34 - Bertemu Rendy

198 24 7
                                        

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian malam yang menyedihkan itu, hari ini aku kembali beraktifitas seperti biasa. Hari ini aku bangun pagi karena memang jadwal kelas untuk hari ini pagi dan sebenarnya hari ini Rama ngotot ingin menjemputku menuju kampus tapi aku tolak karena aku tahu kelas Rama hari ini lebih awal dariku dan tentu aku tidak mau merepotkannya. Jujur saja, sebenarnya aku merasa aneh jika Rama berinisiatif untuk menjemput dan mengantarkanku pulang, mungkin karena aku terbiasa melakukan hal apapun dengan sendirian aku merasa aneh jika harus diperlakukan seperti itu oleh orang lain. Lagian biarpun aku sudah memiliki pacar bukan berarti pacarku itu supir online yang harus mengantar jemput aku kemana pun aku pergi. Aku sempat berpikir kalau Rama mungkin berlaku seperti itu karena terbiasa dengan mantan-mantannya. Tapi yah… lupakan saja Sya!

Saat tiba di kampus seperti biasa aku dihadang oleh dua orang yang bernama Irma dan Hany, mereka tidak membiarkan aku masuk kedalam kelas entah apa alasannya.

“lo, belum cerita apa-apa ke kita” ucap Irma.

“cerita apa sih?” jawabku.

“jangan pura-pura lupa deh, jadi lo pilih Rendy atau Rama?” Tanya Hany langsung to the point.

Benar-benar mereka ini! keponya ketulungan.

“oke gue bakal cerita, tapi didalam kelas jangan disini. Kan gak lucu kalo gue cerita tiba-tiba dosennya datang” ucapku pada mereka berdua.

Mereka mengiyakan ajakanku untuk masuk kedalam kelas, saat aku dan tentunya mereka sudah duduk langsung saja Irma mendekatkan tempat duduknya disamping kiriku, tidak mau kalah Hany pun ikut-ikuttan mendekatkan tempat duduknya disamping kananku. Sehingga aku di terjepit ditengah oleh mereka berdua.

“langsung jawab aja Nas” ucap Irma yang kulihat memang sudah tidak sabar untuk mendengar ceritaku.

“oke-oke, gue pilih Rama dan gue sama dia udah pacaran” jawabku apa adanya.

“WHAT?” teriak mereka bersamaan tepat dikedua telingaku.

“biasa aja kali, telinga gue nanti budeg lo berdua mau tanggung jawab?” ucapku mengusap-usap kedua telingaku.

“gini Nas, gue kaget karena lo pilih Rama dan…” Ucap Hany menggantung.

“lo tiba-tiba pacaran sama dia? Gimana ceritanya?” sambung Irma.

“jadi…” ucapku menggantung karena tiba-tiba…

“selamat pagi, maaf saya terlambat 15 menit”

Ternyata Pak Dosen tiba-tiba saja masuk kedalam kelas dan otomatis semua yang ada didalam kelas terdiam melihat pak Dosen termasuk aku dan mereka berdua. Dilihat dari wajah mereka berdua aku merasa kasihan plus tertawa dalam hati sepertinya mereka berdua sudah sangat penasaran dengan ceritaku.







***







Setelah selesai beberapa kelas hari ini, aku langsung menceritakan kepada Hany dan Irma mengapa aku memilih Rama dan syukurnya, mereka mendukung hubunganku dengan Rama.

“sisi positif yang bisa kita ambil yaitu seenggaknya lo gak jomblo lagi Nas hahaha” tawa Hany.

“gak tanggung-tanggung lagi, pacarnya anak famous di fakultas teknik” Ucap Irma.

“terus Rendy udah tau lo pacaran sama Rama?” Tanya Hany padaku.

Ah iya! Aku melupakan Rendy.

“belum” jawabku.

“saran gue sih Nas, dari pada dia tau sendiri mending lo yang kasih tau deh ke Rendy nya langsung” ucap Irma.

“gue setuju” ucap Hany mengiyakan.

Belum sempat aku menjawab ucapan mereka ponselku tiba-tiba bergetar saatku lihat ternyata ada pesan wa yang masuk.

“chat dari siapa Nas?” Tanya Hany padaku.

“dari Rendy” jawabku.

“nah baru aja di omongin, orangnya udah nge-chat. Emang Rendy bilang apa?” ucap Irma penasaran.

“dia ngajak ketemuan” ucapku melihat mereka berdua.

“good moment, yaudah ketemuan aja Nas” ucap Hany.

“kok gue gak tega ya” ucapku.

“gak tega kenapa?” Tanya Irma.

“Rendy orangnya baik banget” jawabku.

“gue ngerti, tapi lo harus tegas! jangan kasih dia harapan karena sekarang lo udah ada affair sama Rama. Buru gih samperin dia, kasih tau yang sebenarnya tentang perasaan lo ke dia Nas” ucap Hany.

“daripada dia tau dari orang lain, lebih baik lo sendiri yang kasih tau Nas” ucap Irma.

“oke-oke, makasih masukannya. Kalo gitu gue pergi dulu” pamitku pada mereka berdua.

Aku pun buru-buru berjalan menuju taman kampus ini, saat tadi ku lihat pesan dari Rendy, Rendy mengatakan bahwa ia menungguku di taman kampus, aku tidak tahu apa yang akan dia katakan padaku tapi sepertinya, harus aku duluan yang berbicara kepadanya saat nanti aku dan Rendy bertemu.

Setelah sampai di taman kampus ini, aku melihat Rendy sedang duduk di bawah pohon besar yang rindang sembari membaca bukunya. Melihatnya seperti  itu, tentu bisa kukatakan Rendy termasuk anak yang rajin dan tentunya tipe laki-laki yang good boy bukan fakboi. Ya ampun Sya, kok pikirannya melenceng kesitu lebih baik segera tuntaskan saja urusan yang belum selesai dengan Rendy.

“Rendy” sapaku padanya.

Rendy pun tersenyum melihatku kemudian menutup bukunya.

“kirain aku kamu gak bakal datang Sya” ucapnya padaku.

“hehe, ini gue datang Ren” jawabku duduk disampingnya.

“jadi?” Tanya Rendy melihatku.

“jadi?” ucapku mengulang kata yang dikatakan Rendy karena aku bingung dengan ucapannya.

“jadi gimana Sya? kamu mau gak jadi pacar aku?” Tanya Rendy dengan tatapan yang serius seperti waktu itu.

Oke Sya lo harus tega demi kebaikan dia juga.

“Ren, gue cuma mau bilang lo jangan benci gue ya. Tapi sejujurnya…. gue gak ada perasaan lebih ke lo. Lo teman yang baik dan asik Ren, lo juga cowok yang ganteng pasti banyak cewek yang mau sama lo. Lo pasti ngerti kan maksud dari perkataan gue apa, sorry ya Ren” ucapku melihat Rendy.

Aku tahu pasti Rendy merasakan sakit hati yang teramat sakit, tapi lebih baik seperti ini kan? Daripada aku menggantungnya dengan harapan yang tidak pasti.

“it’s okay Sya, aku ngerti” ucapnya menundukkan kepalanya.

Oh Rendy, gue bener-bener gak tega sebenarnya, lo jangan sedih plissss

“jadi lo pilih Rama?” Tanya Rendy melihatku.

Apa aku tidak salah dengar? Rendy sekarang memanggilku dengan sebutan ‘lo-gue’ lagi.

“ehm iya” jawabku.

“Rama beruntung bisa milikin lo” ucapnya tertawa gusar.

“Ren, gue bener-bener minta maaf” ucapku melihatnya.

“kalo dia berani nyakitin lo, gue bakal rebut lo dari dia Sya” ucap Rendy kemudian berdiri dan pergi meninggalkan aku sendiri.

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vommentnya :)

Nasya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang