8

4.3K 495 89
                                    

Happy reading❤️

Wah kita update dadakkan ini ceritanya xixixi

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Nara langsung mengendarai mobilnya menuju lokasi dimana Shelin mengalami kecelakaan. Sesampainya disana, ia melihat seseorang yang mencurigakan dan Nara langsung menghampirinya.

"Pengecut." ucap Nara dengan nada sinis.

"Wow bidadarinya Shaka udah dateng." ucap pria berpakaian serba hitam itu.

"Banyak bacot lo!" ucapan Nara berhasil memancing emosi pria itu.

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Nara dan tamparan itu berhasil membuat sudut bibir Nara mengeluarkan darah.

Nara masih diam tak membalas perbuatan pria yang ada di hadapannya itu.

"Kenapa diam? takut?" ucap pria itu dengan nada mengejek.

"Darah harus dibalas dengan darah bukan?" dingin Nara.

"Bawa dia!" perintah Nara pada anak buahnya yang sedari tadi bersembunyi.

"Lepasin gue bangsat!" ucap pria itu.

"Nanti kita main bunuh-bunuhan ya? kayanya asik tuh." ucap Nara.

Nara mengode anak buahnya untuk membawa pria itu menuju markasnya. Namun semuanya tak menyadari bahwa pria itu sudah mengeluarkan pisau untuk menyerang Nara.

Sret

"Bos!" pisau itu berhasil menusuk tepat di perut Nara.

"Gue gapapa, bawa aja dia ke markas." perintah Nara.

"Tapi-"

"Bawa dia ke markas! gue bisa ngobatin diri gue sendiri." potong Nara.

Mau tak mau anak buah Nara harus menuruti perintah atasannya. Setelah kepergian anak buahnya, Nara melihat ke arah perutnya yang masih mengeluarkan darah.

"Akh sakit juga ya." ucap Nara.

Ia memegangi perutnya dan berjalan menuju mobilnya dan menuju ke rumah sakit terdekat.

"Permisi sus, ada pasien atas nama Arshelina Marvelino Pratama?"

"Sebentar- itu perut anda berdarah!" perawat itu kaget melihat wajah pucat Nara serta baju putihnya yang ternodai dengan darah.

"Dokter! ini ada pasien!" perawat itu sangat panik.

"Santai sus, saya nyari temen saya bukan dokter." ucap Nara.

"Tapi perut-"

"Arshelina Marvelino Pratama ada dikamar mana?" tanya Nara dengan nada dingin.

"Kamar-"

"Lo." Nara mendengar suara seseorang yang dikenalinya dan ternyata dia adalah Shaka.

"Shelin gimana Ka?" ucap Nara.

"Punya muka berapa lo? sampai berani dateng kesini?" dingin Shaka.

"Maksud-"

"Ini apa? lo ada di lokasi kejadian tempat Shelin kecelakaan!" Shaka menunjukkan foto yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal.

"Ka-"

"Apa?! mau ngehindar lagi lo." bentak Shaka.

Nara menggelengkan kepalanya, tubuhnya semakin melemah karena darah diperutnya belum diobati.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang