35

7.3K 603 234
                                    

Happy reading❤️

Update dadakan nih!

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, dah sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Nara terkejut mendapati Shelin berada di ambang pintu kamar Shaka. Sudah bisa dipastikan adik iparnya mendengar semua percakapan dirinya dengan Shaka.

"Shelin?"

"Nar- bener lo Shasa?" tanya Shelin ragu-ragu.

"Bukan Lin." tegas Nara.

"Terus bekas luka itu." Shelin menunjuk ke arah leher kakak iparnya.

"Sampai kapanpun gue tetep Nara dan ga akan jadi Shasa."

"Kenapa? karena kita dua orang yang berbeda." ucap Nara.

Shaka mendekat ke arah Nara dan memeluk wanita itu dengan erat.

Ia menangis di pelukan Nara karena ia masih menyangka bahwa Nara adalah Shasa.

"Jangan tinggalin aku Sha." lirih Shaka.

"Lepas Shaka! gue bukan Shasa, paham ga si?!" ucap Nara.

"Ga kamu itu Shasa! jangan bohong lagi." Shaka tetap teguh pada pendiriannya bahwa Shasa itu adalah istrinya saat ini.

"Lo salah orang Ka. Lepas! gue mau masak."

Shaka masih enggan untuk melepaskan pelukannya, ia sangat yakin bekas luka itu membuktikan bahwa Nara adalah Shasa.

Kini Arga berada di kantor miliknya lebih tepatnya ia berada di ruangannya dan pria itu tengah memikirkan apa Shasa benar-benar masih hidup atau tidak.

"Lili!" panggil Arga.

"Kenapa pak?"

"Bantu saya mencari perempuan yang bernama Shasa."

Sekretaris Arga akan merasa kesulitan dengan permintaan atasannya. Pasalnya di dunia ini tidak hanya satu orang yang bernama Shasa.

"Maaf pak, tapi nama lengkapnya siapa? sepertinya akan sulit untuk mencari jika hanya mengetahui nama panggilannya."

"Usahakan." dingin Arga.

"Baik pak."

Arga teringat bahwa Shasa juga bersekolah di tempat keponakannya. Itu artinya, ia lebih mudah mencari data tentang Shasa karena pemilik sekolah itu adalah Arga.

"Lili!"

"Astaghfirullah belum jadi duduk." gumam Lili sebelum melangkahkan kakinya menuju ruangan Arga.

"Kenapa?"

"Ikut dengan saya ke Pratama High School." ucap Arga.

"Baik pak."

Lili langsung menghubungi seseorang untuk menyiapkan mobil Arga di depan lobi kantor.

----

Adnan melangkahkan kakinya menuju makam Shasa, meski ia sedikit ragu dengan kematian Shasa tapi ia rutin mengunjungi makam kekasihnya.

"Aku masih yakin kamu belum pergi." lirih Adnan.

"Tapi aku juga ga mau terlalu berharap kamu masih ada."

Setelah selesai mengunjungi makam Shasa, ia memutuskan untuk mencari informasi tentang kekasihnya itu.

"Kalo ga salah ada barang Shasa di apart gue." gumam Adnan.

Pria itu langsung melajukan mobilnya menuju apartemennya dimana ia tinggal ketika sekolah menengah atas.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang