ucapku pamit pada Clarissa.

"Yaudah, hati-hati dijalan Sya." Ucap Clarissa padaku.

Setelah keluar dari cafe, aku pun segera memesan taxi online. Sepertinya, setelah ini aku akan berpikir-pikir dulu untuk bertemu Clarissa, aku tidak mau lagi bertemu dengan orang songong seperti Rama. Aku pun berpikir, mengapa seorang Clarissa bisa menyukai seorang Rama yang menyebalkan seperti itu. Ah sudahlah, itu bukan urusanku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Vommentnya jangan lupa😊.

Nasya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang