Happy reading readersku!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.“sorry, lama ya Ram?” tanyaku yang baru saja masuk kedalam mobil Rama. Salahkan perutku yang tidak bersahabat karena mengharuskan diriku untuk bolak-balik ke dalam wc.
“gapapa, gue ngerti kalo lo dandan lama demi gue” jawab Rama yang merasa sangat percaya diri sekali, sudah tidak heran sebenarnya karena kepedeannya mulai kumat.
“dih engga ya, gak usah ke pedean” ucapku melihatnya tidak suka.
“terus karna apa lo lama?” Tanya Rama melihatku. Kemudian menghidupkan mesin mobilnya.
“emm karna… karna… karna tadi gue disuruh bentar sama ibu kos gue” jawabku setelah berpikir panjang. Ya, masa iya aku harus menjawab lama karna bolak-balik boker kedalam wc? Rama pasti akan langsung menertawakanku.
“ya udah, sekarang lo pake seatbeltnya” ucap Rama setelah melihatku kemudian fokus mengemudikan mobilnya.
Aku pun langsung menurut dan menarik seatbelt yang ada disampingku. Tetapi saatku tarik, seatbeltnya sepertinya macet dan membuatku susah untuk memasangnya.
“kenapa Sya?” Tanya Rama melihatku khawatir.
“seatbelt lo macet Ram” jawabku yang masih kesusahan dengan seatbeltnya.
Tak lama kemudian aku bisa melihat Rama memberhentikan mobilnya ke samping jalan dan mendekat kearahku, “emang kadang-kadang suka macet seatbelt gue” ucapnya mencoba menarik-narik seatbelt yang ada disampingku.
Apa yang dilakukan Rama memang biasa saja, tapi posisinya saat ini ‘terlalu dekat’ denganku, jantungku tiba-tiba berdetak dengan kencang dan membuatku gugup juga berkeringat seketika. Padahal AC di mobil Rama sudah menyala.
“bentar ya Sya” ucap Rama yang masih sibuk sendiri membetulkan seatbeltnya.
“i-iya” jawabku gugup kemudian mengipas-ngipaskan kedua tanganku agar hawa panas ini setidaknya bisa hilang disekitarku.
“nah udah” ucap Rama setelah selesai memasangkan seatbelt yang macet tadi padaku. kemudian “muka lo kenapa merah?” Tanya Rama menatapku.
“merah? Eng-engga kok” jawabku mencoba bersikap biasa saja.
"Lo gugup ya?" Tanya Rama dengan senyum aneh padaku.
"Mana ada gugup" jawabku menormalkan nada bicaraku.
"Bener?" Tanya Rama mendekatkan tubuhnya kearahku lagi. Bahkan ini lebih dekat dari yang tadi! Wajahnya berada sangat dekat didepanku sampai-sampai aku harus memundurkan wajahku darinya. Bagaimana mana ini? Aku merasa gugup sekali.
"Lo mau ngapain?" Tanyaku takut-takut melihat Rama.
Rama tidak langsung menjawab pertanyaanku, malah fokus melihat wajahku. Benar-benar! Rama tau sekali membuatku malu dan salah tingkah didepannya.
"Lipstick lo masih sama aja" Tanya Rama tiba-tiba.
"Hah?" Ucapku merasa bingung. Kenapa tiba-tiba Rama membahas lipstick?
"Wangi stoberi" ucapnya kemudian mendekatkan wajahnya kepadaku.
Shit! Aku langsung teringat kejadian waktu itu, kali ini tidak akan kubiarkan Rama menciumku lagi! Tak sungkan-sungkan aku pun langsung mendorong Rama menjauh dari tubuhku, "dasar mesum!"
"Siapa yang mesum? Gue?" Tanya Rama terlihat tak terima.
"Ya elo lah. Lo ngapain deket-deket ke gue? Pasti lo mau nyium gue lagi kan?" Jawabku langsung to the point.
"Gue mau ngambil ini" ucap Rama mendekat ke arahku kemudian mengambil sesuatu dari rambutku. Setelah diambil, Rama langsung memperlihatkan di tangannya ternyata ada sehelai daun.
"Hahaha, lo berharap mau gue cium lagi?" Tanya Rama menertawakanku.
FIX! AKU MALU SEKALI! Tenggelamkan aku sekarang plisss.
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa Vomment (vote + comment) 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...