16 - Dilema

260 28 5
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.
.
“tapi gantinya gue minta nomor wa lo” sambung Rendy.

“hah?” ucapku yang lumayan terkejut dengan perkataannya.

“gimana” tanya Rendy.

“tunggu, tadi kan lo yang sal-“ ucapku dipotong oleh Rendy.

“gue anggap itu iya. Sekarang kita keparkiran mobil gue” ucapnya kemudian memegang tanganku dan berjalan menuju parkiran kampus.

“tunggu Ren-“ ucapku dipotong lagi oleh Rendy.

“bicaranya nanti aja didalam mobil” ucap Rendy kemudian berjalan membawaku masuk kedalam mobilnya.

Saat berada didalam mobilnya, bisa kulihat sekeliling mobilnya sangat bersih dan wangi. Rendy pasti termasuk kedalam tipe pria yang bersih. Tapi tunggu, aku masih belum mengerti jalan pikiran Rendy yang seenaknya padaku.

“Jadi, buat apa lo minta nomor wa gue?”

“buat chattingan sama lo” Ucap Rendy sambil mengemudikan mobilnya.

“kenapa lo mau chattingan sama gue?” Tanyaku penasaran.

“karna gue suka sama lo” Jawabnya enteng.

“Apa?” Ucapku terkejut melihat ke arah Rendy.

“kenapa? Ga boleh?” Tanya Rendy melihatku.

“tunggu-tunggu, kita aja baru kenalan tadi. Sejak kapan lo suka sama gue?”

“barusan” Ucap Rendy tersenyum melihatku.

“dih”

“kenapa?”

“ga”

“hahaha, lo lucu ya” Tawa Rendy mengacak-acak rambutku.

“apanya yang lucu?”

“kamu sayang”

“jijik”

“hahaha, kayaknya gue ga salah suka sama lo”

“lo kira gue percaya sama perkataan lo?”

“jadi lo ga percaya?”

“engga, mana ada cowo yang suka sama gua”

“ini ada” Ucap Rendy menunjuk dirinya sendiri.

“lo ga liat gue penuh sama lemak semua”

“menurut gue lo cantik”

“iyain aja” ucapku yang lelah berdebat dengan Rendy.

***

“jadi bisa lo jelasin kenapa lo datangnya lama Sya? Lo tau ga, udah lumutan gue disini nungguin elo” ucap Clarissa protes dan  bisa kulihat di atas mejanya sudah ada lima gelas jus yang kosong.

“sorry-sorry, tadi gue beli baju dulu” Ucapku duduk berhadapan dengan Clarissa.

“gue nunggu satu jam disini terus lo malah beli baju Sya, astaga Nasyaaaa” Ucap Clarissa mencubit pipiku.

“gue belum selesai cerita Ris, tadi gue ketumpahan minuman sama orang, terus orangnya udah tanggung jawab beliin gue baju, jadinya lama” Ucapku menghentikan cubitan Clarissa pada pipiku.

“yaudahlah, sekarang gue mau cerita”

“jadi sepenting apakah cerita seorang Clarissa sampe rela menunggu satu jam di kafe ini”

“Sya, gue bingung” ucap Clarissa yang bisa kulihat wajahnya berubah murung.

“bingung kenapa?” tanyaku.

“sebenarnya gue udah balikan sama Andi”

“loh? kapan lo jadian sama Andi? Kok lo baru cerita sekarang? Terus gimana sama Rama?”

“satu-satu dong nanya-nya, gue bingung Sya. Gue masih jadian sama Rama” Ucap Clarissa.

“tunggu-tunggu, jadi lo balikan sama Andi tapi masih jadian sama Rama?” tanyaku tak habis pikir dengan Clarissa.

“iya” ucap Clarissa menundukkan wajahya.

“astaga Risa!? Yang benar aja” ucapku mengangkat wajah Clarissa dengan kedua tanganku.

“gue ga bisa bohongin perasaan gue Sya. Gue masih cinta sama Andi”

“kalo lo masih cinta sama Andi kenapa lo malah pacaran sama Rama?”

“awalnya gue kira, gue suka sama Rama karena Rama orangnya baik, pengertian dan bertanggung jawab. Tapi semakin lama gue baru sadar kalo perasaan gue ke Rama itu ga lebih dari seorang teman Sya. Teman yang bisa ngebuat gue nyaman tapi ga ada rasa cinta. Gue harus gimana Sya? Gue tau gue jahat ke Rama, tapi lebih jahat lagi kalo gue masih pertahanin dia. Gue bingung cara buat mutusin hubungan gue ke Rama kayak gimana?” ucap Clarissa.

“kamu ga usah bingung. Aku yang akan mutusin hubungan kita” Ucap Rama yang tiba-tiba muncul dibelakang Clarissa.

Aku dan Clarissa sangat terkejut dengan kehadiran Rama yang tiba-tiba. Bisa ku lihat Rama memegang sebuah dompet yang ku yakini adalah milik Clarissa. Di situasi seperti ini, aku bingung harus berbuat apa, aku hanya bisa terdiam melihat kejadian ini.

"Rama, sejak kapan kamu ada disitu?" Tanya Clarissa yang bisa kulihat sedang panik dengan kehadiran Rama.

.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vommentnya guys :)

Nasya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang