"Teh, hari ini temenin Kinan belanja ya"
Aku yang sedang fokus di layar laptop pun menoleh ke arahnya, "Kamu ga liat Teteh lagi sibuk?"
"Bentaran doang kok Teh, plisss"
"Engga Nan"
"Kinan traktir bakso deh"
GA MEMPAN
Aku diam mengabaikannya dan kembali fokus pada layar laptopku.
"Sama belanja baju"
Aku masih mengabaikannya
"Yaudah deh, Kinan traktir apa aja yang Teteh mau" ucapnya malas.
Aku pun mengulum senyum, "Oke, deal"
"Yaudah Kinan tunggu dibawah"
...
"Nan, ini kita mau kemana dulu?"
Aku dan Kinan memang sudah sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota kami. Tapi kami masih bingung dan berdiri didepan pusat perbelanjaannya karena tidak tau akan jalan kemana terlebih dahulu.
"Belanja baju dulu deh"
"Oke"
Setelah sampai, aku pun melihat-lihat baju yang sekiranya cocok untukku. Kinan pun sama denganku, dia terlihat bingung memilih baju yang akan dibelinya.
"Menurut Teteh bagusan yang warna biru atau kuning?"
Saat aku melihat bajunya, aku pun ikut memikirkan kira-kira warna mana yang lebih cocok untuk dipakai adikku. Hmm sepertinya lebih cocok...
"Warna biru"
Bukan, itu bukan aku. Melainkan suara yang terdengar dari belakangku.
"Sayang, kamu udah dateng!"
Aku melihat Kinan tersenyum kegirangan kemudian berjalan cepat kearah belakangku. Setelah aku melihat ke belakang, ternyata ada Rama yang datang dengan baju santainya, tidak serapih baju yang dia pake terakhir kali. Tak menunggu lama, tiba-tiba Kinan memeluk Rama didepan mataku.
What the f*ck.
Apa-apaan ini? Jadi maksudnya apa? Untuk apa Kinan menyuruh aku untuk menemani dia, kalau ternyata dia akan ditemani Rama?
Aku yang melihat adegan itu pun merasa kesal, setelah mereka selesai berpelukan. Rama tak sengaja melihatku, ekspresi dia terlihat terkejut, sepertinya dia baru menyadari bahwa ada kehadiranku disini.
"Teteh kamu ikut?" Tanya Rama pada Kinan.
"Iya, aku yang ngajak. Kamu gapapa traktir nya double?" Tanya Kinan.
"Iya gapapa sayang, apa sih yang engga buat kamu" Jawab Rama.
Ewh, kresek mana kresek. Pen muntah.
"Teteh, pilih aja barang yang Teteh mau nanti bakal dibayarin sama pacar aku" Ucap Kinan padaku.
Loh loh loh, jadi Rama yang akan membayarnya? Pantas saja, awalnya aku curiga Kinan punya uang banyak dari mana, jika ingin mentraktir barang-barang keinginanku? Ternyata mesin ATM berjalannya adalah Rama.
"Teteh ga jadi deh" ucapku pada Kinan.
"Loh kenapa?" Tanya Kinan.
Kenapa? Masih ditanya kenapa? Lihatlah saudara-saudara...
Ya jelas saja, aku tidak mau berutang budi pada Rama."Teteh mau cari makan aja" jawabku ngeles.
"Oh yaudah, sayang kayaknya Teteh aku maunya ditraktir makan" ucap Kinan pada Rama.
"Eh, eng-" ucapku terpotong.
"Yaudah, ayo kita cari tempat makan" ajak Rama.
Aku mengatakan akan mencari makan, agar aku bisa pergi meninggalkan mereka berdua, bukannya malah seperti ini.
Dan disinilah aku di Restoran pilihan Rama. Tempat dudukku berhadapan dengan mereka berdua yang sedang makan mesra dihadapanku.
"Sayang, cobain deh yang ini. Buka mulutnya Aaa" ucap Kinan ingin menyuapi Rama.
Terlihat Rama membuka mulutnya, menerima suapan Kinan.
"Yang ini lebih enak yang" ucap Rama sembari menyuapi Kinan.
Apaan sih?! Mereka sengaja ya? Kenapa jadi adegan suap-menyuap.
"Aduh panas sayang" ucap Kinan.
"Sini yang, aku tiup ya" ucap Rama.
Sudah cukup, Aku tidak tahan lagi!
"Teteh pulang duluan" ucapku berdiri.
"Tapi Teteh belum belanja" ucap Kinan.
"Gapapa, lain kali aja. Badan teteh ga enak" ucapku.
"Mau dianter?" Tawar Rama padaku.
"Gausah!" Jawabku.
.
.
.Makasih untuk kalian yang sudah Vote dan Komen❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...