Chapter 1

55 10 3
                                    

BAGIAN 1
(Murid pindahan)

Brakk!!

Suara pintu terbuka dengan keras membuat penghuni kelas menatap cepat ke arah sumber suara.

"Bangke, kirain ada guru!" celetuk gadis dengan cermin di tangannya.

Mereka yang semula hendak duduk manis, mendadak mengurungkan niat nya dan embali sibuk dengan aktivitas nya sendiri.

Ada yang Tik-tok an di pojokan,
ada yang bermain ponsel dengan layar miring, ada yang sedang bucin, bermain model-modelan dan lain-lain.

Pokoknya kelas 11 IPA 4 ini terlihat absurd.

"Woy! Gue ada berita penting nih, kok di kacangin, sih?" celetuk orang yang baru saja mendobrak pintu.

"Berita apasih, Sil? Palingan juga berita yang gak penting terus lo bilang hot," ucap seorang cowok yang sedang mendandani wajah nya untuk kontes model.

Sisil terlihat mendengus sambil melipat tangan di depan dada, ngambek karena mereka malah acuh padanya.

"Ini penting tau," ucap Sisil sambil berjalan ke bangkunya yang di huni oleh gadis yang sedang menelungkupkan wajah di meja,
Mendengar musik.

"Apa dah?" tanya cewek yang sedang menghapus papan tulis yang sudah bersih, Katanya sih biar gak nganggur.

"Hari ini ada ulangan fisika," ucap Sisil tenang sambil duduk di bangku nya.

Satu

Dua

Tiga

"Apa?!!"

"Good" batin Sisil sudah menduga.

Mereka itu otaknya suka nge-lag,
jadi butuh waktu beberapa detik untuk mencerna informasi.

"Kok Lo gak bilang sih?!" ucap gadis yang tadi sibuk dengan cermin dan alat touch-up nya.

Sisil menatap nya malas, dengan wajah ngajak gelud. "kan gue udah bilang kalo ini penting!"

Mereka mendadak menggerubungi Sisil, lain dengan si beberapa cowok dengan ponsel miring yang hanya melirik sekilas, dan lanjut memainkan ponsel.

"Lo yakin, Sil?"

"Gak nipu kita, kan?"

"Soalnya apa, Sil?

"Lo udah buat contekan, Sil?"

Sisil jadi pusing sendiri mendengarnya.

"Aduh! Kalian, nih. Bisa diem atau nggak?" teriak Sisil sambil memegangi kepala nya frustasi.

"Nggak" sahut mereka Polos.

Sisil mengusap dada, menahan sabar dan umpatan halus yang hampir keluar dari bibir nya.

"Guys, kalian gak lupa kan kalo kita itu punya kunci jawaban?" tanya Sisil sambil melirik seseorang yang sedang membaca buku di barisan depan.

"Nggak lupa, kan?" tanya Sisil penuh arti sambil tersenyum licik.

Mereka saling pandang dan beroh ria kencang.

Lalu tak lama menuju ke meja barisan depan, tepat di depan papan tulis.

"Siti cantik bagi jawaban, dong!" teriak mereka kompak dengan nada di imut-imutkan.

Siti yang semula anteng membaca buku, menatap malas mereka.

"Apaansi? Kalian tuh gak pernah berusaha sendiri, ya? Maunya yang instan terus, gimana Indonesia mau maju kalo muridnya kaya gini?"oceh Siti terdengar kesal.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang