6

4.6K 507 130
                                    

Happy reading❤️

Maaf buat kalian nunggu ya dan thank u yang udah setia nungguin

Hai author balik lagi dengan chapter baru nih, sana buruan baca jangan lupa juga buat vote and commentnya

••••

Arsy masih setia berdiam diri di kamarnya, kepergian Shaka berhasil membuatnya merasa kehilangan seseorang yang bisa dikatakan berharga baginya.

"Arsy makan dulu nak." Alma mengetuk pintu kamar putrinya namun tak ada jawaban.

"Biar papa aja." ucap Abhizar.

Ketika Abhizar membuka kamar putrinya ternyata kamar itu tidak terkunci. Abhizar mendapati Arsy sedang melamun di balkon kamarnya dan ia melangkah mendekati putrinya itu.

"Maafin papa Sy."

"Arsy, papa juga ga nyangka Adnan seperti itu nak."

"Semuanya juga udah terjadi pa." jawab Arsy tanpa menoleh ke arah sang ayah.

"Papa memilih Adnan karena dia paham agama, tapi-"

"Paham agama bukan satu-satunya parameter dalam menentukan sifat seseorang pa." potong Arsy.

Abhizar menghela nafasnya, memang ada benarnya bahwa yang brengsek belum tentu buruk dan yang terlihat baik belum tentu sepenuhnya baik.

"Bagaimana dengan dia?" Arsy mengerutkan dahinya.

"Laki-laki yang mau memperjuangkan kamu."

"Dia udah pergi."

"Kalau berjodoh pasti akan bersatu." Abhizar mengusap puncak kepala putrinya.

----

"Udah siap?"

"Udah kak, berangkat sekarang yuk." ucap Dira.

Mereka berencana mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Al yang bertempat di pemakaman keluarga besar Pratama. Mereka juga ingin mengunjungi makam Keenan dan Ika yang juga berada disana.

Keenan dan Ika mengalami kecelakaan beruntun beberapa tahun setelah kepergian Al, hal itu membuat keduanya meninggal di tempat.

"Anty Dira kok trio bocil kaga ikut?" tanya Shelin.

"Jangan ngadi-ngadi deh bisa-bisa mereka ngerusuh di pemakaman, ntar gue yang malu." Shelin mengangguk paham.

"Daddy Zayn masih lama ga?" celetuk Shelin.

"Heh kaga ada ye manggil mas Zayn pake daddy-daddyan segala."

"Lah kenapa emang?" ucap Shelin membela diri.

"Ga boleh Marpuah, dia kan suami gue." ucap Dira.

"Shelin jadi istri ke dua sabi dong." Dira menatap Shelin tajam sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.

"Shelin!"

"Udah sayang." ucapan Zayn berhasil membuat pipi Dira memerah.

"Hua mama pengen nikah!" ucap Shelin histeris.

"Ni bocah ngerusak suasana." gumam Dira.

Tak terasa mereka sudah sampai di pemakaman keluarga. Pertama, mereka mengunjungi makam Keenan dan Ika. Setelah itu baru mengunjungi makam Al.

Air mata Rain tak dapat dibendung melihat nisan yang bertuliskan Altair Verdinan Pratama. Rain mengusap nisan mendiang suaminya itu.

"Aku kangen mas, kamu disana apa kabar?"

ARSHAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang