Ayah udah transfer uang, belajar yang serius nak.
Itulah pesan yang baru saja masuk pada handphone Nasya. Nasya sangat bersyukur tanpa diminta ayahnya akan mengirimi Nasya uang, seolah-seolah mengerti dengan keadaan Nasya sekarang bahwa ia harus membeli buku mata kuliah untuk semester baru. Pasalnya, Nasya baru saja dikirimi uang dua minggu yang lalu, untuk membeli kebutuhannya dan tentunya untuk membayar kost dan Nasya percaya sekarang bahwa ikatan batin itu ada. Nasya dan ayahnya jarang bertemu karena pekerjaan ayahnya yaitu bekerja di kapal.
Makasih yah
Iya nasya usahakan, jangan lupa makan yah.
Itulah balasan Nasya kepada ayahnya. Jangan mengira Nasya tidak mempunyai ibu, Nasya mempunyai ibu. Tetapi, ia dan ibunya sering bertengkar karena adanya perbedaan pendapat. Bukan berarti Nasya ingin terus membantah, tetapi hal yang menurutnya tidak benar akan dia luruskan kepada ibunya. Itulah mengapa disaat hari-hari libur teman-temannya senang pulang ke kampung halamannya, sedangkan Nasya memilih untuk tidak pulang. Bukan berarti Nasya tidak rindu dengan ibu dan adiknya. Nasya rindu bahkan sangat merindukan keluarganya. Tetapi, karena hal itulah Nasya memutuskan untuk tidak pulang. Ia takut akan terus bertengkar dengan ibunya.***
Setelah membeli buku yang ingin aku beli, aku keluar dari toko buku untuk bertemu dengan temanku yaitu Clarissa. Clarissa adalah teman semasa SMA-ku dan hampir 1 tahun aku dan Clarissa belum pernah bertemu. Aku berjanji untuk menemuinya di cafe setelah aku membeli buku. Tetapi, belum beberapa langkah aku berjalan ada seorang lelaki yang berlari kearahku.
"Minggir" teriaknya.
Sontak saja aku langsung menghindar ketika dia berlari kearahku.
"Kayaknya, dia lagi kebelet pipis" pikirku.
Setelah kejadian itu, aku memesan ojek online untuk bertemu dengan Clarissa. Saat menunggu ojek online yang akan datang. Tiba-tiba tangan kananku ditarik oleh lelaki yang..... yang ternyata lelaki tadi. Lelaki yang terburu-buru masuk kedalam toko buku.
"Maaf, ada apa ya?" Ucapku sopan sambil melepaskan tangannya yang memegang tanganku.
"Gara-gara lo komik kesayangan gue ludes!" Ucapnya memarahiku. "What the.... kenapa dia nyalahin gue?" Ucap batinku.
"Maksud lo apa?" Tanya gue dengan nada rendah.
"Karna lo tadi gak minggir cepet komik kesayangan gue ludes. Tanggung jawab sekarang! Ganti komik gue!" Ucapnya dengan nada tinggi. "Okay, sudah cukup!" Ucap batinku.
"Loh kok nyalahin gue! Lo sendiri yang salah! Jelas-jelas tadi gue langsung menghindar pas lo dateng. Kalo emang udah abis itu derita lo! Jangan bawa-bawa gue." Ucapku langsung pergi meninggalkan laki-laki itu.
"Eh lo mau kemana?! Ganti dulu komik gue!" Ucap lelaki itu.
"Bodo amat!" Ucapku langsung menaiki ojek online yang ternyata sudah lama menungguku.
.
.
.
.
.
.
.Vote & Comment guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
Literatura Kobieca"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...