27

4.5K 552 214
                                    

Happy reading❤️

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, dah sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Tidur Shaka terusik kala sinar matahari pagi menyusup ke dalam kamarnya. Ia memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing.

"Arsy? kamu dimana sayang?!" panggil Shaka.

"Kok ga ada jawaban." gumam Shaka.

Ia memutuskan untuk mandi dan memeriksa keberadaan Arsy setelahnya.

Hanya memakan waktu sepuluh menit Shaka sudah selesai dengan acara mandinya.

Shaka yang baru saja keluar dari kamarnya mencium aroma makanan dari arah dapur.

"Nara." aktivitas Nara terhenti ketika mendengar suara Shaka.

Anjir titisan dakjal udah bangun- astaghfirullah ga boleh gitu Nara, batin Nara.

"Lo butuh sesuatu Ka?" tanya Nara.

"Arsy mana?"

"Gue juga ga tau dimana Arsy sekarang." ucap Nara.

Setelah mendengar jawaban Nara yang tak memuaskan itu, Shaka berlalu begitu saja dari hadapan Nara.

"Ka ga sarapan dulu?" tawar Nara.

"Gue cuma makan masakan Arsy." setelah itu Shaka benar-benar berlalu dari hadapan Shaka.

"Idih gengsi amat jadi manusia. Cobain dulu kek ntar pasti ketagihan." gumam Nara.

Tak berselang lama setelah kepergian Shaka, ia membukakan pintu apartemen karena ada yang memencet bel.

"Benar ini unit apartemen bapak Arshaka Marvellino Pratama?"

"Benar pak." jawab Nara.

"Ini bu ada surat untuk pak Shaka. Kalau begitu saya langsung pamit ya."

"Baik terimakasih pak."

Nara membawa surat itu ke ruang kerja Shaka, ia sangat yakin laki-laki itu berada disana.

Tok tok

"Masuk." titah Shaka.

"Permisi Ka-"

"Gue bilang gue ga makan masakan lo." dingin Shaka.

"Gue cuma mau nganterin ini, tadi ada kurir yang ngasih ini katanya buat lo." Nara memberikan map itu pada Shaka.

Rahang Shaka mengeras kala membaca isi dari map itu. Surat perceraian dari Arsy sudah sampai di tangan Shaka.

"Lo gapapa-"

"SEMUANYA GARA-GARA LO." tunjuk Shaka pada Nara.

Shaka mendekat ke arah Nara dan melemparkan surat perceraiannya dengan Arsy ke wajah Nara.

"ARSY CERAIN GUE BANGSAT." murka Shaka.

"Lo tenang dulu Ka." bukannya tenang Shaka semakin murka.

Shaka mendorong tubuh Nara hingga terbentur ke dinding. Nara meringis kesakitan kala punggungnya mengenai dinding ruang kerja Shaka.

"Gue bakal bikin hidup lo menderita NARA!" Nara masih diam tak melawan.

"GUE BENCI LO! GUE BENCI ANAK SIALAN ITU!" sekuat tenaga Nara mendorong Shaka namun nihil.

Mau tidak mau Nara harus melakukan sesuatu agar bisa terlepas dari Shaka.

"Shaka- lepas."

"Lepas? LEPAS LO BILANG?!"

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang