28

4.3K 531 172
                                    

Happy reading❤️

Update dadakan ni gaiss! ga jadi malem sekarang aja ya

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, dah sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Setelah menghabiskan waktu bersama, Rafael memutuskan untuk mengantar Nara kembali ke apartemen Shaka.

Selama perjalanan pulang Nara tertidur, wajahnya tampak lelah. Setelah sampai di depan gedung apartemen Shaka.

Ia tak tega membangunkan Nara karena wanita itu sangat nyenyak dalam tidurnya. Rafael mengamati wajah Nara yang mulai chubby karena mengandung.

"Kenapa kita sulit banget buat bersatu ya?" ucap Rafael.

Tidur Nara terusik kala Rafael mengusap lembut kepalanya. Perlahan kedua kelopak mata milik Nara terbuka.

"Dimana?" tanya Nara.

"Udah sampe."

"Kok ga dibangunin?" heran Nara.

"Kamu nyenyak banget tidurnya." Nara hanya menghela nafas mendengar jawaban Rafael.

"Yaudah aku masuk dulu. Makasih buat hari ini El." saat ingin keluar dari mobil tangan Nara dicekal oleh Rafael.

"Kamu masih inget ucapan aku di rumah pohon tadi?" Nara kembali menatap mata Rafael.

"El dengerin aku. Mustahil aku meninggalkan Tuhan aku dan aku ga mau kamu meninggalkan Tuhan kamu demi aku. Kita masih bisa sahabatan El."

"Kamu juga tau hati aku untuk siapa. Jadi berhenti nyakitin diri kamu dengan berharap ke aku."

"Tapi aku bisa belajar-"

"Kita beda El. Jangan dipaksain, aku duluan Shaka udah nunggu." ucap Nara.

Rafael menatap nanar kepergian Nara, tak sedikitpun matanya teralih hingga punggung Nara tak terlihat lagi olehnya.

----

Arsy menemui Shelin di salah satu cafe ternama di kota itu. Ada rasa canggung yang menyelimuti keduanya setelah berita perceraian Shaka dan Arsy tersebar di keluarga Shaka.

"Shelin."

"Kak Arsy, duduk kak." ucap Shelin.

"Maaf-"

"Ga ada yang perlu minta maaf, ini udah keputusan kak Arsy. Maafin bang Shaka kalo dia belum bisa menjadi suami yang baik untuk kakak."

"Shaka sudah sangat baik dengan kakak. Mungkin memang kami ditakdirkan sampai disini aja." Arsy menahan air matanya agar tak jatuh.

"Apapun alasan kak Arsy, Shelin yakin kalo kakak udah mikirin ini jauh-jauh hari."

"Setelah ini apakah kamu membenci aku?" tanya Arsy.

"Loh buat apa? kakak tetep kakak aku." Arsy memeluk Shelin erat, ia sudah menganggap Shelin seperti adik kandungnya sendiri.

"Aku ga nyangka secepat ini." ucap Arsy.

"Kakak juga ga nyangka kalo besok pagi adalah persidangan kakak dengan Shaka." mata Arsy sudah mulai berkaca-kaca.

"Semuanya bakal baik-baik aja." ucap Arsy, ia memeluk Shelin lebih erat.

Pintu apartemen Shaka terbuka, belum beberapa langkah Nara sudah dikejutkan dengan kehadiran Shaka.

"Dibayar berapa hari ini?" sindir Shaka.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang