Chapter 62

4 4 0
                                    


BAGIAN 62
(Seorang Mama dan Putri nya)

"Mama gapapa?" tanya Axcel setelah melepaskan Pelukannya. Pandangannya mengedar, menatap seisi kamar yang berantakan Dengan berbagai alat untuk bunuh diri.

Setelah melihat sang Mama menggeleng dengan tangan mengusap air mata, Axcel menegakkan tubuh lalu berjalan mengelilingi kamar.

Di pintu Balkon, ada kursi dan sebuah tali tambang yang menggantung. Axcel menyingkirkan kursinya, berjalan keluar balkon lalu melihat pembatas nya sengaja di buka, mata Axcel melirik pada pisau tajam yang tergeletak di dekat pot bunga.

"Hati Mama ... Itu yang terluka."

Axcel mengepalkan tangan di sisi tubuh nya. Dia juga bisa melihat adanya obat pil berjumlah banyak lalu racun. Iya racun. Se-niat itu Mama nya ingin bunuh diri.

Miris.

Itu yang di rasakan Axcel. Tidak pernah dirinya mengira jika sang Mama akan senekat ini.

"Axcel ... Kamu pasti kecewa sekali Sama Mama."

Axcel perlahan menoleh, menemukan air mata yang kembali mengalir dari matanya.

Seketika Axcel merasa tertampar.

Nyatanya ... Ada yang lebih hancur dari dia, Mamanya sendiri.

Gadis itu berjalan mendekat, duduk di depan Mamanya yang juga dalam posisi itu lalu menggenggam tangannya.

"Ma .."

"Mama salah Axcel. Mama membenci orang yang salah."

Axcel memejamkan matanya, merasakan sudut hatinya yang terluka saat mendengar ucapan itu. Ucapan yang membuat dia ingat dengan kebodohan nya.

"Axcel tau Ma .."

"Papa kamu ... Mama cinta sama dia. Apapun yang terjadi, gak pernah ada yang membuat Mama berhenti mencintai dia."

Sambil terus berbicara, Axcel memeluk Mamanya, memberi sebuah kekuatan untuk segala kerapuhan orang yang telah melahirkannya itu.

"Sampai waktu Mama Mergokin dia selingkuh sama perempuan lain. Kamu tau, nak? Hati Mama hancur."

"Sejak saat itu Mama putusin untuk melampiaskan itu ke pekerjaan, niat awal yang hendak ke kubur kembali muncul karena Teringat rasa sakit itu," ucap Nia dengan nada sedikit terbata karena menangis.

Sejenak, tangis Nia Makin pecah, Axcel mengusap punggungnya sambil menahan Isakan nya sendiri.

Tapi Nia Masih ingin berbicara, dengan air mata dan suara bergetar.

"Sampai lupa jika Putri Mama terlantar ... Sampai sikap dia menjadi berubah."

"Ma .." Axcel memanggil Namanya dengan suara lirih.

"Kamu tidak pernah salah Axcel. Ini semua karena keegoisan Mama sendiri."

"Mama ..."

"Mama juga gak tau kalo Papa kamu menyembunyikan ini. Membuat Skandal ini agar semua rencana yang menurut dia terbaik itu berhasil."

Ruangan itu di isi dengan tangisan kedua perempuan berbeda generasi namun se-ikatan itu.

Nia dengan segala rasa menyesalnya, dan Axcel dengan segala rasa sakit di hatinya.

"Maaf sayang," ucap Nia mendekap lebih erat tubuh Rapuh anaknya, bibirnya mencium Kepala Anak Cantiknya itu dengan lembut dan sayang.

"Mama salah. Mama untuk keegoisan Mama. Maaf untuk semuanya."

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang