Cie seneng...
.
.
.
.
.
.
.
.Sangat menyebalkan jika selera makanku hilang begitu saja. Lagipula, mengapa Rama harus membahas kejadian yang sudah kulupakan dengan susah payah itu. Yah... Walaupun belum sepenuhnya hilang dikepalaku. Tapi, tetap saja kan? Ah sudahlah, malah membuatku tambah badmood saja. Lebih baik aku segera tidur agar bisa menjernihkan pikiranku. Tetapi, belum sempat aku masuk kedalam kamar Oma aku sudah dipanggil oleh? Om Bima ternyata.
"Nasya kan?" Tanya Om Bima padaku.
"Eh iya Om, ini Nasya" Ucapku ramah. Setelah dilihat-dilihat ternyata Om Bima telah mempunyai perut yang buncit dan rambut yang sudah mulai beruban dan satu lagi! Wajahnya sama sekali tidak mirip dengan Rama.
"Udah besar ternyata, sekarang masih sekolah atau kuliah Sya?" Tanya Om Bima padaku.
"Alhamdulilah Nasya sekarang kuliah Om" Jawabku tersenyum sopan pada Om Bima.
"Kalau begitu ayo ikut Om, kita bicara di ruang tamu bareng sama istri Om dan juga ibu kamu" Ajak Om Bima padaku yang ternyata sudah berjalan menuju ruang tamu.
"Mampus! Siap-siap lembur dah gua" Ucap Batinku.
"Nasya, kenapa diem aja? Ayo sini" Ucap Om Bima.
"Eh i-iya Om" Balasku tersenyum kikuk pada Om Bima kemudian mengikuti Om Bima dari belakang.
Setelah sampai di ruang tamu aku pun melihat Ibuku sedang berbicara dengan... Mungkin Istri Om Bima.
"Mah, ini loh yang namanya Nasya" Ucap Om Bima dengan tiba-tiba.
"Nasya ini tante Laras, istri Om. Silahkan kenalan dulu" Ucap Om Bima yang sudah duduk disamping istrinya.
"Nasya tante" Ucapku sopan dengan mengulurkan tanganku pada Istri Om Bima.
"Laras, panggil aja tante laras yah nak" Ucap Tante Laras tersenyum menyambut uluran tanganku.
"Iya tante" Jawabku tersenyum pada Tante Laras.
"Kalo gitu, Sya jangan dulu masuk kamar yah. Kita ngobrol-ngobrol dulu, kan sebelumnya Om Bima belum pernah bawa istrinya kesini" Ucap Ibuku yang sudah pasti meng-kode ku agar jangan dulu tidur dikamar. Memang Ibu tau saja kalau aku sudah mengantuk.
"Iya bu" Jawabku kemudian duduk disamping ibuku.
"Udah, gue pasrah sekarang. Selamat tinggal jam tidur gue yang berharga..." Ucap Batinku.
"Maaf yah bu, baru bisa sekarang saya datang menjenguk Omanya Nasya dan keluarga besar" Ucap Tante Laras sopan pada ibuku.
"Iya gak masalah kok bu, lagian saya juga bisa mengerti keadaan ibu waktu itu yang sedang sakit parah" Balas Ibuku dengan tidak kalah sopan pada tante Laras.
"Hah, gini aja terus sampe gue jadi obat nyamuk" Ucap Batinku. Dan tidak lama kemudian aku pun menguap sambil menutup mulutku setelah bosan mendengar semua perbincangan dari ibu dan juga tante Laras.
"Nasya pasti bingung ya, kenapa Om baru bawa istri Om sekarang?" Ucap Om Bima dengan tiba-tiba padaku.
"Eh? Iya-iya om" Jawabku iya-iya saja agar bisa cepat bebas dari situasi ini.
"Jadi, waktu itu Om bercerai dengan Istri Om yang pertama kemudian Om mencari kampung untuk menenangkan diri dan bertemu dengan Oma kamu disini. Tidak lama kemudian, semua aset-aset Om ternyata sudah diambil atau sudah dipindahkan pada mantan istri Om yang ternyata sudah ia rencanakan sebelum bercerai dengan Om. Dan akhirnya Om sudah tidak mempunyai apa-apa lagi. Tapi, ternyata Oma kamu sudah menganggap Om sebagai anaknya sendiri dan menyuruh Om agar tinggal bersamanya di rumah ini karena beliau ternyata sendirian dirumahnya. Karena tidak mau merepotkan Oma kamu terlalu lama akhirnya Om mencari pekerjaan dan akhirnya Om mendapat pekerjaan dikampung sebelah dan jatuh cinta dengan janda ber-anak satu dari pemilik pekerjaan yang sedang om kerjakan waktu itu yaitu tante kamu Sya, Tante Laras dan anak laki-lakinya yaitu Rama-"
"Pantesan ga mirip Om Bima" Ucap batinku.
"Tapi belum lama saat Om dan tante laras menikah, tante laras jatuh sakit dan sakitnya sangat lama sampai bertahun-tahun tapi setelah tante laras sembuh akhirnya tante laras memutuskan untuk bisa bertemu dengan Oma kamu juga keluarga besar oma kamu nak. Dan akhirnya sekarang keinginan tante kamu bisa terwujud. Oh, iya nak kamu sudah bertemu Rama?" Ucap Om Bima padaku.
"Sudah pah" Bukan, itu bukan aku melainkan Roma kelapa yang tiba-tiba datang menjawab pertanyaan Om Bima. Lihat saja dia datang dengan gaya yang sok-sok an cool. Iyuh sok iyeh banget ini anak.
"Rama kamu kenal Nasya?" Tanya tante laras.
"Iya mah, temen Rama dikampus" Jawabnya enteng.
"Emang gue temenan ama lo dikampus ya? Helow... Fakultas kita aja beda!" Kalau saja kalimat itu bisaku katakan. Sudah kukatakan tapi nyatanya aku hanya bisa menahannya didalam hati. Aku tidak mau mempermalukan ibuku dan membuat ibuku marah. Okay, Rama kali ini saya akan mengalah kepada Anda.
"Wah... Bagus dong. Kapan-kapan ajak Nasya kerumah yah Ram" Ucap Om Bima.
"Nasya udah punya pacar belom?" Tanya tante Laras padaku.
"Eh? Belum tan" Jawabku tersenyum pada tante Laras.
"Loh? Kenapa? Orang kamu imut gini kok masa ga ada yang suka sama kamu" Ucap tante laras padaku.
"Saya ga mau pacar-pacarran tan, mau langsung nikah aja" Ucapku tersenyum kikuk pada tante laras.
"Kalau begitu nikah saja dengan Rama"Ucap tante Laras tersenyum memegang tanganku.
"Hah?" Ucapku yang terkejut mendengar kalimat tante laras.
"Uhuk-uhuk" Ucap Rama yang tersedak minuman.
.
.
.
.
.
.
.Vote-nya boleh dong...😉

KAMU SEDANG MEMBACA
Nasya [TAMAT]
Genç Kız Edebiyatı"Disaat teman-temanku iri dengan kebahagiaan yang ditampilkan oleh pasangan yang sedang menjalani cinta dan kasih sayang. Aku iri dengan mereka yang mempunyai keluarga yang harmonis dan bahagia" Di usiaku yang baru menginjak 18 tahun yang kupikirkan...