Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari ini aku masuk ke kampus seperti biasanya dan belum sampai di kelas aku sudah dicegat oleh dua orang yang kepo tentang masalah kemarin. Yah, tidak lain dan tidak bukan dua orang tersebut adalah Hany dan Irma.
“wah, ternyata ada yang lagi deket sama Rendy tapi gak mau ngaku” ucap Hany.
“heboh loh kemarin Nas. ” ucap Irma.
“ya ampun” ucapku langsung teringat kejadian kemarin.
“btw lo juga deket sama anak teknik yang cakep itu ya?” ucap Hany.
“Rama maksud lo?” tanyaku pada Hany.
“oh namanya Rama. Jadi pilih Rama apa Rendy Nas?” Tanya Hany padaku.
“lo kira barang, main pilih-pilih aja” jawabku.
“menurut gue pilih Rama aja Nas” ucap Irma.
“jangan mending Rendy aja Nas” ucap Hany.
Tak ingin memikirkan hal tersebut aku pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua dengan celotehannya masing-masing. Baru saja ku berjalan beberapa langkah, aku pun dikejutkan oleh kehadiran Rendy yang tiba-tiba.
“Sya, boleh ngomong sebentar gak?” Tanya Rendy.
“ga” ucapku malas.
“bentar doang Sya” ucap Rendy memohon.
“gak bakal lama, janji” sambung Rendy.
“oke fine” jawabku.
Tanpa ku sangka-sangka, Rendy langsung menarikku pergi dari gedung kampus dan ternyata tujuannya menuju pada taman kampus ini.
“aku minta maaf udah buat keributan kemarin, tapi pengakuan yang aku nyatakan ke kamu itu bener-bener tulus” ucap Rendy.
“harus banget ya pake aku-kamu”
“aku gak akan ngomong kasar ke orang yang aku sayang” ucap Rendy.
“Ren, lo bener-bener suka sama gue?” tanyaku masih tidak percaya dengan ucapan Rendy.
“aku suka kamu udah lama Sya bahkan sebelum aku numpahin minuman ke baju kamu” jelas Rendy.
“gue gak tau lo lagi nge-prank gue apa bener-bener lagi ngungkapin tapi yang jelas, gue lagi gak kepikiran buat punya hubungan yang kayak gitu”
“Sya, aku serius” ucap Rendy.
“apa yang lo suka dari gue Ren? Lo punya mata untuk bisa liat gimana besarnya gue” ucapku tak mau melihat Rendy.
“jadi ini hanya soal fisik? Sya, udah banyak cewek yang aku temuin memang mereka cantik tapi yang hatinya baik kayak kamu itu susah untuk dicari. Jadi, jangan bawa-bawa fisik lagi aku gak suka kamu ngerendahin diri kamu sendiri”
“emang lo tau dari mana kalo gue baik? Lo kenal gue belum lama Ren” ucapku.
“kamu mungkin gak sadar Sya, tapi aku merhatiin kamu itu udah lama. Puncaknya saat aku udah gak tahan lagi buat deket sama kamu, makanya waktu itu aku sengaja numpahin minuman ke kamu dan sengaja gak langsung tanggung jawab supaya aku ada alasan buat lebih lama sama kamu. Sekali lagi, aku gak pandang fisik kamu karna aku terima kamu apa adanya" ucap Rendy sambil memegang kedua tanganku.
Terlalu sering direndahkan membuatku merasa bahwa aku tidak pantas untuk bersanding dengan siapa-siapa. Sudah terlalu biasa aku diremehkan, direndahkan bahkan dengan keluargaku sendiri. Tapi, disaat ada orang menerima diriku apa adanya, aku justru merasa janggal dan tidak percaya. Jujur Rendy sempat membuatku deg-deg gan dengan pernyataannya. Tapi balik lagi, aku merasa tidak pantas untuk orang sebaik Rendy ini.
"Sya, do you believe me?"
Tanpa sadar air mataku keluar dengan sendirinya, aku tidak tahu mengapa. Hanya saja, detik ini aku merasa diriku ingin menangis.
"Don't cry, Sya" ucap Rendy membawaku pada pelukkannya yang hangat.
.
.
.
.
.
.Rendy buat Author aja boleh gak sih? 😭😭😭
Jangan lupa Vommentnya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
Chick-Lit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...