“Sya, ada tisu gak?” ucap Rama yang baru keluar dari toilet pria.
Untunglah Rama yang terlebih dulu keluar dari toilet ini, tak menunggu lama aku pun langsung menarik tangan Rama untuk segera pergi dari tempat ini.
“Ndi gue duluan ya, titip salam buat pacar lo” ucapku terburu-buru berpamitan pada Andi yang masih melihatku dengan tatapan heran.
“buru-buru amat Sya, ga mau ketemu sama Cla-”
“HAHAHA, engga deh nanti kapan-kapan. Gue duluan ya” ucapku dengan cepat memotong ucapan Andi.
aku pun beranjak dari tempat ini dengan masih memegang tangan Rama, aku tau Rama pasti bingung dengan sikapku yang terburu-buru. Setelah kurasa sudah cukup jauh aku dan Rama berjalan meninggalkan Andi, aku pun langsung melepaskan tangan Rama dari peganganku.
"Kirain gue lo udah nyaman sama tangan gue"
"Dih engga ya"
"Gue tau lo nyari kesempatan. Tenang Sya, gue maklum, kapan lagi lo bisa pegangan sama cowok ganteng kayak gue" ucap Rama dengan kepedeannya.
Astaga, mulai lagi tingkat kepedean seorang Rama.
"Terserah deh. Gue lagi males berdebat sama lo"
"Berarti iya. Gausah malu-malu Sya, gue tau lo gamau keliatan jomblo didepan temen lo yang tadi"
Bener-bener ya, niatku padahal baik ingin membantu agar Rama tidak bertemu dengan Andi juga Clarissa. Kalau Rama bertemu dengan mereka sudah bisa dipastikan pasti Rama akan galau. Kalau saja Rama tahu, pasti Rama akan berterima kasih padaku bukannya meledekku seperti ini.
"Gausah kepedean deh jadi orang" ucapku malas kemudian berjalan meninggalkan Rama.
"Cie, ngambek nih ceritanya" ucap Rama berjalan disampingku.
"..."
"Dih beneran ngambek"
"..."
"Sya"
"..."
"Nasya"
"Apa si?" Jawabku yang mulai kesal dengan Rama.
"Gimana nasib tangan gue sekarang" Ucap Rama memperlihatkan tangannya yang terluka padaku.
"Lo obatin sendiri" ucapku.
"Gue ga bisa" ucap Rama dengan wajah yang dibuat-buat menyedihkan.
"Ishh, sini mana tangan lo" ucapku berhenti berjalan kemudian melihat tangan kiri Rama.
Rama pun memperlihatkan sikunya yang terluka, dengan segera aku pun mengambil tisu pada tasku kemudian membersihkan sisa-sisa air yang berada pada siku tangan Rama. Setelah selesai, aku pun mengambil beberapa plester dari tasku kemudian menempelkannya pada siku Rama.
"Makasih ya" ucap Rama tersenyum padaku.
"Lo beruntung, karena masih ada sisa plester di tas gue" ucapku kemudian pergi meninggalkan Rama.
"Jangan pergi" ucap Rama menahan tanganku.
.
.
.
.
.
.Maaf kalo pendek :(
Jangan lupa Vomment 👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...