3 - Bertemu

575 37 1
                                    

Setelah sampai ditempat perjanjian yang ingin aku temui bersama Clarissa yaitu disebuah cafe. Aku pun memasuki cafe tersebut dan melihat dipojok cafe bahwa Clarissa sedang duduk menungguku sambil meminum minumannya.

"Ris, udah lama nunggunya?" Tanyaku sambil mendudukan tubuhku didepan Clarissa.

"Santai aja. Gue juga baru nyampe" Balas Clarissa padaku.

"Ini lo yang pesen?" Tanyaku menunjuk sebuah jus mangga pada Clarissa.

"Iya. Tenang aja hari ini gue yang traktir" Jawab Clarissa.

"Ceileh, pasti baru gajian" Tebakku.

"Hehehe, tau aja. Jadi gimana kuliah lo? Gampang?" Tanya Clarissa padaku.

"Menurut lo?" Tanyaku balik pada Clarissa.

"Diliat dari reaksi lo kayaknya engga deh" Jawab Clarissa.

"Itu lo tau. Kalau dulu guru yang ngeluh buat bikin remedial ke murid-muridnya. Nah, sekarang mahasiswa yang ngejar-ngejar dosen buat perbaikan nilai. Ternyata kuliah itu gak gampang ris," Ucapku yang menceritakan rasanya menjadi mahasiswa.

"Semangka ajalah yah" Ucap Clarissa yang menyemangatiku dengan kata semangka yaitu semangat.

"Iye-iye. Terus gimana kerjaan lo? Lancar?" Tanyaku.

"Ya gitu ngalir aja Sya" Jawab Clarissa padaku dan ya, Sya adalah nama panggilanku semasa SMA.

"Rasanya baru kemarin ya Ris, kita sering ngerjain PR bareng. Sekarang, udah sibuk sama kegiatan masing-masing" Ucapku sambil meminum jus mangga yang telah dipesan oleh Clarissa.

"Iya, ternyata waktu berputar cepet Sya. Untung aja gue kerja di kota yang sama buat lo kuliah. Kalau engga, kayaknya buat ketemuan aja kita gak bisa" Ucap Clarissa.

"By the way Ris, kalo libur lo sering pulang?" Tanyaku. Pulang  yang berarti pulang kerumah keluarga yang berada di kampung halaman.

"Males" Jawab Clarissa singkat. Benar memang, aku dan Clarissa mempunyai kesamaan soal keluarga yaitu sama-sama tidak bisa berlama-lama dirumah, pasti akan ribut dengan ibu kita masing-masing. Bedanya adalah semasa SMA aku tinggal dengan keluarga kandungku sementara Clarissa tinggal dengan keluarga tirinya, ayah kandungnya sibuk bekerja sementara ibu dan adik tirinya selalu mengomentari dan melarang apa yang Clarissa lakukan. Bahkan, pernah sewaktu kami SMA sekolah menyelenggarakan kegiatan studytour  dan ibu tirinya tidak mengizinkan Clarissa mengikuti kegiatan itu. Keterlaluan memang, sebab itu Clarissa bertekad jika lulus dari bangku SMA ia tidak akan tinggal bersama orang tua-nya lagi. Melainkan, mencari pekerjaan dan hidup mandiri. Dan lihatlah sekarang? Keinginannya terwujud. Walaupun pada awalnya, dia harus meminjam uang pada sepupunya untuk mencari sebuah kost yang akan dia tinggali di kota ini.

"Lo sendiri gimana Sya?" Kini giliran Clarissa yang bertanya padaku.

"Sama. Lo tau sendiri kan nyokap gue gimana?" Ucapku pada Clarissa.

"Iya. Gue ngerti, kalo lo pulang paling kayak dulu lagi serba salah." Ucap Clarissa. Clarissa memang mengetahui hal yang terjadi dalam hidupku, kalau diberi nilai sepertinya nilainya 99 karna terlalu banyak cerita yang sudah aku katakan pada Clarissa selama hidupku. Sebaliknya, aku juga mengetahui 99% kehidupan yang telah Clarissa jalani. Karena mempunyai masalah yang hampir sama aku dan Clarissa saling mengerti dan memberikan semangat satu sama lain.

"Udah ah melownya. Mending bahas percintaan lo aja. Lo gimana sama Andi? Masih langgeng?" Tanyaku.

"Udah putus. Andi gak bisa LDR-ran" Jawab Clarissa.

"Serius? Astaga. Sejak kapan Ris?" Tanyaku terkejut dengan jawaban Clarissa. Pasalnya, Clarissa dan Andi telah menjalani hubungan selama 2 tahun dan karena LDR mereka putus?

"Ya sejak gue pindah kesini lah Sya. Tapi, jangan khawatir gue udah punya pengganti Andi kok. Namanya Rama. Nah, lo kapan?" Tanya Clarissa padaku.

"Secepat itu? Gue gak yakin deh" Ucapku.

"Terserah deh mau percaya apa engga. Tapi, bentar lagi doi gue kayaknya bakal nyampe kesini. Nanti gue kenalin dia sama lo" Ucap Clarissa.

"Gila! Lo serius?" Tanyaku yang masih tidak percaya.

"Iya dodol, biasa aja kali kagetnya. Nah, lo udah punya belum?" Jawab Clarissa menjitak kepalaku.

"Hehe..." Balasku dengan cengiran yang pertanda belum.

"Udah gue kira. Sampai kapan sih? Jangan mau sendiri mulu" Ucap Clarissa.

"Gue gak ada waktu buat mikirin yang kayak gitu Ris. Apalagi, gue kan gendutss. Emang ada yang mau?" Tanyaku. Ya benar, dari segi fisik aku dan Clarissa memang mempunyai perbedaan yang sangat terlihat jelas. Aku mempunyai badan yang bisa dibilang besar, dengan berat dan 67 kg. Sementara, Clarissa mempunyai badan yang langsing ideal dengan berat badan yaitu 50 kg. Bedanya, aku lebih tinggi daripada Clarissa.

"Yaelah. Lagi-lagi fisik, fisik bukan masalah Sya. Selagi lo membuka hati pasti ada yang mau masuk kehati lo" Ucap Clarissa menasihatiku.

"Serahlah serah" Ucapku pasrah.

"Eh, itu Rama Syah" Ucap Clarissa menunjuk seorang laki-laki yang baru saja masuk kedalam cafe.

"Rama sini" Ucap Clarissa mengangkat tangannya agar laki-laki yang bernama Rama tersebut datang ke meja kami. Tetapi, semakin Rama berjalan mendekat kearah kami, aku bisa melihat bahwa Rama itu...

"Elo!" Ucapku dan Rama bersamaan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Vommentnya jangan lupa.

Nasya [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang