Masa bodo dengan bakso aku sudah malu sekali, dengan cepat aku pun membuka pintu mobil yang ada disampingku kemudian segera keluar dari mobil ini. Daun laknat! Bikin malu saja.
“Sya, lo mau kemana?” ucap Rama, yang suaranya bisa kudengar dari belakang. Sepertinya Rama mengikuti berjalan.
Hiraukan Sya, hiraukan saja!
Aku tak menggubris ucapan Rama dan terus fokus berjalan walaupun tak tahu harus kemana. Yang penting aku harus menjauh dulu dari seorang RAMA itu yang terpenting untuk saat ini.
“lo gak bisa kabur dari gue” ucap Rama menghalangiku berjalan karena saat ini Rama sudah ada didepanku.
MAMPUS!
“Gue mau pulang” ucapku tak mau melihat wajah Rama.
“kenapa? kita bahkan belum makan” Tanya Rama yang masih setia berdiri didepanku.
Pake ditanya lagi!
“Sya. jawab” tuntut Rama padaku. Untungnya saat ini tidak ada orang yang lewat membuat jalanan sepi, tak bisa kubayangkan jika ada banyak orang disekitar sini aku bisa bertambah malu.
“gue kesel sama lo” jawabku to the point dengan wajah yang masih menunduk didepannya.
Tak lama kemudian aku merasakan tangan Rama memegang daguku diarahkan wajahku untuk melihat wajahnya dan saat kulihat wajahnya, Rama melihatku dengan tatapan yang…… lembut?
“maaf, bercanda gue kelewatan” ucap Rama melihatku.
“maafin gue ya Nasya” sambungnya beralih mencubit kedua pipiku.
Aku terdiam sejenak menikmati perlakuannya, sepertinya aku menyukai sikap manisnya yang seperti ini. Tak lama kemudian aku tersadar, aku tidak boleh goyah Rama pasti mempermainkan aku lagi.
“Rama plis, jangan perlakukan gue kayak gini” ucapku menyingkirkan kedua tangan Rama dari pipiku.
“kenapa?” ucapnya bingung.
“gue gak kuat” ucapku berterus terang. Tepatnya Hati yang tak akan kuat menahan rasa ini untuk lebih lama lagi.
“hmm?”
“lupain aja” ucapku berjalan meninggalkannya.
Rama tidak meloloskanku begitu saja karna Rama langsung menahan tanganku, “kasih tau salah gue dimana”
“salah lo udah buat gue kayak gini” jawabku melepaskan genggamannya.
“yang jelas Sya” ucapnya meminta penjelasan.
“lo yang gak jelas” ucapku melihat Rama.
Aku bisa melihat Rama mengacak-acak rambutnya frustasi, “lo bikin gue serba salah Sya" ucap Rama.
Aku merasa kasihan melihatnya seperti itu, sepertinya harus aku duluan yang menjelaskan, "Rama..."
"Ya" jawabnya.
"Mulai sekarang gue harap lo gak usah deket lagi sama gue, dan gak usah bantuin gue lagi" ucapku tak berani melihat Rama.
Aku bisa mendengar helaan nafas Rama, "gue gak bisa" ucapnya.
Aku terkejut dengan ucapannya "Kenapa?" Tanyaku langsung melihat Rama.
"Karna gue suka lo Sya, jangan buat gue tersiksa sama permintaan lo itu" ucap Rama langsung membawaku kedalam pelukkannya.
DEG
DEG
DEGBukan, itu bukan suara jantungku. Melainkan suara jantung Rama yang bisa kudengar dari dadanya karna sekarang Rama memelukku dengan sangat erat! Bisa kutekankan sekali lagi dengan SANGAT ERAT.
"Ram..."
"Hmm?" Tanya Rama yang masih memelukku.
"Gue gak bisa nafas" ucapku langsung.
Rama kemudian melonggarkan pelukkannya tapi tidak dengan melepaskanku.
"Ram, lepassin dulu" ucapku mencoba melepaskan pelukkan Rama.
Rama menjawab dengan hanya menggelengkan kepalanya saja dan masih tidak mau melepaskanku.
"gue mau ngomong Ram"
"ngomong aja" ucapnya berbisik ditelingaku.
Benar-benar Rama!
Aku pun berjinjit dan membalas Rama dengan berbisik ditelinganya, "Gue juga suka elo Ram"
"Apa?" Tanya Rama langsung melihatku.
"Kenapa?" Tanyaku balik.
"Tadi lo bilang apa?" Tanya Rama memastikan.
"Gue gak bilang apa-apa" jawabku pura-pura tidak tahu.
"Sya, plis" ucapnya menatapku dan memegang kedua pipiku.
"Apa Rama?" ucapku melihatnya, sepertinya menggoda Rama asik juga.
"Lo suka gue?" Tanya Rama tiba-tiba.
"Dih ge er" Jawabku melepaskan tangan Rama dari pipiku kemudian berjalan meninggalkannya. Hatiku langsung bersorak kegirangan, ternyata seru juga menggoda Rama.
"Lo suka gue kan?" Tanya Rama tiba-tiba memelukku dari belakang.
Okay, kurasa sudah cukup aku menggodanya, "iya" jawabku kemudian berbalik menghadapnya.
"Iya apa?" Tanya Rama dengan wajah jahilnya.
"Iya, gue juga suka elo Rama" jawabku langsung.
Aku bisa melihat Rama tersenyum kemudian langsung memelukku lagi.
"Jadi sekarang kita pacaran?" Tanya Rama sembari mengeratkan pelukkannya.
Aku pun hanya bisa menganggukkan kepala dalam dekapannya. Demi apapun, untuk sekedar melihatnya saja aku sudah malu-malu kucing.
.
.
.
.
.
.
.
.Halo Readers! Maaf ya updatenya telat, Author sempat gak enak badan terus sibuk ngerjain deadline tugas-tugas akhir 😔🙏🏻
Jangan lupa Vomment ya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...