5

5.2K 503 134
                                    

Happy reading❤️

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

"Aduh bang Shaka kemana sih." Shelin masih mencari keberadaan Shaka yang tiba-tiba menghilang.

"Nah tu dia orangnya." Shelin melangkah mendekati sang kakak yang terlihat sedang melamun.

"Bang kok tinggalin Shelin sih!" kesal Shelin.

"Eh udah selesai Lin?" ucap Shaka.

"Menurut lo?!"

"Yaudah kita langsung balik aja." Shelin menahan tangan sang kakak membuat langkah Shaka terhenti.

"Kenapa lagi Lin?" bukannya menjawab tapi Shelin menarik tangan Shaka menuju sebuah restoran.

"Kakak cantik." Shaka tertegun melihat perempuan yang ada di hadapannya.

"Eh-" ucap Arsy, benar dia adalah Arsy.

Shaka menatap Arsy dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedangkan Arsy tertegun melihat Shaka bersama perempuan lain.

"Kita pulang Lin." ucap Shaka.

"Lah- gercep amat bang." ucap Shelin polos.

"Gue tunggu di mobil." Shaka berlalu dari tempat itu, ada rasa sesak ketika melihat wajah Arsy.

"Kakak cantik marahan sama bang Shaka ya?"

"Eh- lupa aku Shelin kembarannya bang Shaka." Arsy tersenyum ke arah Shelin.

Arsy terdiam sejenak mencoba mencerna perkataan Shelin. Pasalnya Arsy berpikir perempuan ini adalah pacar Shaka. Arsy menarik nafasnya sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan Shelin.

"Aku Arsy, temennya Ar" Arsy hanya menjawab pertanyaan kedua, perihal pertanyaan pertama ia memilih bungkam.

Ar? cieilah udah ada panggilan sayang nich, batin Shelin.

"Yaudah kakak cantik, calon adik ipar mau balik dulu ntar ditinggal sama bang Shaka." Arsy terkekeh melihat tingkah Shelin.

"Maaf Ar, mungkin kita memang ga ditakdirkan buat sama-sama." gumam Arsy.

----

"Shaka." ucap Rain.

"Masuk ma."

Rain melangkah ke dalam kamar Shaka dan duduk di sebelah putranya itu. Rain melihat ada yang berbeda dari anaknya, seperti memendam sesuatu.

"Jangan dipendam." Shaka tersenyum kecut mendengar penuturan sang ibu.

"Shaka terlalu buruk ya ma? Shaka ga pantes ya buat bahagia?"

"Semua orang pantes buat bahagia Ka, gitu juga dengan kamu." ucap Rain.

"Ma, kita ke papa ya? sekalian Shaka mau lupain masalah ini."

"Mungkin sekarang saat yang tepat untuk kembali kesana dan mengunjungi papa kamu." ucap Rain pada putranya.

"Shaka bakal urus penerbangan kesana ma." Rain mengangguk setuju.

"Kamu istirahat ya nak." Rain meninggalkan kamar Shaka.

Dilain tempat Arsy baru saja kembali ke rumah mendapati keluarga Adnan tengah duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum." semua atensi tertuju pada Arsy.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang