Ucapan tante Laras membuat semua orang yang berada di ruang tamu menjadi terkejut, tidak terkecuali juga dengan ibuku. Tante Laras yang melihat keterkejutan semua orang pun langsung saja tertawa.
"hahaha tante bercanda doang kok, nak" Ucap tante Laras padaku.
"Yang lain juga mukanya langsung serius" Ucap tante Laras melihat semua orang yang berada di ruang tamu.
"Saya kira beneran bu, bikin spot jantung saja" Ucap ibuku pada tante Laras.
"Ada-ada aja kamu mah" Ucap om Bima pada tante Laras.
"Maaf-maaf, saya hanya ingin membuat suasana tidak terlalu kaku" Ucap Tante Laras."Iya gakpapa kok tan, gausah minta maaf" Ucapku sopan pada tante Laras. Karna merasa lapar akupun mengambil kue coklat yang berada di atas meja ruang tamu.
"Nak, kuenya boleh buat tante saja?" Ucap tante Laras ketika aku hendak memakan kue coklat tersebut.
"Mamah jangan mulai lagi" Ucap Rama dengan tiba-tiba.
"Gakpapa kok Ram, kuenya buat tante aja. Lagian dibelakang masih banyak" Ucapku pada Rama kemudian memberi kue coklatku pada tante Laras.
"Makasih nak Sya. Maaf ngerepotin" Ucap tante Laras padaku.
"Iya gakpapa kok bu, makan aja masih banyak kok dibelakang" Ucap Ibuku dengan tiba-tiba.
"Sebetulnya, istri saya sedang hamil 4 bulan dan suka ngidam yang aneh-aneh jadi mohon dimaklumi ya nak" Ucap Om Bima padaku.
"Wah,.. Engga kok om gakpapa" Balasku pada Om Bima.
"Selamat ya bu, saya gak nyangka ternyata diumur ibu yang sekarang ini masih bisa diberikan keturunan" Ucap Ibuku dengan antusias.
"Itulah bu, saya sangat bersyukur. Sudah lama saya menantikan keturunan dari Bima dan Alhamdulilah sekarang sudah dikasih" Ucap tante Laras.
***
Kukira setelah pembicaraan dengan Om Bima dan istrinya selesai aku dapat tidur dikamar dengan nyenyak. Dan ternyata, pikiranku salah! Setelahnya adalah aku dan ibuku ditelpon oleh kakak dari ibuku untuk datang kerumahnya agar bisa berkaraoke bersama. Hah, sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan tanteku yang satu ini, selalu saja seenaknya. Dan lihatlah waktu di jam dinding sudah hampir tengah malam! Benar-benar! Tak dapat kupercaya.
Sebenarnya aku tidak mau ikut kerumah tanteku yang seenaknya ini. Tapi, melihat ibuku senang akan diajak karaoke bersama, aku jadi tidak tega membiarkan ibuku pergi sendiri. Apalagi, di waktu yang hampir menunjukkan tengah malam.
Dan akhirnya aku disini, ditempat yang tidak kusukai yaitu dirumah tante-ku. Tidak ada yang berubah ditempat ini, hanya saja suasana yang membuatnya berubah yaitu suasana yang terdapat banyak laki-laki yang tidak kukenal dan untungnya laki-laki tersebut ada disebelah tante-ku. Sungguh aku sangat tidak menyukai suasana seperti ini. Dan apa maksud dari tanteku menyuruh ibu dan aku kesini? Rasanya sangat tidak nyaman bagiku, inginku keluar dari tempat yang menjijikan ini. Tapi sayangnya, ibuku malah menikmati karaoke dirumah ini. Kalau saja bukan karena ibuku sudah lama aku keluar dari tempat ini.Dua jam berlalu dan ibuku masih saja bernyanyi dan terus bernyanyi bersama tanteku. Apa mereka tidak mengantuk? Aku saja sudah menguap berkali-kali. Ah, lebih baik aku mencuci wajahku dikamar mandi.
Aku pun berjalan memasuki kamar mandi dan mencuci wajahku berkali-kali dengan air. Setelah mengelap wajahku dengan handuk aku sangat terkejut karena dari depan cermin bisa kulihat ada laki-laki yang berada dibelakangku berjalan mendekatiku.
"Maaf, kenapa anda bisa disini?" Tanyaku pada laki-laki tersebut.
"Emangnya gak boleh?" Tanyanya balik tersenyum aneh padaku.
"Ya seharusnya anda tau, bahwa dikamar mandi sedang ada orang. Seharusnya anda bisa menunggu diluar kamar mandi" Ucapku mulai emosi.
"Buat apa menunggu diluar kalau pintu kamar mandi ini tidak dikunci?" Ucapnya mendekatiku.
"Jangan macam-macam!" Ucapku mendorong tubuhnya.
"Gak usah takut, saya gak akan macam-macam sama kamu. Tenang, cuma satu macam saja" Ucapnya mendekatiku lagi.
"Okay, semakin lo buat gue takut. Semakin gue gak segan-segan buat ngelakuin ini" Ucap Batinku. Kemudian melepas sepatuku dan memukul wajahnya berkali-kali.
"Mampus lo! Rasain! Dasar cowok mesum!" Ucapku dengan terus memukul wajahnya dengan sepatuku.
"Aw aw aw. Berhenti! Sakit ini woy!" Ucapnya mengaduh kesakitan.
"Bodo amat!" Ucapku tidak peduli dengan kesakitannya.
"Jadi lebih suka main kasar?" Tanyanya menahan kedua tanganku sehingga aku tidak bisa memukulinya.
"Okay, kali ini gue takut beneran. Tenaganya bener-bener kuat" Ucap Batinku.
"Jangan deket-deket! Atau-" Ucapku ketakutan saat wajahnya mulai mendekat kearah wajahku.
"Atau apa hmm?" Tanyanya tersenyum didepan wajahku.
"Atau INI" Ucapku menendang dengan keras bagian diarea bawah perutnya dengan kaki kananku.
"Aw...." Ucapnya melepaskanku dan memegang bagian dibawah perutnya.
"Dasar cowok haus belaian! Gue pergi dulu, bye!" Ucapku pergi dan membanting pintu kamar mandi.
Kali ini aku harus benar-benar pergi dari rumah ini. Aku pun kembali menemui ibuku, dan betapa terkejutnya aku melihat ibuku sedang meminum-minuman keras bersama tanteku.
"Okay, sudah cukup!" Ucap Batinku.
Aku membiarkan ibuku bernyanyi dan bersenang-senang disini untuk meluapkan pikirannya dari kesibukkan saat dirumah. Tapi, bukan berarti ibu bisa meminum minuman keras itu!
"Ibu, ayo kita pulang" Ucapku menarik tangan ibuku.
"Kamu ini kenapa? Datang-datang langsung tarik tangan ibu. Gak sopan!" Ucap ibuku menepis tanganku.
"Ibu, ini udah malam! Kali ini Nasya gak perduli kalo ibu mau marahin Nasya kayak apa" Ucapku menarik tangan ibuku sampai berada diluar rumah.
"Kamu gak bisa lihat ibu senang!" Ucap ibuku.
"Nasya gak peduli. Ibu udah kelewatan" Ucapku.
"Oh gitu, sini kamu" Ucap ibuku dan...
PAK!!! Suara tamparan tepat mengenai pipi kananku.
Kali ini ibu benar-benar keterlaluan, aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku bisa melihat tante dan semua laki-laki tadi sedang tersenyum melihatku. Dan, bisa kulihat juga Om Bima dan Rama baru saja sampai dan melihatku dengan tatapan..... Kasihan.
Hatiku benar-benar sakit tak menunggu lama aku pun berlari meninggalkan ibuku. Aku benar-benar kecewa dengan Ibuku.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
ChickLit"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...