36

6.4K 555 103
                                    

Happy reading❤️

Berhubung udah hari Minggu kita up sekarang aja. Tim yang masih bangun silahkan dibaca!

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, dah sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Arsy baru saja selesai melaksanakan aktivitas bebersihnya a.k.a mandi dan sebagainya. Ia menggunakan pakaian rapi walaupun modelnya sederhana tapi terlihat anggun di tubuhnya.

Ceklek

"Bang Azka." Azka melangkah mendekati sang adik yang tengah duduk di hadapan meja riasnya.

"Kamu yakin akan kembali ke kantor?" Arsy kembali mengangguk.

Sejujurnya Arsy tau apa yang selama ini dikhawatirkan keluarganya. Tapi ia merasa jika ini sudah waktunya untuk mengembalikan semua pada tempatnya.

"Jangan khawatir tentang masa lalu. Karena semuanya akan kembali pada tempatnya." Arsy tersenyum ke arah Azka.

"Sha-"

"Semua tentang perempuan itu udah ga ada, aku adalah Arsyla." potong Arsy.

"Tapi orang-orang ga tau-"

"Karena kejadian itu aku harus operasi berkali-kali hingga wajah aku kembali utuh." Arsy sedikit meringis ketika mengingat kejadian paling menyakitkan di hidupnya.

"Adnan? apa kamu masih mencintai dia?" Arsy mengangguk mantap.

"Ga bakal ada yang berubah meski dia ga tau siapa aku. Yaudah aku harus siap-siap ke kantor." ucap Arsy mengakhiri pembicaraan.

"Terkait Shaka? bukannya kamu suka sama dia?" Azka menahan tangan sang adik.

"Bang Azka belum tau? dia Marvel." Azka terkejut mendengar nama itu.

Seketika keadaan berubah menjadi hening, tidak ada suara yang terdengar setelah nama Marvel disebutkan oleh Arsy.

"Kamu tau darimana?" ucap Azka.

"Sekretaris aku. Aku mau pergi dulu ya bang, assalamualaikum." Arsy bangkit dari duduknya dan melewati sang kakak.

"Waalaikumsalam." Azka masih memikirkan tentang Marvel yang tak lain adalah salah seorang yang menyebabkan adiknya menderita kala itu.

Arsy menuruni anak tangga dengan cepat karena ia harus ke kantor saat ini juga.

Ia terkejut ketika mendengar suara bariton milik Adnan memanggil namanya.

"Arsy." ucap Adnan.

"Bang Adnan." jawab Arsy.

"Kemana? tumben siang-siang gini udah rapi. Mau dianterin?" Arsy mengangguk setuju.

"Yaudah yuk." ucap Adnan.

Adnan tak menyadari dompetnya terjatuh di sofa, namun Arsy menyadari hal itu. Ia mengambil dompet milik Adnan dan membukanya.

Foto yang pertama dilihatnya adalah foto dirinya dengan Adnan yang masih menggunakan baju putih abu-abu.

Adnan saat itu berada pada kelas tiga sedangkan ia baru masuk sekolah menengah atas.

Kamu masih simpen foto ini, batin Arsy.

Arsy melangkahkan kakinya menyusul keberadaan Adnan, ia menyodorkan dompet milik pria itu pada pemiliknya.

"Pantesan aku cariin ga ada." ucap Adnan.

Mobil milik Adnan melaju menuju kantor keluarga Afsheen. Setelah menempuh perjalanan yang tak begitu lama, akhirnya keduanya sampai di tujuan.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang