32

8.3K 625 122
                                    

Happy reading❤️

Yuhuu semua, author hadir lagi sama update dadakannya! masih pada bangun? cus baca!

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, dah sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Raut wajah Rafael menunjukkan kekhawatiran yang begitu besar terhadap Nara.

Kini Nara sedang ditangani oleh dokter yang ada di rumah sakit setempat.

Akan tetapi, kasus yang dialami Nara membutuhkan dokter khusus di bidangnya.

Mereka sudah menghubungi dokter kandungan untuk datang ke rumah sakit dan menangani Nara lebih lanjut.

Allita baru saja selesai mengerjakan pekerjaannya, matanya terpaku ketika melihat wajah yang tak asing baginya.

"Nara." Allita berjalan ke arah ruangan IGD namun tiba-tiba tangannya dicekal.

"Kamu udah selesaikan?" tanya Fatih.

"Nara- itu Nara disana." pandangan Fatih teralih pada ruang IGD yang masih terbuka.

Fatih menggenggam tangan Allita dan berjalan mendekati ruang itu.

"Rafael." ucap Fatih.

"Om-"

"Dokter Veli! disini!" ucap perawat.

"Bagaimana pasiennya?" tanya dokter Veli, ia masih belum tau jika yang ada di ruangan itu adalah putrinya.

"Pendarahannya cukup parah dok."

Langkah Veli terhenti ketika melihat orang-orang yang dikenalinya, perasaannya semakin tidak karuan.

Apa benar prasangkanya jika yang ada di dalam ruangan itu adalah putrinya? ia masih mencoba untuk berpikir positif.

"Veli tolong selamatin Nara dan bayinya." ucap Fatih.

Deg

Dokter Veli tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, ia langsung berlari ke dalam ruangan itu untuk menangani putrinya.

"Sayang kenapa bisa gini?" Nara masih bisa tersenyum melihat kehadiran bundanya.

"Tolong selamatin bayi Nara." lirih wanita hamil itu.

Arga dan Vanya juga sudah menuju rumah sakit, mereka mendengar berita Nara dari Rafael.

Tak berselang lama Shelin juga menyusul. Saat ini semuanya menunggu hasil pemeriksaan Nara.

Shaka melangkah masuk ke dalam rumah sakit dimana Nara ditangani. Ia juga melihat banyak orang disana.

Perasaan bersalah kembali menghantui dirinya. Ia benar-benar lepas kontrol waktu itu.

Mata Rafael menangkap kehadiran Shaka. Hal itu berhasil menyulut emosinya, sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan Raihan lebih dulu menahan Rafael.

Plak

Tamparan Shelin langsung mengenai wajah tampan Shaka. Tentu saja semua orang yang ada disana terdiam melihat keduanya.

"Bego lo!" sarkas Shelin.

"Kenapa bang? lo gila ha!" Shaka hanya diam karena ia juga tak berniat membela dirinya.

"Coba lo bayangin gue yang digituin, SAKIT GA? MARAH GA?!" ucap Shelin.

"Shelin udah." ucap Raihan.

"Gue benci sama lo bang! gue BENCI!" Vanya menarik Shelin sebelum perempuan itu semakin menjadi-jadi.

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang