29

4.4K 555 237
                                    

Happy reading❤️

Happy weekend all!

Update hari minggu dimajuin jadi malem minggu ini ya

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, dah sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Shaka pulang ke apartemen dalam keadaan yang sangat buruk. Pikirannya masih tertuju pada wanita yang baru saja menjadi mantan istrinya.

"Gue harus dapetin Arsy lagi." gumam Shaka.

Ketika pria itu memasuki apartemen miliknya, hal pertama yang dilihatnya adalah Nara tengah tertidur di depan tv yang masih menyala.

Ia melangkah mendekati Nara yang masih setia memejamkan matanya. Sedangkan wanita itu merasa terganggu ketika Shaka menyelipkan anak rambut miliknya.

"Shaka." ucap Nara.

Pria itu langsung mengubah posisinya ketika kesadaran Nara sudah kembali.

"Lo udah makan?" tanya Shaka tiba-tiba.

"Hah?"

"Udah makan?"

"Ntar lagi gue nyari makan." jawab Nara.

"Yaudah biar gue temenin."

"Gue bisa sendiri." Shaka menatap Nara tak percaya, wanita ini benar-benar dingin padanya.

Nara merasa canggung jika harus berdekatan dengan Shaka, ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

Baru selangkah tangannya sudah dicekal oleh Shaka. Nara memberikan tatapan seolah bertanya mengapa Shaka menahannya.

"Lo beneran mau bantuin gue dapetin Arsy lagi kan Nar?" Shaka menatap Nara penuh harap.

Bego lo Nar! di otak sama hati Shaka cuma ada Arsy. Jangan berharap Nar, batin Nara.

"Pasti." Nara berusaha tersenyum di hadapan Shaka.

"Kalo boleh gue tau, kenapa lo mau nolongin gue?"

"Semakin cepat Arsy kembali, semakin cepat gue pergi dari hidup lo." Shaka melepas cekalan tangan Nara.

"Semoga lo nemuin laki-laki baik yang jauh lebih pantes buat bayi lo." Shaka benar-benar tidak peka akan perasaan Nara padanya.

"Gue juga ga mau anak gue tau ayahnya adalah orang terbrengsek di dunia ini." Nara sudah tak tahan lagi, ia memutuskan untuk masuk ke kamar Shaka.

"Gue izin ke kamar buat siap-siap mau pergi." izin Nara sebelum memasuki kamar Shaka.

Emosi Nara menjadi berubah-rubah semenjak mengandung. Ia menjadi cengeng dibandingkan sebelumnya. Seperti saat ini, ia sudah menangis di kamar Shaka.

"Nar lo ga pantes tangisin Shaka." gumamnya.

"Kenapa harus nangisin orang brengsek itu sih!" Nara mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya.

Ia berusaha menenangkan dirinya. Nara menggunakan sedikit polesan di wajahnya agar tak terlihat bahwa ia menangis.

Ceklek

"Mau gue anter?" tanya Shaka.

"Gue bisa sendiri."

Langkah Nara kembali terhenti saat Shaka mencekal pergelangan tangannya.

"Ini udah malem Nar."

"Boleh gue minta satu hal?" tanya Nara.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang