37 - Perpisahan

270 25 6
                                    

Part ini mengandung bawang!
































Siap-siap gess😭














































Jangan lupakan tisu🤧



































Oke, Happy Reading!




































.
.
.
.

“Rama?”

Oke, saat ini aku benar-benar bingung kenapa tiba-tiba Rama ada disini? Jelas-jelas yang tau tentang keberangkatanku hanya Clarissa. Apa jangan-jangan…

“iya, Clarissa yang ngasih tau tentang keberangkatan kamu Sya” ucap Rama seolah-olah sudah mengetahui isi pikiranku.

Rasa gelisah langsung menyerangku seketika, tak lupa pula aku langsung melihat kearah Clarissa. Padahal sudah ku wanti-wanti padanya untuk tidak memberitahukan hal ini pada siapapun. Dengan santainya Clarissa membalas tatapanku dengan cengiran khasnya.

“gak perlu nyalahin Clarissa. Setelah kemarin kamu minta putus secara sepihak, sekarang kamu mau pergi gitu aja? Selama ini kamu anggap aku apa Sya? apa jangan-jangan niat kamu emang kayak gini? Setelah kamu buat aku jatuh cinta sama kamu, dengan seenaknya kamu pergi begitu aja. Perlu kamu tau, rasanya sakit Sya” ucap Rama meneteskan air mata dengan tatapan sedihnya padaku.

Melihat Rama menangis, membuatku menahan diri untuk tidak langsung memeluknya dan tanpa Rama ketahui, aku juga merasakan sakit yang sama bahkan lebih. Air mata yang sudah kutahan sejak tadi pun keluar dengan sendirinya. “engga gitu Ram, maafin aku udah buat kamu sakit hati. Aku minta maaf Ram”

“terus apa alasannya?” pinta Rama memohon padaku.

Setelah mendengar kata ‘alasan’ aku langsung tersadar. Aku tidak bisa mengatakannya pada Rama, aku tidak mau memperkeruh suasana nantinya diantara Rama, Ibuku dan juga adikku. Yang bisa aku lakukan sekarang adalah menjauh darinya.

“aku pergi dulu, jaga diri kamu baik-baik Ram” ucapku melepaskan genggaman Rama pada tanganku dan berjalan meninggalkannya.

Baru saja beberapa langkah aku berjalan…

“APA KARNA ADA YANG LAIN SYA?!” Teriak Rama membuatku seketika berhenti berjalan.

Aku mencoba menahan diri untuk tidak menggubrisnya, kemudian melanjutkan langkahku.

“JAWAB AKU SYA!” teriaknya lagi dan membuatku terdiam kembali di tempat.

“kalo kamu berani jalan lagi, aku anggap itu jawaban ‘iya’ dari kamu”

Kalau dengan cara ini Rama bisa melupakan aku, maka biarlah Rama berpikiran seperti itu terhadapku.

Aku menghela nafas lalu menghembuskannya, kemudian melangkah pergi meninggalkan Rama.

“OKE! AKAN AKU BUKTIKAN BUKAN CUMA KAMU YANG BISA NGELAKUIN HAL ITU. AKU JUGA BISA! AKU AKAN CARI WANITA LAIN SYA!”

Perkataan Rama terdengar sangat menyakitkan hatiku, air mataku pun tak bisa berhenti keluar. Rasanya sangat sakit, benar-benar sakit sampai terasa sesak didada.

Saat sampai didalam pesawat pun aku masih tak bisa berhenti menangis. Rama yang selalu ada disaat-saat terpurukku, Rama yang selalu menguatkanku, Rama dengan tingkah konyolnya, kejailannya, kebaikannya. Sekarang semua itu hanya akan menjadi kenangan yang tersimpan di hati dan pikiranku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa buat vote & komen gais❤

Maaf partnya pendek banget :(

Lanjut gak nih?

Nasya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang