2 jam berlalu...
Sepertinya Clarissa tidak jadi datang dan air mataku juga telah habis saat menangis tadi. Lebih baik, aku pulang saja. Lagipula, aku sudah merasa lebih baik. Aku pun mulai berjalan dengan menundukkan wajahku meninggalkan pantai yang telah menemaniku disini. Aku tidak mau nantinya orang lain akan melihat wajahku yang sudah seperti ini.
"Nasya!"
Aku pun menoleh kedepan, ternyata yang telah memanggilku adalah Clarissa. Aku pun berhenti berjalan, dan menatap Clarissa dengan senyuman. Bisa kulihat Clarissa mulai berlari mendekatiku.
"Lo gapapa kan, Sya? Ya ampun mata lo bengkak Sya!" Tanya Clarissa panik menyentuh wajah juga mataku.
"Gue gapapa kok" Balasku dengan senyuman pada Clarissa.
"Bohong! Gue bisa liat jelas dari mata lo Sya. Kalo lo ngambek karna gue datengnya lama, ya maaf. Gue udah berusaha secepat mungkin datang dari Kota kesini Sya" Ucap Clarissa padaku.
"Lo tenang aja, gue gak ngambek kok" Ucapku pada Clarissa.
"Kalo engga. Kenapa lo gini, Sya? Cerita sama gue ada apa?" Desak Clarissa padaku.
"Gue..." Ucapku tertahan.
"Kenapa? Lo kenapa? Bilang aja Sya. Tenang gue ada disini Sya. Gapapa, lo jangan takut" Ucap Clarissa kemudian memelukku. Hancur sudah pertahananku... Tidak menunggu lama, air mataku keluar dengan sendirinya. Aku sudah tidak tahan, aku kembali menangis tersedu-sedu dipelukkan Clarissa.
"Gapapa. Nangis aja Sya" Ucap Clarissa mengusap-usap punggungku.
"Ris.." Panggilku.
"Ya, kenapa?" Tanya Clarissa padaku.
"Tadi gue berantem lagi sama nyokap gue" Ucapku.
"Udah gue duga" Ucap Clarissa kemudian terdiam menungguku melanjutkan kata-kataku.
"Nyokap gue menyesal punya gue sebagai anaknya, Ris" Ucapku kemudian kembali menangis.
"Lo jangan bilang gitu" Ucap Clarissa padaku.
"Bukan gue yang bilang. Tapi, nyokap gue sendiri Ris" Ucapku yang masih menangis dipelukkan Clarissa.
"Yaudah, positiv thinking aja mungkin nyokap lo cuma marah sesaat. Jangan nangis lagi dong" Ucap Clarissa melepaskan pelukkannya dan menyemangatiku.
"Gue harap gitu" Ucapku kemudian mengusap air mata yang berada diwajahku.
"Udahlah, jangan di inget lagi. Mendingan kita main" Ucap Clarissa kemudian menarik tanganku dan berlari kearah air pantai. Clarissa memang tahu cara menghiburku. Setelah sampai, Clarissa kemudian membasahi bajuku dengan air pantai yang bergerak mengikuti irama angin yang datang dan pergi. Untuk sesaat, aku melupakan apa yang telah terjadi padaku. Aku merasa beruntung mempunyai Clarissa sebagai sahabatku. Tidak dapat kubayangkan, jika aku tidak mempunyai sahabat seperti Clarissa. Terima kasih Clarissa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sahabat selalu ada disaat suka maupun duka
Jangan lupa Vote & Comment yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
Chick-Lit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...