WARNING⚠️⚠️
PLAGIAT JANGAN MENDEKAT LEBIH BAIK SEGERA MINGGAT🙏🙏
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA
Arshaka Marvelino Pratama memiliki sifat dingin dan mudah marah. Setiap kali emosinya memuncak ia akan mendatangi club untuk melepaskan kemarahannya. Na...
Gais udah selesai ternyata, jadi author up sekarang aja ya.
Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya
••••
Pagi ini Shaka harus menghadiri rapat di kantornya. Namun rekan bisnisnya mengalami macet, alhasil Shaka harus menunggu.
Shaka merasa bosan karena menunggu dan memutuskan untuk menghubungi Arsy.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kira-kira begitulah isi pesan Shaka dan Arsy pada pagi hari ini.
Shaka masih senyum-senyum sendiri melihat layar ponselnya. Sampai-sampai ia tak menyadari semua orang sudah siap untuk memulai rapat.
"Senyum mulu pak, ini kapan dimulai?" Shaka yang mendengar itu langsung mematikan ponselnya.
----
Hari ini Arsy berencana mengunjungi butik untuk mencari gaun pernikahan ditemani Alma dan Vanya.
Sembari menunggu kedatangan Vanya, Arsy memutuskan untuk mengerjakan beberapa tugas kuliahnya.
Ting
Ponsel Arsy berbunyi membuat atensinya teralihkan. Senyum di bibir Arsy perlahan terbit ketika melihat siapa pengirim pesan itu.
Setelah membalas pesan-pesan dari Shaka, Arsy segera bersiap-siap karena Vanya sudah sampai di rumahnya.
Setelah selesai bersiap-siap, Arsy langsung menghampiri Alma dan Vanya.
"Yaudah kita berangkat sekarang aja." ucap Alma.
Vanya melajukan mobilnya menuju butik milik salah satu rekan bisnisnya. Sekitar 25 menit mereka sudah sampai di tujuan.
Arsy terkagum melihat gaun-gaun pernikahan yang terpajang di butik itu. Sebenarnya Vanya sudah memilihkan sebuah gaun untuk Arsy.
Vanya meminta petugas butik untuk membantu Arsy mencoba gaunnya.Alma dan Vanya menunggu Arsy yang tengah mencoba gaun pernikahannya.
Tak begitu lama, tirai terbuka menampakkan Arsy yang sangat cantik dengan gaun putihnya.
"Cantik." serempak Alma dan Vanya membuat Arsy tersipu malu.
"Saya ambil yang ini ya." ucap Vanya.
Setelah membayar gaun pernikahan ketiganya beralih untuk mencari cincin pernikahan, akan tetapi Shaka tidak bisa ikut karena sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Dilain tempat, karena Nara merasa bosan tinggal di apartemen sendirian. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan, saat ingin pergi ada sebuah kiriman paket untuk Nara, ternyata itu sebuah gaun.
